"YAUDAH GUA MAU IKUT! GUA MAU BELI JAJAN." teriak Zizel di telinganya.

"Heran gua sama cewek. Cowoknya marah ikut-ikutan marah, giliran dia yang marah maunya di ngertiin." Oceh Maclo.

"Emang cowoknya siapa? Terus cewek yang lo maksud siapa?" tanya Zizel memukul helm maclo kiri dan kanan layaknya gendang.

"Turun deh monyet! Helm gua lebih berarti dari lo." Maclo sudah sangat kehabisan kesabaran.

"Oren juga lebih berarti daripada lo. Wleee." ejek Zizel menjulurkan lidah.

"Bocah prik!" Maclo langsung mengegas motornya.

Di sepanjang perjalanan Zizel menghirup udara banyak-banyak bahkan gadis itu sangat bahagia ketika melewati toko kusen yang terdapat banyak kayu.

"Wangi kayu enak tau Clo." ucapnya kencang.

"Biasa aja." Maclo menarik dress di paha Zizel yang tersingkap ketika kena hembusan angin.

"Clo apa lo pernah nidurin Ninis?"

"APA?!" kaget Maclo.

"Lo pernah tidur bareng Ninis waktu pacaran? Kalau iya rasanya gimana? Papa tau kalau lo udah nggak perja-"

"Gua nggak pernah tidur sama Ninis." bohong Maclo, karena takut Zizel menjauh.

Merasa hening, Maclo melihat raut wajah Zizel melalui spion motor.

"Lo jangan bengong gini dong Zel! Udah nggak usah dipik-"

"Siapa juga yang mikirin. Gua ngelamun karena mikirin mau borong jajan apa."

"Nggak heran lagi gua sekarang kenapa lo nggak punya temen, karna lo terlalu bodoamat." Namun tetap saja ia merasa pasti ada sisi kecil Zizel untuk overthinking.

"Tapi lo tau dari siapa soal gosip itu?" awas saja kalau dari Dipta akan ia habisi langsung cowok tersebut.

"Ninis. Dia bilang kalau lo pernah tidur sama dia. Jahatnya lagi dia mau benturin wajah gua ke tembok untung kak Dipta datang jadi superhero gua." cerita Zizel begitu membosankan bagi Maclo jika terselip nama Dipta.

"Apa-apa selalu ada tuh cowok, jangan bilang setiap doa lo terselip nama dia lagi?"

"Gua doain diri sendiri aja masih lupa masa iya do'ain orang lain inget." sahut Zizel.

"Barangkali lo punya harapan sama Dipta siapa tau." sindiran Maclo sangat tepat.

Zizel memandang wajah Maclo dari spion dengan begitu tulus.

"Lo kalau dilihat-lihat ganteng Clo, tapi kayaknya emang gua ada kelainan deh makanya biasa aja sama aura lo."

"Itu karena ada cowok lain di hati lo."

"Bener. Ada 32 bujang dihati gua. 23+9 itu cowok-cowok yang buat gua falling in love tiap hari." total Zizel.

"Mimpi terus sampai yang nyata nggak ada harganya."

Zizel juga sebenarnya heran kenapa untuk terpikat dengan Maclo sangat sulit. Ia sungguh tak ada rasa ke Maclo, cuman ada segelintir rasa sayang antara adik dan kakak.

~~~🦋~~~

Dipta yang tengah duduk di taman sekolah seorang diri melihat beberapa murid laki-laki bercanda dengan teman mereka, sedangkan sahabatnya memutuskan pertemanan karena kesalahpahaman.

Flashback On...

Dipta masuk ke kamar Maclo, matanya melebar kala melihat Maclo yang asik bermain game di kamar. Sedangkan ibu cowok itu bercerita jika sahabatnya ini semakin suka dunia malam.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now