BAG 13

13 2 0
                                    

"Apa-apaan ini?!" teriak Hilmi sambil menarik lengan El dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

Kaila tentu saja terkejut karena Hilmi yang dengan spontan menarik El.

"Bisakah kamu tidak mencampuri urusanku?!" gertak Kaila menatap Hilmi dengan sengit.

"Urusan El, urusanku juga," gumam Hilmi namun masih di dengar oleh Kaila. Kaila tersenyum licik sambil membuang pandangannya ke sebelah kiri.

"Oh, jadi si cupu ini sudah memiliki seorang penyelamat," ucap Kaila.

"Bisakah kamu tidak mengganggunya?" tanya Hilmi.

"Tentu saja tidak, El Kinandita adalah mainanku, berani sekali kamu merebut mainanku!" teriak Kaila.

"Cukup! Hentikan!" seru seorang pria dari arah samping.

"Dengar Kaila, Kewarasanmu sudah mencapai di titik mana?"

"Aul, apa yang kamu bicarakan?" tanya Kaila memasang muka memelas pada Aul.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, omong kosong apa yang kamu bicarakan, huh?"

"Aul," seru Kaila hendak menyambar tangan Aul.

"El masuk ke kelas, Hilmi ajak temanmu dan kembali ke kelasmu, bel sudah berbunyi tadi, urusan El biar aku yang urus," titah Aul lalu di ikuti oleh ketiganya.

"Ih Aul kok gitu sih? Kenapa El di suruh masuk? Padahal aku belum memberinya hukuman karena melanggar apa yang aku perintahkan."

Aul menatap Kaila tanpa arti, dirinya susah geram, geram sekali, tapi Aul menahannya. Bagaimana pun Kaila adalah seorang gadis.

"Bisakah sehari saja tidak membuat ulah?" tanya Aul dengan serius.

"Aku tidak berulah, Si Pembun ...."

"Dia bukan pembunuh!" teriak Aul menggelegar di depan kelasnya, "Aku tegaskan lagi dia bukan pembunuh, tahu apa kamu tentang El, huh?" tanya Aul semakin mendekati Kaila.

"El! El! El! El saja yang kamu pikirkan! Bisakah kamu mengerti aku, Aul?"

"Aku tidak bisa menghargai orang yang tidak bisa menghargai orang lain," sahut Aul.

"Jangan lagi kamu ganggu El atau kamu sendiri yang akan merasakan akibatnya," pungkas Aul lalu berlalu meninggalkan Kaila yang terlihat terkejut atas apa yang baru saja Aul ucapkan.

Aul memasuki kelasnya dengan gontai, namun ketika hendak melewati pintu, dirinya menemukan El yang hendak keluar kelas.

"Mau ke mana?" tanya Aul sambil menggenggam lengan El.

"A-aku harus ke toilet, bajuku kotor dan rambutku lengket, aku harus membersihkannya," jawab El sedikit gugup.

"Baiklah, habis dari toilet langsung kembali, jangan nongkrong di rooftop. Hari ini akan di adakan ulangan harian," ujar Aul sembari melepaskan genggamannya.

"Iya baiklah," sahut El lalu berlalu pergi.

***

Terdapat seorang pria dengan pakaian formalnya duduk berhadapan dengan wanita manis di depannya, keduanya tengah menyantap makan siang mereka dengan diam, kecuali dentingan sendok dan piring.

Wanita itu telah usai dengan makannya dan meminum sisa air putihnya hingga tandas.

"Sudah selesai Pak Fahri?" tanya wanita itu lembut.

"Sudah," sahut Fahri samb mengelap sekitaran mulutnya.

"Baik, besok ada jadwal meeting penting dengan kolega anda, saya akan menyiapkan apa-apa saja yang akan di perlukan, dan saya juga akan segera menyiapkan berkasnya," ujar wanita itu.

ORCHID Where stories live. Discover now