MBC 18

57 5 0
                                    

Happy_Reading

Xalva menjatuhkan diri dikasur super empuk dan mewah ini. Tubuhnya cukup lelah setelah bermain dengan Alvarendra. Ya walaupun berakhir buruk.

Xalva masih memikirkan ucapan Alvarendra. Sebegitu bencinya Alvarendra dengan Xalva? Apa Xalva menyerah saja dan membiarkan waktu berlalu tanpa dia.

Mungkin itu lebih baik. Sulit pasti tapi Xalva tidak mau terus terus menguatkan hatinya untuk selalu sabar. Sudah saatnya Xalva melepasnya.

"Apa harus melepasnya? Tapi gue sayang banget sama dia. Gue takut semakin gue lepas semakin playboy."

"Ya gue tahu dia lakuin ini ada maksud lain tapi apa harus mendekati sampai segitunya? Bikin ati panas aja," gerutunya.

"Akh!! Nyebelin ih nyebelin!" Teriak Xalva mengacak ngacak selimut dan bantalnya.

"Auah mending mandi."

***

Hari dan malam ini kehidupan Meila akan berubah sejak dirinya sudah meninggalkan rumah saat ibunya tidur. Memang masih belum larut tapi itu sudah menjadi kebiasaan ibunya.

Kaki kecilnya berhenti di depan lapangan lalu duduk dikursi yang disediakan. Menunggu seseorang yang akan mengantarkannya menuju dunia baru.

Kurang lebih sepuluh menit Meila menunggu akhirnya Alvarendra datang dengan pakaian serba hitam, entah apa maksudnya. "Masuklah."

Meila mengangguk saat Alvarendra mengatakan hal itu lewat kaca mobil. Meila masuk dam duduk disamping Alvarendra dengan tenang.

"Perjalanan cukup jauh. Lo bisa tidur dulu," saran Alvarendra menyetir mobil menuju luar kota.

"Oh ya kak sekolah aku gimana? Masa berhenti?"

"Tenang aja semua kebutuhan lo udah ditanggung sama dia,"

"Kakak ngak jual aku kan? Kesannya kek kakak jual aku," tuduh Meila menatap selidik Alvarendra.

"Uang gue banyak kalau buat lo kaya seketika bisa tapi lebih baik uang gue buat orang yang membutuhkan saja."

"Semua tentang jejak lo harus dihapus mulai dari hp. Lo bawa hp? Buang aja kalau ngak lo restat sendiri aja," titah Alvarendra menoleh kilas membuat Meila cekatan melakukan hal yang diperintahkan.

Kurang lebih lima menit hp Meila seperti hp baru dan hanya menyimpan filtur asli. Diperjalanan yang sunyi tapi pembicaraan Meila memutuskan untuk tidur sedangkan Alvarendra semakin mempercepat kecepatan.

Dua jam perjalanan. Mobil Alvarendra masuk ke kawasan rumah per-elit-an dikota itu. Bangunan megah serta pilar pilar tinggi terlihat walaupun Alvarendra tahu jika jarak antar rumah dan jalan komplek lumayan jauh.

tin tin

Alvarendra mengklakson mobilnya agar satpam membuka gerbang setelah menunjukkan identitas dirinya. Rumah paling besar dan mewah serta puluhan bodyguard menggelilingi rumah itu, oh atau bisa disebut masion.

Alvarendra keluar dari mobil lalu mengangkat Meila yang masih terlelap. Saat Alvarendra berjalan menuju ruang utama yang dipenuhi lukisan lukisan emas asli dan sedikit campuran berlian memperindah penglihatan mata.

My Boyfriend Cute [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang