MBC 23

55 5 0
                                    

Alvarendra melangkahkan kakinya menuju sebuah gedung tua dengan diikuti ketiga temannya. Matanya menyorot depan tanpa diperbolehkan menoleh.

Pintu seketika terbuka saat mata Alvarendra sedikit menajam. Diruangan yang sangat luas karena memang gedung itu tidak menyimpan barang tak guna.

Naik ke atas tangga dan menghiraukan kehebohan orang orang yang menyambut kedatangannya. Alvarendra tak diikuti temannya setelah masuk.

Tanganya terulur mengetuk satu kali sebelum membuka pintu. "Ada perlu apa kau datang kemari nak?"

Seorang laki laki paruh baya bertanya namun tidak mengalihkan tatapannya dari lembaran yang sedang ditandatangani. "Aku ingin keluar dari dunia alam bawah beserta ke tiga teman ku. Semua tujuan ku telah selesai dan aku juga sudah menyelesaikan tugas ku."

"Apa kau nyakin? Tak menyesal? Kau tahu kan kalau sudah keluar tidak akan pernah bisa masuk bahkan kau akan disuntik penghilang ingatan agar tidak ada yang berkianat," bebernya meletakkan bolpoin lalu menghampiri Alvarendra yang masih bingung dengan pilihan.

"Tapi aku sudah capek menjadi buron beberapa tahun dan sekarang masalah itu juga sudah selesai. Itupun penutup penyelesaian masalah dari ku dan teman teman ku juga," Alvarendra menatap gelapnya malam lewat kaca besar yang membentang itu.

"Apakah ini hanya kontrak kerja bagi mu?  Kita kenal bukan tentang berapa minggu tapi tahun. Aku memberi mu tugas paling sedikit dari yang lain termasuk ketiga teman mu karena bagi ku, kau istimewa."

"Kau paling dekat dengan ku, kau paling penurut dengan ku, kau paling tidak bisa marah dengan ku, kau paling paling paling daripada yang lain. Bahkan tubuh mu paling cantik dari yang lain," imbuhnya dengan akhiran godaan kecil.

"Ayah jangan mengakatakan aku cantik!" Rengek Alvarendra merengut kesal namun dia malah mendekat lalu menyuyel pipi Alvarendra dengan lima jari besarnya.

"Tapi itu kenyataannya sayang. Sudah sana jangan pernah berangapan jika kau bisa keluar dari dunia bawah ini. Ayah tidak punya siapa siapa selain kau, hanya kau yang ayah percaya daripada yang lain."

Delio Xadra Pratama adalah ayah angkat dari Alvarendra. Mereka bertemu saat Delio bersembunyi dari kejaran salah satu musuhnya. Sebenarnya mudah baginya menumbangkannya, tapi Delio masih sadar jika ini di kota.

Tidak hanya itu. Mungkin saat Delio pergi Alvarendra mengikutinya hingga sampai di markas gedung tua. Bahkan Alvarendra berani masuk dengan satu delikan matanya. Ini membuatnya terheran kenapa anak itu bisa masuk begitu mudah.

Namun keheranan itu menghilang saat Delio begitu nyaman dekat dengan Alvarendra. Tubuhnya memang belum sekekar sekarang tapi Alvarendra memiliki wajah cute dan cantik versi laki laki.

Wajah tenang yang begitu candu dimemori otaknya itu membuatnya ingin mengangkat Alvarendra sebagai orang tua keduanya. Awalnya Alvarendra menolak karena mengetahui dunia bawah namun semakin Delio mengarahkan baik baik, akhirnya Alvarendra mau.

"Ayah begitu sayang dengan ku? Padahal aku hanya anak angkat mu," ujar Alvarendra menatap iris mata hitam gelap Delio.

"Tidak ada seorang ayah yang tidak menyayangi putranya sendiri sekalipun ayahnya dibuat gedek sama anak. Dan sudah berapa kali ayah bilang jangan menyebut mu dengan anak angkat. Ayah tak suka seolah kau belum ikhlas ku angkat anak," jelas Delio pura pura kesal dilihat memalingkan wajahnya.

"Ayah jangan marah seperti anak gadis. Baiklah aku tidak akan  mengungkit hal itu lagi, mungkin." Kekeh Alvarendra cekikian kecil.

"Ayah yang terbaik. Ayah beda dengan ayah Algrio, dia selalu saja mengejek ku sedangkan Ayah Delio selalu mengalah dan lebih menyayangi ku," imbuh Alvarendra memeluk tubuh yang masih berdiri tegak, gagah dan macho.

My Boyfriend Cute [Tamat]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें