MBC 19

62 6 0
                                    

Happy_Reading

Tidak ada yang berbeda dari masion megah milik pria yang akan meminang gadis cantik, seperti Meila. Hanya ada berkas penting yang perlu ditanda tangani setelah menikah.

Didepan penghulu Leonard sudah siap dengan setelan baju biasanya, ya baju jas orang kantoran. Tangannya sudah bersautan dengan penghulu untuk mengucap ijab kabul dengan dua saksi dikanan kiri.

"Saya nikahkan engkau Leonard Anggoro bin Alvano Anggoro dengan Anggelia Meila Puspita bin Addul Rohman dengan maskawin seperangkat alat sholat dibayar, tunai."

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq."

"Bagaimana para saksi, sah?" Tanya penghulu menatap dua saksi disisi kanan kiri yang mengesahkan pernikahan sederhana itu.

"Alhamdulilah!" Semua menyucapkan syukur setelah itu dilanjutkan doa yang dipimpin oleh penghulu.

"Silahkan jemput mempelai wanitanya," titah Penghulu membuat Leonard melirik pelayan yang tak jauh darinya.

Mengerti kode itu pelayan langsung berlari kecil menuju kamar atas. Sedangkan Meila yang hari ini dirias dengan cantik tak sesuai oleh raut matanya. Terlihat ingin menangis tapi tidak bisa keluar.

"Tenangkan diri lo. Hidup lo baru dimulai tapi lo udah nangis, percayalah tidak akan ada apa apa intinya lo cukup turutin apa yang dia inginkan jika lo pengen hidup jauh dari penderitaan," ucap Alvarendra sibuk memakan apel hasil merebut dari pelayan cantik.

"Kakak ngak tahu perasan ku. Bagaimana bisa aku menikah dengan orang yang belum aku kenali lebih dalam," keluh Meila.

"Gue emang ngak tahu tapi gue tahu mana yang terbaik buat lo. Dia udah ngucap ijab kabul dan selamat atas hidup baru lo," Alvarendra tersenyum kemudian mendekati Meila dan memeluknya seperti saudara kandung.

"Berbahagilah dengannya. Jika dia melukai mu beri tahu aku. Sebentar lagi aku harus kembali, jaga dirimu baik baik."

"Mari kuantar kamu ke bawah," ajak Alvarendra menyodorkan tangan yang disambut senang hati oleh Meila.

"Terima kasih kak."

Alvarendra membuka pintu bertepatan pelayan akan mengetuk pintu. "Biar aku yang membawanya turun,"

"Baik tuan."

Meila hanya menunduk bahkan matanya fokus pada setiap anak tangga yang akan ia injak. Hingga tiba kakinya berhenti didepan Leonard yang mengangkat dagunya dengan sedikit memaksa.

"Jangan menunduk. Cepat tanda tangan karena aku harus pergi kekantor," titah Leonard menunjuk kartu nikah yang sudah ditanda tangani oleh Leonard.

"Kau mau bekerja dihari pernikahan mu?" Tanya Alvarendra duduk dipinggiran kursi sigle sambil menatap Meila yang sibuk mendatanganyi buku nikah.

"Hm ada metting penting. Aku tidak mungkin meninggalkannya daripada harus disini tak berguna," jawab Leonard membenarkan jasnya lalu pergi begitu saja.

"Kakak?" Guman Meila menatap sendu punggung suaminya.

"Jangan fikirkan dia. Kamu tahu kan dia termasuk orang sibuk. Pergilah kekamar dan tidurlah kamu pasti capek setelah dirias," titah lembut Alvarendra menenangkan Meila.

My Boyfriend Cute [Tamat]Where stories live. Discover now