Ah, entah mengapa rasanya lega sekali sehingga dia tanpa sadar menghela napas diam-diam usai melepas jabatan tangan mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ah, entah mengapa rasanya lega sekali sehingga dia tanpa sadar menghela napas diam-diam usai melepas jabatan tangan mereka. Aura dari teman sekelas Ghaitsa ini lebih kalem dengan pembawaan elegan. Berbanding terbalik dengan Joanna yang selalu berapi-api menanggapi sesuatu. Yeah, sebelum harapannya dihancurkan dalam sepenggal kalimat tatkala anak laki-laki tak sengaja menendang bola ke arah mereka, bila tidak ada reflek tubuh yang bagus barangkali kepala Kanaya menjadi sasaran empuk.

"Bangsat! Main bola itu di lapangan, goblok! Lo pikir kelas sepetak gini punya engkong lo apa?! Gue tebas juga batang lo berdua. Minggat!" maki Kanaya tidak terima.

Mereka berkedip-kedip menyorot Kanaya yang kini menata rambut bergelombang sewarna cokelat gelap. Sepersekian sekon masih mendumal, Kanaya kembali memasang senyuman manis sembari mengibaskan tangan di udara. "Eh, sorry-sorry. Gue suka kelepasan, abisnya mereka kalau main otaknya ditinggal. Kan, ini kelas."

Di sebelah Kanaya masih ada satu orang lagi. Berwajah galak dan dingin seolah memiliki karakter pembunuh berdarah dingin. Seakan menyiratkan makna tersirat, sedikit saja diusik maka lehermu taruhannya. Lagi-lagi dibuat syok, Ghaitsa menjumpai gadis itu menenangkan Kanaya lewat suara lembut bagaikan air terjun cokelat di film disney. "Naya, nggak boleh gitu. Kan, ngomongnya bisa baik-baik. Nggak harus ngegas, baru hari ke dua sekolah, lho. Nanti dicap yang jelek-jelek, lagian nggak enak juga dengernya pagi-pagi begini."

Ghaitsa boleh menangis saja tidak, sih? Ia mendadak tidak sanggup setelah bertukar pandangan beberapa detik dengan Joanna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ghaitsa boleh menangis saja tidak, sih? Ia mendadak tidak sanggup setelah bertukar pandangan beberapa detik dengan Joanna. Seolah mereka mempertanyakan hal yang sama juga. Lagipulaㅡdunia sedang bercanda, ya?! Atau ini hanya prank dari konten kreator kurang kerjaan zaman sekarang? Jika benar, di mana letak kameranya? Ghaitsa tiba-tiba ingin melambaikan tangan untuk menyerah sekarang juga!

"Halo, Ghaitsa. Nama gue Yezira." Yezira menjabat tangan Ghaitsa bersama cengiran lebar dan melanjutkan lugas. "Kalau kepanjangan bisa manggil Yezi atau Zira, ya."

Dia mengangguk, "Oke, salken. Gue Ghaitsa."

Yezira menyatukan tangan guna ditempelkan ke arah pipi kanan, gadis itu mengeluarkan aura hangat merah muda dari pancaran mata. "Semoga kita bisa temenan dengan baik, ya. Yang langgeng gitu. Mohon bantuannya selama setahun ke depan~"

Story Of Ghaitsa | Zoo UnitWhere stories live. Discover now