Ankle Sprain

384 65 12
                                    

Lomba antar jurusan akan dilaksanakan minggu depan, para panitia sibuk mempersiapkan ruangan dan rekap para peserta agar jalannya lomba tersusun dan nggak berjalan berantakan, semua harus berjalan kondusif. Ruangan aula pun mulai didekorasi, Ayu yang sebenarnya nggak terlalu berkepentinganpun ikut membantu, ia sedang menggunting huruf-huruf dari karton yang sudah digambar sebelumnya oleh Sherin.

"Emang kerjaan kamu udah selesai, Yu?" Tanya Sherin yang sedang mengoleskan lem ke atas kardus.

"Udah, ini aku bosen aja, jadi bantu-bantu deh, daripada diem." Ujar Ayu, matanya masih fokus, agar hasil guntingannya tidak melenceng dari pola.

"Makasih ya, Yu, soalnya ini panitia lain juga kayak kabur-kaburan, aku juga bingung kalau nggak ada yang bantuin, untung ada kamu."

"Ya ampun, santai Aja, Rin. Aku juga bantu sedikit doang kok hehe."

Ayu menyusun huruf-huruf yang sudah ia gunting di atas lantai, memastikan hasil tangannya rapi. Good. Ayu puas dengan hasil karyanya, meskipun tidak seapik milik Sherin, tapi lumayan.

"Rin, ini udah. Aku bantu apalagi nih?"

Sherin mengintip hasil karya Ayu, "Bagus, Yu. Oh iya boleh minta tolong nggak, ke panggung sebentar, intipin si Abas udah selesai masang lampu LED tumblr itu belum? Soalnya dia sedikit rese kalau disuruh."

Ayu mengacungkan jempolnya. Ia lalu berdiri, menepuk bokongnya yang habis duduk di lantai. Lalu ia masuk ke dalam aula, melihat hasil dekorasi panggung yang sebagian sudah disusun. Ayu menaiki tangga kecil yang menuju ke panggung, melihat Abas sedang memainkan ponselnya dengan khidmat, nggak tau apa yang sedang dimainkan.

"Bas, itu lampu ditanya Sherin, udah kamu pasang belum?"

"Belum, teh. Sakedap... Sakedap... Ini lagi battle di game, nanti ya lima menit lagi." Abas masih tidak bisa lepas dari ponselnya, bahkan matanya pun tidak berpaling dari layar sedikitpun.

"Ya udah sini aku aja yang pasang, nanti kamu diomelin Sherin loh, Bas. Waktunya udah mepet, takut nggak keburu, masih banyak yang harus disusun."

Ayu mengambil anak tangga yang ada di pojok panggung, meletakkannya di tengah-tengah. Ayu memastikan tangganya aman untuk dia naiki.

"Bas, tolong pegangin dong tangganya." Pinta Ayu pada Abas.

"Iya teh, nggak apa-apa itu dinaikin aja, aman kok."

Daripada lama menunggu Abas yang nggak kunjung fokus dengan tugasnya, Ayu langsung menaiki anak tangga satu persatu, memasang lampu led tumblr yang sudah tertempel setengah dan merapikannya. Ayu masih harus merapikannya sampai ujung panggung dan tubuhnya tidak sampai, ia harus turun dulu dan menggeser tangganya. Kaki kecilnya menuruni satu anak tangga dengan hati-hati, tangannya berpegangan erat, sambil melihat apakah kakinya berpijak pada anak tangga yang tepat. Satu kakinya turun lagi, tapi sialnya Ayu meleset, dan

BRAKKKK!!!!

Tubuhnya jatuh ke atas panggung, hingga menimbulkan suara cukup keras dan semua orang langsung menoleh ke arah sumber suara.

"TEH AYU!"

"AYU!"

"Ayunda?!"

Semua orang berteriak begitu melihat Ayu yang sudah jatuh terduduk, kakinya menekuk, dan Ayu meringis menahan sakit.

"Ayunda?"

Aga yang kebetulan baru sampai di dalam aula langsung menoleh ke sumber suara dimana orang-orang sudah bergerumul berjongkok mengelilingi Ayunda. Saat ia membelah kerumunan, dilihatnya Ayunda meringis dengan kaki yang ia selonjorkan, melihat pergelangan kakinya yang mulai terasa nyeri.

point of viewWhere stories live. Discover now