"NGACOOO!" Sembur Belvi dan Luvena.

Dipta yang belum benar-benar turun mendengar jika Zizel dan Maclo sudah menikah karena kesalahpahaman, dan apa tadi Zizel sungguh bilang menyukainya?

~~~🦋~~~

Sore ini sehabis pulang sekolah Maclo langsung mendobrak pintu kamar Zizel dan mematikan laptop yang menayangkan acara variety show idol k-pop.

"MACLOOO!" pekik Zizel menendang paha cowok itu.

"Akh! Bego!" umpat Maclo mengusap pahanya.

"Bego bego gini gua banyak yang minang." pede Zizel mulai menyalakan laptop namun tangannya dipukul Maclo.

"Akhhh! Jahat..." Zizel mencium punggung tangan yang tadi dipukul Maclo.

"Sini gua obatin rasa sakitnya." Maclo menarik tangan Zizel lalu dicium sekilas.

"Kan tuaan lo, kok malah lo yang cium tangan ke gua?" heran Zizel.

"Karena gua sayang sama lo." geregetan Maclo mengacak rambut Zizel.

Zizel mencibir dan melihat Maclo yang sudah rapi. "Jadi gini Zel, ternyata oma gua udah dateng dan dia mau kesini. Dan lo harus beresin rumah sampai kinclong, kalau bisa bikin orang ketipu sampai kejedot kaca kayak di iklan." terang Maclo.

"Berdua ya? Kita bagi tug-"

Maclo menggeleng, "Gua tugasnya ngelihat hasil kerja lo. Itu paling bener, cepet!"

Zizel menghentakan kaki kesal lalu terlintas ide untuk kabur. Biarin aja sekali-kali Maclo yang repot beresin rumah, Zizel segera berlari membuka pintu.

"ARTEFAK!" Maclo mengejar dan menendang pagar namun ternyata telah di kunci.

"Maclo gua balik selingkuh rumah udah harus bersih yaaa...!" sorak Zizel dari luar.

"GUA MATIIN LO ZEL SAMPAI NYARI SELINGKUHAN! HEH! BUKA." teriak Maclo memanjat pagar.

Maclo melihat Zizel berjalan sambil mengejek kearahnya. "LIHAT AJA LO SAMPAI DAPET SAMA GUA, NGGAK ADA AMPUN MALEM INI BUAT ANAK KEMBAR! NONSTOP GUA JABANIN GAK MAU TAU." sorak Maclo.

"Bu bona suka bunga lili, lo pikir gua peduliii? Nggak www." celetuk Zizel menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan kanan seperti bebek untuk mengejek Maclo.

Maclo terus memanjat sampai akhir berhasil tiba di luar. "Gua tangkep lo sekarang ARTEFAK!!!"

"MAMAAA ADA PASIEN RSJ LEPAS...!" teriak Zizel berlari dengan cepat seperti orang lomba maraton.

Mereka kejar-kejaran di sepanjang jalan perumahan elit ini. Bahkan anak-anak yang bermain di taman menonton Maclo dan Zizel.

Zizel yang badannya lebih kecil naik ke perosotan dan meluncur kebawah.

Maclo coba naik namun tak muat dan alhasil ia ketinggalan jejak Zizel yang sudah jauh di depan.

"AWAS LO ARTEFAK!" seru Maclo melemparkan sendal namun meleset.

Maclo melihat ada sepeda lipat. "Dek minjem sebentar. Nih buat jajan." Maclo memberikan selembar uang seratus dan meminjam sepeda anak itu.

"Zizel main yuk."

"Kapan-kapan ya aku lagi kabur dari---MACLO!" kaget Zizel ketika melihat Maclo yang mengoes sepeda di sampingnya.

"Maclo itu ada cewek sekseh banget!" Zizel menunjuk sebrang. Maclo reflek menoleh untuk cuci mata, ternyata ia kembali tertipu.

"Sabar Clo, inget usaha tidak akan mengkhianati hasilnya." Maclo bersabar.

"Cieee kalah, udah tua lagian mau main kejar-kejaran." ledek Zizel dari depan.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Onde histórias criam vida. Descubra agora