MBC 2

245 20 0
                                    

Happy_Reading

"Turun," ucap Xalva saat mobil yang ditumpangi berhenti dipinggir jalan yang lumayan ramai.

"Loh kenapa Aiko disuruh turun?" Tanya Al bingung.

"Turun, gue bilang turun ya turun. Bisa ngak sih ngak usah bantah!" Bentak Xalva membuat Al menciut.

Baru pertama kalinya Xalva membentaknya dengan alasan yang sama sekali Al tidak ketahui. Padahal selama ini Xalva selalu bersabar jika Al melakukan kesalahan tapi hari ini?

Al menutup pintu mobil kemudian menatap mobil itu yang meninggalkannya ditengah jalan. Menatap kakinya yang terbungkus sepatu mahal.

"Harus jalan kaki ya pulangnya?" Gumannya mulai berjalan kearah rumahnya.

Walaupun letoy tapi ingatan Al sangat tajam lebih tajam dari anak panah Arjuna. Bahkan Al tidak pernah merasa lupa akan melakukan apa.

Ditengah berjalan Al berharap Xalva menghampirinya dan mengucapkan kata maaf namun seribu sayang, sampai kaki Al berdiri digerbang masionnya Xalva tidak menunjukkan batang hidungnya.

"Loh den Al kok pulangnya jalan kaki?" Tanya satpam masion sambil membuka gerbang.

"Lagi pengen jalan kaki aja mang," jawab Al bohong.

"Misi," imbuhnya sebelum melewat orang yang lebih tua darinya.

Al berjalan lesuh sampai ke kamar atasnya, membuka sepatu hingga terlihat kakinya yang bengkak karena berjalan jarak jauh. "Hiks bengkak banget," ringisnya kembali berjalan kekamar mandi guna mengompresnya dengan air hangat.

Setelah dirasa cukup Al melanjutkan mandi agar tubuhnya kembali frees. "Capek juga," guman Al mengosok punggungnya sebelum memakai baju.

"Alva sebenarnya marah atau enggak sih? Tumben hari ini belum chat? Biasanya udah spam banyak," imbuhnya memeriksa hp boba tiga itu.

"Apa telpon aja kali ya?" Al menggeser ikon hijau guna memulai sambungan telepon.

Tut!

Tut!

Tut!

Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif cobalah sesaat lagi.

Al berdecak kesal saat mengetahui nomer Xalva tidak aktif. Berfikir ulang sebenarnya apa kesalahannya? Atau mungkin Xalva marah soal tadi? Tapi bukannya Xalva membelanya?

Ah sudahlah lebih tidur sejenak nanti saja lanjut mikir batin Al, menarik selimut dan memejamkan mata hingga terdengar dengkuran halus.

*
Gemericik air terdengar dari kamar mandi Al membuat remaja itu terbangun dari tidurnya. Sesekali menguap sambil meregangkan tubuh.

Setelah beberapa menit terdengar suara terbuka dan menunjukkan gadis berambut basah sedang menggosok rambutnya. "Alva? Alva ngapain dikamar Aiko?" Heran Al.

"Numpang mandi sekalian makan malam," sahut Xalva berjalan mendekati meja rias milik Al lalu mencolokkan kabel untuk pengering rambut.

"Buruan mandi ngapain ngelihatin trus," perintah Xalva membuat Al mendengus namun tetap berjalan menuju kamar mandi.

"Alva tadi sore kenapa ninggalin Aiko dipinggir jalan?" Tanya Al menjebulkan kepalanya.

"Mandi Aiko,"

"Ih jawab dulu tadi kenapa ninggalin Aiko?" Ulang Al.

"Mandi Al." Tekan Xalva. Baiklah Al harus mengalah jika tidak Xalva akan marah kepadanya.

My Boyfriend Cute [Tamat]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz