"HANI ...," lirih Nataline dengan nada yang bergetar.

Wanita berambut panjang bergelombang itu memalingkan wajahnya saat mendengar namanya di panggil dari belakang.

Deg...

Seolah waktu berhenti dan hanya berjalan untuk mereka saja, Hani menatap Nataline dalam.

"Nataline? Nat, ini beneran lo kan?" wanita itu membulatkan matanya.

Meski begitu kakinya masih bisa melangkah untuk bisa memeluk sahabatnya itu yang selama Empat tahun menghilang dari kehidupannya.

Hani memeluk Nataline kuat dan saat itu juga air mata mengalir dari kedua kelopak milik gadis itu.

"Wanita jahat gue kira lo udah mati."

Nataline terisak dan tertawa hampa mendengar kalimat itu. Hani masih sama, wanita dengan kata-kata yang tidak bisa di filter.

¤▪︎▪︎▪︎¤

Empat tahun lalu ....

Hani terlihat tergesa-gesa saat menerima pesan yang mengejutkan dari temannya Gheo.

"Pengantin pria nya pergi Han! Gue gak tau ada masalah apa mending lo cepet kesini deh."

Gadis itu terlihat cemas dan berlari memasuki gedung yang katanya sudah di pesan untuk acara bahagia hari ini.

Hani ada di Singapure saat pada akhirnya Nataline memberinya kabar dia akan menikah dengan kekasihnya yang sangat dia cintai.

Siapa namanya? Kevin, senior sewaktu gadis itu kuliah. Saat melihat potret laki-laki itu Hani tidak pernah menyangka bahwa kejadian seperti ini akan terjadi.

Laki-laki itu sangat tampan dan terlihat baik, dalam video yang Nataline kirim kepada dirinya mereka terlihat saling mencintai satu sama lain.

Mungkin itulah sebabnya bahkan Hani pun menyetujui pernikahan mereka itu.

"Nataline kemana?"

Gheo menggelengkan kepalanya, dia hanya bisa duduk saja menunggu Hani sebelum akhirnya dia pun akan pergi karena semua tamu bahkan keluarga Nataline sudah pergi dari tempat itu.

"Kok lo gak cegah sih?"

"Mana bisa gue cegah."

Mata Hani memerah, "Ikut gue, kita cari si Kevin sialan itu sekarang juga."

"Ahkkk ...." Hani membanting tasnya keatas kursi yang ada di sana.

Gheo hanya bisa menepuk pundak gadia itu mencoba untuk menenangkan Hani, laki-laki itu tau kalau Hani adalah wanita yang sangat impulsif, wanita itu bisa saja melakukan kekacawan lain.

"Lin! Maafin gue hiks ... hiks .... Kenapa gue baru bisa pulang hari ini Bang*t." Hani memukul-mukul meja yang ada di sana dengan emosi.

Sejak saat itu, Hani tidak pernah bisa menemukan keberadaan Nataline lagi di Bandung. Gadis itu hendak ke Jakarta atau Bali atau apapun itu tempat terkenal yang mungkin bisa dia kunjungi untuk mencari Nataline, hanya saja dia tidak bisa meninggalkan kuliahnya di Singapure.

¤▪︎▪︎▪︎¤

"Lo baik-baik aja kan?" tanya Hani setelah pertemuan haru tadi.

Nataline hanya mengangguk-an kepalanya dan tersenyum tipis.

"Syukurlah tidak ada yang lebih penting dari pada lo baik-baik saja."

"Dan lo, Ditya Bangs*t lo kenapa gak bilang lo ketemu Nataline."

Nataline hanya bisa menggeleng pasrah ketika kata-kata kasar itu selalu keluar sangat banyak dari mulut temannya Hani.

"Bisa santai gak telinga gue jadi kotor." Angkasa mendengus kesal.

Nataline melihat laki-laki itu, ternyata Angkasa pun sama, omongannya seperti dulu tidak seperti di kantor atau saat berbicara dengannya.

"Huuft ... yang sabar Bos ku, mulut Hani emang cuma enak pas gue Kiss aja."

Mesum!

Itu adalah kata yang ada langsung di pikiran Nataline saat mendengar kalimat dari laki-laki yang sekarang menghampiri mereka.

Namanya Gheo, seantero sekolah tau kalau dia adalah laki-laki termesum dan playboy yang pernah tinggal di kelas mereka.

Entah mengapa dan bagaimana Gheo insyaf dan sekarang sangat bucin kepada Hani yang anak nya urakan dan kasar.

"Lo juga sama mesumnya seperti dulu," kata Angkasa.

Nataline hanya terkekeh mendengar pembicaraan mereka, jika di lihat lagi pertemuan mereka kembali tidak semenyeramkan apa yang ada di pikiran Nataline selama ini.

Dan Angkasa memang sangat berperan penting dalam penyatuan kedua sahabat ini.

"Ck, yang berubah di sini cuma mereka berdua bener kan?"

Gheo mengangguk-an kepalanya. Dia setuju dengan opini pacarnya itu, Angkasa yang paling terlihat berubah, Nataline juga cukup berubah apalagi dengan penampilannya sekarang.

Gadis itu juga tidak banyak berbicara seperti dulu, Nataline lebih pendiam dan hanya tersenyum sesekali.

____

tbc ¤▪︎▪︎▪︎¤

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

tbc
¤▪︎▪︎▪︎¤

tbc ¤▪︎▪︎▪︎¤

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
ME AFTER YOU (TERBIT)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum