🔞 SoonHoon - With You (5 end)

Start from the beginning
                                    


Ternyata kunci rumah, bukan kamar flat seperti tempat tinggal mereka di Seoul. Rumah nuansa klasik itu ada di ujung desa, harus menaiki jalan menanjak dengan pemandangan indah pantai dan laut kota Busan.

Dengan langkah terengah, Soonyoung memberanikan diri mendekati pintu utama. Kepalan tangannya menggantung, bingung harus bagaimana. Lama menunggu pada akhirnya ia memberanikan diri mengetuk.

Tok tok.

Tok tok tok.

Tok tok.

Tidak ada jawaban. Apa gadis itu sedang keluar?

Kwon mendorong pintu kayu itu kedalam, dan terbuka. Ternyata tidak terkunci sama sekali. Soonyoung melangkah masuk, wangi ini... Masakan khas Jihoon saat dirinya pulang dari kampus. Kimchi jjigae dan telur gulung.

Kaki jenjangnya semakin masuk kedalam rumah dan terhenti di area dapur minimalis interior dominan kayu tua.

"Jihoon..."

Gadis bersurai hitam legam sebahu itu berbalik badan, rok panjangnya bergoyang riuh karena gerak gemulai si embunya. Jihoon mewarnai rambutnya menjadi gelap, tidak ada tindik di telinga dan berganti memakai kalung berbandul Daisy. Soonyoung jarang melihat Jihoon memakai gaun, dan saat ini gadis itu nampak begitu manis dan anggun dengan gaun putih brukatnya.

Manik berkaca Soonyoung turun pada perut Lee Jihoon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Manik berkaca Soonyoung turun pada perut Lee Jihoon. Nampak buncit besar yang ketara karena gaun rumahnya sedikit pas badan. Jangan bilang dia--

"Young. Selamat datang"

"Ji..."

Jihoon tersenyum begitu manis dan Soonyoung tidak sanggup untuk tidak menghamburkan diri memeluk perempuan itu.

Soonyoung mendekapnya begitu erat, kencang seolah tubuh mereka merekat oleh lem super. Jihoon terkekeh dengan pukulan lemah pada lengan atas di pria.

"Yak, kau akan menjepit calon anakku"

Melepas pelukan itu, Soonyoung bergantian menatap wajah bulat si manis dan perut besarnya. Jadi benar Jihoon tengah hamil?

"Kau...?"

"Hehehe, sudah enam bulan lebih"

"Apakah dia---?"

Jemari lentik perempuan itu membelai lembut perut besarnya. Wajah Jihoon semakin melembut, tersenyum hangat saat mencoba mengingat memori disaat mereka bersama dulu.

"Ya, kau ayahnya"

"Kenapa tida---"

"Sejak awal aku memutuskan untuk menjadi single parent, jadi kau tidak usah kuatir. Aku akan berusaha menjaga si jabang bayi dan melahirkannya dengan sehat dan normal, lalu menjadi ibu sekaligus ayah yang baik untuk anak kita.

"Ji..."

Jihoon membawa mereka duduk di bangku meja makan, sebelum itu ia menyeduh teh untuk tamunya.

My IWhere stories live. Discover now