BAB 5 : Afeksi Transparan

2.9K 549 126
                                    

Playing : Justin Bieber - Off My Face

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Playing : Justin Bieber - Off My Face

─── ・ 。゚☆: .☽ . :☆゚. ───

PENGALAMAN selalu dan akan tetap menjadi guru terbaik seberapa keras manusia di luar sana menampik. Orang-orang yang usai melewati jalan curam pernah berkata, bahwa meski tubuh lelah minta ampun, berteriak-teriak di bawah kesadaran agar segera menenggelamkan diri pada pulau kapuk untuk menjaga kewarasan pada titik normal. Fakta berkata sebaliknya, kebisingan di dalam benak justru senantiasa menjadi penghambat mutlak. Takkan pernah bisa dielakkan begitu mata terpejam. Alih-alih reda setelah Ghaitsa mencoba menenangkan diri lewat playlist musik, kabut asap serupa kaset rusak terus menayangkan ulang peristiwa tersebut, tidak mau enyah juga barang sedetik saja.

Ghaitsa nyaris kewalahan saat kepeningan melanda kepala, suara-suara sialan itu membuat perut si empu bergolak mual tak tertahankan. Hingga mau tak mau. Pukul satu pagi dia menyelinap keluar kamar setelah ratusan ketukan mampir di pintu guna meminta sang pemilik keluar walau sekedar mengisi perut belaka, namun sang puan enggan sebab tidak ingin membagi emosi negatif dari jiwa pada Alexzandra bersaudara. Dan menemukan rumah dalam keadaan sunyi bukanlah masalah lagi bagi Ghaitsa.

Dari lantai dua, sang gadis mendapati Haidden berada di ruang tamu, masih mengerjakan laporan tugas ditemani beberapa gelas kopi kosong di sisi meja. Kakaknya sangat fokus bertugas oleh karena itu dia kembali ke kamar tanpa suara dan keluar lagi untuk menaruh satu bungkus cemilan manis di tangga bersama satu sticky note. Haidden pasti kekurangan gula jika terus-menerus mengonsumsi kopi pahit agar tetap bisa lembur bertugas.

Kemudian dia menyembulkan kepala dari pintu dan melihat Jeviar telah terlelap dalam balutan selimut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kemudian dia menyembulkan kepala dari pintu dan melihat Jeviar telah terlelap dalam balutan selimut. Begitu pula dengan kondisi Archie, hanya saja Ghaitsa perlu membereskan beberapa dokumen penting di meja kerja sang kakak sebelum tuannya panik sendiri mencari-cari bagian yang sudah dan belum dikerjakan. Ghaitsa membetulkan selimut sang sulung, meninggalkan kecupan di dahi dan berderap tanpa menimbulkan suara masuk ke dalam kamar Yaziel guna mendapati sang kembar terlelap dengan ponsel masih di tanganㅡbermain game online sampai larut malam barangkali pekerjaan sampingan pemuda kurus tersebut.

Story Of Ghaitsa | Zoo UnitWhere stories live. Discover now