The Untold Things

357 52 2
                                    

Sudah menjadi kebiasaan Ayunda bangun pagi-pagi hanya untuk mencari sarapan. Biasanya ia akan membangunkan Dhiska untuk mencari sarapan bersama, atau mbak Saras jika Saras sedang tidak ada jadwal magang. Tetapi, hari ini Saras sudah berangkat sejak pagi buta untuk magang dan Dhiska sejak semalam sudah mengingatkan Ayu ingin bangun siang karena ia baru selesai mengerjakan tugas pukul tiga pagi.

Jadi, hari ini Ayu hanya mencari sarapan sendiri dan akan membelikan Dhiska juga. Seperti biasa, hanya memakai baju tidur berwarna pink miliknya.

Baru saja kakinya melangkah keluar dari rumah kost, Aga juga tiba-tiba datang dengan motornya.

"Loh? Kamu pagi-pagi ngapain kesini? Nggak ngehubungin aku dulu?" Ayu berjalan menuju pagar dan heran karena Aga masih memakai kaus putih polos dengan celana training, "Ada kelas pagi? Tas kamu mana?"

"Kamu mau kemana?" Bukannya menjawab, Aga malah bertanya balik.

"Mau cari sarapan."

"Kelas jam berapa?"

Ayu mengintip jam di layar handphonenya, "Jam sembilan sih, masih ada dua setengah jam lagi hehe."

Ayu lalu menutup pagar dan nggak lupa menguncinya.

"Oh iya, kamu udah sarapan?" Tanya Ayu lagi.

"Belum." Jawab Aga singkat.

"Oh." Ayu hanya mengangguk, "Ya udah aku cari sarapan dulu, kamu berangkat sana, nanti keburu kelasnya mulai."

"Jadwal hari ini mulai siang, Ay."

"Ooohhh."

Selanjutnya Ayu hanya berdiam di depan Aga, begitupun Aga yang hanya menatap Ayu dengan kedua alisnya yang bertaut. Mungkin ada sekitar tiga puluh detik mereka hanya berhadapan seperti itu.

"Iya, ayo cari sarapan bareng." Akhirnya Ayu mengalah.

Aga tersenyum menang.

Sebenarnya Ayunda sedaritadi tahu tujuan Aga datang ke kostnya. Ditambah Aga yang diam saja, suka sekali ingin ditebak apa maunya.

"Jalan kaki aja yuk, masih pagi banget, biar sehat." Ajak Ayu lagi, "Motor kamu masukin ke dalem aja, soalnya mbak Saras udah berangkat, jadi ada space buat parkir."

Ayu membukakan pagar untuk Aga memasukkan motornya. Dan seperti perkataan Ayu, Aga memarkirkan motor, di tempat dimana Saras biasa parkir, karena hanya itu tempat yang kosong.

"Mau sarapan apa?" Tanya Aga begitu mereka mulai berjalan.

"Aku mau lontong sayur hari ini. Kamu suka nggak?"

"Suka aja. Aku pemakan semuanya."

"Oke, aku tunjukin lontong sayur langganan aku sama Dhiska."

Mereka berjalan berdampingan, menyusuri gang warga. Tempat yang Ayu maksud berjarak 100 meter dari kostnya.

"Ay." Panggil Aga pelan.

Ayunda menoleh pada Aga.

"Kalau orang pacaran lagi jalan bareng, biasanya tangan mereka gandengan."

Ayu memerhatikan tangannya yang sangat kosong, "Kamu mau gandengan?"

"Boleh?"

Rasa malu mulai menjalar ke pipi Ayu, ia lalu menengok ke kanan dan kiri, melihat situasi jalanan yang masih sepi. Ayu lalu mengangguk malu, ia sampai menggigit pipi dalamnya.

"Sini tangan kamu." Aga menyodorkan tangannya lebih dulu, meminta Ayu agar menyambutnya.

"Kamu minta gandengan apa mau ngerampok sih? Masa mau gandeng tanganku kayak nodong gitu."

point of viewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang