Antara Jishaka Dan Saras

288 47 1
                                    

⚠️ Trigger Warning // Abusive // Harsh words⚠️
---

Sudah satu minggu ini Ayunda dan Dhiska merasa ada yang aneh dari Saras. Perempuan yang lebih tua dua tahun dari mereka itu, memang sedang sibuk magang dan juga sedang proses pengerjaan skripsi. Sehingga terkadang sangat jarang berada di kost, ataupun jika ia pulang bahkan sampai larut malam. Terkadang Saras juga menghindar dari Ayu dan Dhiska, membuat mereka berdua sangat penasaran apa yang terjadi pada Saras.

Terlebih lagi, Saras yang biasanya membawa motor untuk berangkat ke kampus atau tempat magang, satu bulan ini meninggalkan motornya di kost. Dan saat Ayunda tanya, dengan siapa Saras berangkat, Saras selalu menjawab naik ojek. Tapi, Ayu tidak pernah melihat Saras berjalan menuju pangkalan ojek yang berada di dekat kost mereka. Selalu berjalan ke arah lain, ke depan gang yang berada di ujung jalan.

"Gue yakin sih, kayaknya mbak Saras diem-diem ketemu kak Shaka lagi." Ucap Ayu sambil mencomot keripik kentang yang barusan ia beli dengan Dhiska di minimarket.

Ia dan Dhiska sedang duduk di ruang tengah kostan.

"Iya kayaknya, Yu. Gue takut mbak Saras diapa-apain lagi."

"Lo inget nggak Dhis, waktu tahun lalu, mbak Saras aja sampe dijambak kan rambutnya di dalem mobil dia?"

"Orang gila emang si Shaka. Waktu itu masalahnya karena apa sih?"

"Gara-gara mbak Saras nggak jawab telfon dia waktu lagi main sama temen-temen sekelasnya."

"Amit-amit ya ampun ketemu cowok kayak gitu, ganteng sih ganteng. Tapi, psikopat nggak sih? Abusive parah. Waktu itu juga kalau nggak salah, mbak Saras dipaksa suruh bayarin bengkel mobil dia dan pas mbak Saras nagih duitnya waktu mereka putus, malah dimaki-maki, dikatain jablay."

Ayu sampai bergidik ngeri mengingat-ingat kejadian antara Shaka dan Saras yang menurutnya sangat kasar.

"Itu baru yang kita tahu, Dhis. Kita nggak tahu di balik hubungan mereka gimana. Belum lagi yang mbak Saras sembunyiin dari kita."

"Iya sih, Yu. Kan emang mbak Saras pernah ditampar dan ditendang gara-gara dia balik dianterin temennya yang cowok, padahal waktu itu posisi jam udah malem banget, kak Shaka ditelfon suruh jemput juga nggak diangkat. The real definisi orang nggak punya otak tuh si Shaka."

Ayu dan Dhiska kompak menghembuskan nafas mereka kasar, memandang langit-langit atap. Memikirkan bagaimana nasib Saras yang seharusnya tidak berhak bertemu laki-laki seperti Jishaka.

Kepala mereka berdua menoleh ke arah pintu kost yang terbuka dan panjang umur, Saras baru saja pulang. Saat mata Saras bertemu Ayu dan Dhiska, ia langsung berlari menuju kamar. Benar-benar sangat kentara sedang menghindar. Ayu menyenggol lengan Dhiska, mengajaknya menyusul Saras ke dalam kamar.

"Mbak Saras." Ujar Ayu saat berada di belakang Saras yang sedang membuka kunci pintu, "Kita nungguin mbak Saras, mau cari makan bareng... Laper banget..."

Ayu berpura-pura bersikap biasa saja dan melirik kearah Dhiska untuk berpura-pura bersikap normal.

"Aku capek banget." Balas Saras dengan suara yang canggung.

"Yah, kok gitu sih mbak Saras, kita bertiga udah sebulan nggak makan bareng ke luar." Ayu mencolek lengan Saras.

"Haha iya..."

Saras membuka pintu kamarnya, Ayu dan Dhiska mengikuti Saras sampai dalam dan duduk di lantai yang Saras lapisi karpet berbulu berwarna putih.

"Kok daritadi kayak nggak mau liatin mukanya ke kita ya?" Dhiska berbisik pada Ayu.

point of viewWhere stories live. Discover now