6

94 90 62
                                    

Fandi segera masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuh nya, badan nya merasa lengket karna keringat yang menempel di tubuh nya. Sebelum masuk kamar mandi ia menyurun isti nya untuk membuat kan kopi dan sang empu pun hanya berdeham.

Setelah sudah selesai dengan ritual mandi nya, fandi keluar kamar mandi dengan anduk kecil untuk mengeringkan ramputnya yang basah. Lalu ia melihat secangkir kopi hangat yang sudah tergeletak di atas nakas dekat tempat tidur, ia melihat istri nya yang sudah mencuci wajah nya, saat ini ana sedang duduk di tepi ranjang sembari bermain ponsel.

Fandi mendekat ke arah di mana ana berada, kemudian ia mendudukan diri nya tepat di sebelah istri nya.

"Mah," panggil fandi dengan nada halus, Namun ana tak bersuara, ia hanya menoleh sekilas.

Fandi menghelai nafas pelan, "bener, mamah lagi marah sama renata? Tapi kenama mah? Cerita dong sama papah,"

"Ya mamah sebel aja sama Renata," dumel ana sembari memberikan kopi ke Fandi.

"Ya sebel kenapa, hemm?" Tanya fandi sembari menyeruput kopi nya.

"Masa ya pah, Renata suka sama anak yang gak punya tata krama, masa tadi belum di suruh duduk langsung duduk mana langsung nyomot makanan di toples lagi!" adu Ana ke Fandi dengan muka sebal nya.

"Ohhh." ucap fandi sembari menyeruput kopi nya lagi.

"Lha, kok cuma oh sih pah?!" geram ana.

"Ya mau gimama lagi, anak nya aja suka. Mamah kira papah setuju kalo Renata pacaran sama anak kaya gitu, ya gak lah mah," ucap Fandi sembari meletakkan gelas di atas nakas.

"Mck. Pokok nya mamah gak setuju!" tekan Ana.

Fandi bangkit dari duduk nya, "biar papah yang ngomong sama Renata, tapi nanti. Untuk sekarang kita makan malam dulu." ujar Fandi dan melangkah keluar kamar di ikuti Ana.

Sesampai nya di meja makan tidak ada seorang pun, satu kata yang bagus di ucapkan 'sepi' itu lah kata yang cocok untuk di lontar kan. memang benar di meja makan itu sepi hanya ada bibi yg sedang menata makanan di sana.

"Bik." panggil Ana.

"Iya nyonya, ada yang bisa di bantu?" ucap Bibi sopan.

"Gio belum pulang?"

"Belum, nyonya." ucap bibi dengan sedikit membungkuk, Ana hanya mengangung-nganguk.

"Bi tolong panggilin reynata ya," ujar Fandi yang sudah duduk di meja makan.

"Baik tuan." ucap si bibi dan segera pergi menuju kamar Renata.

Di dalam kamar, Renata sedang membaca novel di kasur empuknya dengan posisi tubuh tengkurap. Saat sedang fokus membaca, suara ketukan pintu dari arah pintu kamarnya pun terdengar dengar dengan jelas, membuat berdecak malas. ya, karna dia lagi mode mager.

Renata berjalan untuk membuka pintu dengan gontai, saat sudah sampai di depan pintu Renata segera membuka nya, dan nampak lah bibi berdiri tegap di depan pintu.

"Eh bibi, ada apa bi?" tanya Renata sembari tersenyum.

"Anu non. Non di panggil tuan untuk makan malam."

Kakak Kelas (Revisi) Where stories live. Discover now