Very First Kiss, They Think

466 52 1
                                    

"Yu, kamu jadi cuti besok?"

Ayu yang sedang mengetik materi, menoleh pada teh Dini, front liner klinik tempat Ayu bekerja.

"Iya, teh jadi."

"Mau kemana kamu? Nikah ya?"

"Astaga... Nggak teh."

"Terus mau kemana, Yu?"

Ayu tersenyum simpul, "Mau pulang hehe... Sekalian mau ketemu Aga. Udah lama nggak ketemu."

"Aga? Aga teh siapa?"

"Eh... Aga tuh pacarku. Aku belum cerita ya?"

Teh Dini langsung menghampiri meja Ayu dan duduk di sebelah Ayu, "Kamu punya pacar, Yu?"

Pertanyaan teh Dini justru membuat Ayu bingung, "Punya."

"Yah..." Nada teh Dini terdengar sangat kecewa.

"Kenapa, teh?"

"Baru aku mau kenalin kamu ke temenku. Lumayan Yu, dia ganteng, dokter juga di RS swasta sekitar sini. Terus si mas Rio gimana itu?"

Ayu membenarkan ikatan rambutnya, membuat cepolan, agar rambutnya tidak mengganggu Ayu saat bekerja.

"Emang mas Rio kenapa? Perasaan dia baik-baik aja." Jawab Ayu santai.

"Yu, mas Rio kan naksir sama kamu, kamu nggak sadar lagi dideketin sama dia?"

Agu menggeleng lugu, "Enggak tuh, biasa aja. Emang orangnya friendly kali."

Teh Dini menepuk keningnya, sedikit frustasi dengan Ayu yang memang sangat susah diberi kode. Padahal Rio sendiri sudah hilir mudik memberikan kode pada Ayu. Sepupu dari klinik ini yang bekerja sebagai chief manager perusahaan besar di Jakarta itu, tidak segan-segan mengirimkan makanan ketika Ayu sedang berada di klinik. Ayu juga tidak tahu kalau mas Rio menyimpan rasa pada Ayu, dia saja tidak pernah bilang kalau sedang mendekati Ayu. Jadi, bukan salah Ayu kan kalau dia tidak tahu.

"Yu, ya ampun... Kamu tuh udah jadi omongan keluarganya bu Juli, sepupunya udah naksir kamu, katanya kamu mau dinikahin sama mas Rio."

"HAH?! Kok serem banget dinikahin?" Ayu menggaruk telinganya, "Kenapa aku nggak tau?"

Teh Dini memandang Ayu dengan tatapan heran, "Kok serem sih, Yu? Mas Rio tuh udah mapan loh. Kerjaan dan posisi stabil. Ganteng banget lagi. Kamu beruntung kalau dinikahin sama dia."

"Ih... Kan aku nggak kenal... Nggak mau ah. Serem tau, teh. Lagian bukannya umur mas Rio udah mau 35 tahun ya?"

"Hehe iya sih... Emang perbedaan umurnya sama kamu jauh banget, ya tapi umur kan cuma angka, Yu. Yang penting seriusnya."

"Iya, tapi aku kan nggak kenal. Lagian, kalau mau nikah sama aku atau sama siapa gitu ya deketinnya sendiri, secara personal, udah dewasa gitu straight to the point aja nggak sih? Buktinya aku aja nggak tau ada rencana mau dinikahin sama mas Rio. Aku juga belum mau nikah dulu, teh."

"Kamu mikirnya gitu ya, Yu? Aku sih mikirnya enak kalau dinikahin sama mas Rio. Duitnya udah banyak, tinggal gelesoran aja akunya." Teh Dini menaikkan kedua alisnya.

Ayu hanya terkekeh mendengar celotehan teh Dini.

Ngomong-ngomong tentang pernikahan, Ayu jadi teringat pada Dhiska, sejauh mana ya persiapan pernikahan Dhiska? Dua bulan lagi, pernikahan Dhiska akan digelar dan Ayu cukup sedih mengingatnya, karena itu berarti Dhiska harus meninggalkan Jakarta dan harus terbang ke pulau yang sangat jauh, ke Jayapura, kabupaten Mimika.

Pasti akan sangat sulit untuk bertemu Dhiska lagi nantinya.

---

Kaki Ayu turun dari mobil travel yang ia naiki dari Bandung untuk mengantarkannya ke Jakarta. Ia sengaja berangkat pagi, mengambil jadwal pukul 09.00 agar sampai Jakarta tidak terlalu malam. Sehingga, ia bisa menghabiskan waktu dengan Aga dahulu.

point of viewWhere stories live. Discover now