Chapter 51 - Destruction [파괴]

256 44 5
                                    

Semua usaha, ekspektasi, kebahagiaan, dan keceriaan itu hanyalah tipuan belaka, nyatanya semua itu hanya datang sesaat lalu pergi meninggalkan rasa sakit dan air mata.

Pesta pemberian nama putri kami yang seharusnya meriah dan penuh kegembiraan nyatanya hanyalah sebuah angan-angan, apa yang terjadi hari ini membuatku benar-benar putus asa, aku kecewa pada diriku yang hanya bisa memberi luka bagi orang-orangku.

Aku melukai Jimin, keluarganya, dan bahkan putriku sendiri.

Pada nyatanya memang tak ada tempat untukku disini, aku tidak layak untuk hidup bahagia dan tenang seolah tak ada yang terjadi sebelumnya.

Aku tak layak hidup tenang seolah tak bersalah atas apa yang menimpa Aeri, karena tidak ada seorang pun yang dapat melupakan kejadian menyedihkan dan tragis itu.

Semua orang di desa ini pasti telah membenciku, aku memang wanita tak berperasaan yang mencoba hidup bahagia bersama suami dari seorang wanita yang meninggal disaat hamil.

"Cih, dasar wanita jalang tidak tahu malu, aku tidak habis pikir bahwa selama ini ternyata anak itu adalah hasil dari perzinahannya dan Jimin."

"Bagaimana bisa seorang wanita bisa begitu tidak berperasaan sepertinya?"

"Kasihan sekali Aeri."

"Aeri ku yang malang."

Kalimat-kalimat itulah yang kudengar langsung saat orang-orang melewati rumah kami, mereka sengaja mengucapkannya dengan terang-terangan di depanku.

Dan rencana yang sudah kami susun dengan sebaik mungkin untuk merayakan penamaan putri kami pun hancur, tak menyisakan sedikitpun kebahagiaan.

Dengan air mata yang penuh kesedihan dan hati yang hancur aku membuangi makanan-makanan yang sudah basi ini, tidak sedikit pun makanan ini tersentuh.

Mengingat betapa bersemangat dan susahnya Ibu Jimin dan juga Ibu Jungkook memasak semua hidangan ini membuatku semakin menangis menjadi-jadi.

Tidak ada seorangpun yang datang ke acara penamaan putri kami, tidak ada.

Kenapa mereka harus sekejam ini?

Kenapa mereka harus setega ini?

Aku tahu, bahkan sangat tahu bahwa aku memang salah, aku salah karena telah merebut Jimin dari Aeri, aku tahu bahwa aku salah telah menikah dengan Jimin disaat setelah Aeri belum lama meninggal.

Aku sangat tahu bahwa aku sangat berdosa!

Tapi apakah ini salah putriku?

Jika ingin membenciku, silahkan benci sebanyak dan sebesar yang kalian mau, aku tidak masalah, tapi kumohon jangan libatkan putriku ke dalam dosa yang telah kuperbuat.

Disaat aku tengah menangis tersedu-sedu, tiba-tiba Jiwoo memelukku dari belakang, mendekapku erat dan ikut menangis .

"Tidak apa-apa Eonnie, tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja."

"Kau tidak salah, hanya saja memang mereka yang jahat."

"Jangan pikirkan pendapat dan omongan orang lain tentangmu, karena mereka tidak tahu dan tidak berhak menghakimimu."

"Pendapat orang lain tentangmu itu tidak penting, yang terpenting adalah caramu melihat dirimu sendiri Eonnie, karena cuma kau yang tahu apa yang sudah kau lalui untuk bisa berada dan bertahan dititik saat ini."

"Saat ini fokuslah saja pada putri kalian, tidak ada yang lebih penting dari itu saat ini. Kami akan selalu ada untukmu. Ada Appa, Eomma, Jimin Oppa, Aku, dan juga Jungkook Oppa. Kami akan selalu berada disisimu."

Meet You [Park Jimin]Where stories live. Discover now