Part 42 : 🐸🐸

148 21 1
                                    

Semalam baru saja bagi raport, untuk siswa-siswi di sekolah BB (Bina Bersaudara) SMP maupun SMA semua libur, yah libur lagi. Yang namanya habis bagi raport pasti semua sekolah akan libur.

Gina sungguh benci ini! Kenapa harus ada kata libur?! Gina hanya ingin sekolah! Untuk melihat Fajar. Gara-gara libur, Gina harus rela, bolak-balik, muter-muter menaiki mobil, hanya untuk sekedar melewati rumah Fajar saja.
Sialanya, Gina selalu gagal melihat Fajar walaupun sudah berada di sekitar rumah Fajar.

__

"Ayok, bantuin abang pindahan," ucap Fajar yang melihat Fajri, urang-aringan di kamarnya.

"Capek!"

"Dih! Capek ngapain lu!?"

"Gak ngapain-ngapain sih, tapi capek!"

"Bilang aja gak mau bantuin!"

"Ya udah, ya udah! Ini dibantuin."

Akhirnya Fajri pun turun dari tempat tidur Fajar, dan mulai berjalan mengambil barang-barang yang kemungkinan akan dibawa Fajar.

"Bang, ini album mau dibawa?"

"Ya, iyalah, album kesayangan gue ini! Jangan pengang-pengan! Rusak entar!" omel Fajar sangat takut barang kesayangan lecet sedikit.

"Lebay banget, astaga!"

"Biarin!"

"Bang, sekarang bisa main bila puas-ouas dong, gak ada yang ngelarang."

"Iya, dong bebas! Akhirnya hidup gue gak ke kekangan lagi." lega Fajar.

"Seneng banget keknya," terang Fajri yang sebenarnya sedikit sedih, karna tidak bisa satu atap lagi dengan abangnya ini.

"Seneng dong, bayangin baru kali ini gue dapet kasih sayang ortu, dulu gue dari Zigot, embrio, janin, bayi, sampe sebesar ini, belum dapet kasih sayang ortu, kayak lu, gue mah, cuman dapet kasih sayang beby sisters," keluh Fajar mengeluarkan unek-uneknya.

"Hmm, bener Abang berhak dapet kasih sayang," lirih Fajri sangat jelas jika ia terlihat sedih.

"Gak usah sedih, gue tetep sayang sama lu, pokoknya lu adek kesayangan gue dah!" hibur Fajri, sambil menata barang-barangnya.

"Sayang, Abang juga, mwehehe!"

Tidak lama setelah itu, pintu kamar Fajar di ketuk, menampilkan seseorang laki-laki, yang sepertinya bertugas untuk mengangkut bawaannya Fajar ke mobil, agar di bawa kerumah baru.

Sebelum pergi, Fajar menyempatkan diri berpamitan kepada, Mamahnya, meskipun kepergianya juga sangat diharapkan. Untuk Tolik sepertinya Fajar tidak bisa. Karna semenjak kejadian itu, Topik jarang pulang ke rumah. Mungkin kekecewaannya terhadap Lina masih sangat amat banyak.

"Fajar pergi, yah, Mah," pamit Fajar ingin meraih tangan Lina.

"Langsung pergi aja! Gak perlu cium-cium tangan!" ketus Lina, yang sama sekali tidak membuat Fajar sakit hati. Sudah biasa!

"Mah, Fajri mau bantu Bang Fajar pindahan dulu," pamit Fajri juga.

"Jangan lama-lama!"

"Iya, Mah."

Sampai di tujuan. Fajar dan Fajar ter bengong-bengong, melihat rumah yang akan ditinggali oleh Fajar. Teryata oh teryata, rumah yang semalam sempat menghebohkan komplek perumahan indah, karna mengalahkan keindahan rumah keluarga Virgo! Adalah rumah Tolik, Fajar tidak menyangka teryata Ayahnya sekaya ini. Awalnya Fajar mengira, Tio hanya tinggal di kontrakan kecil, karna ia baru saja datang dari kuar negri.
Aah, jahat sekali pikiran Fajar.

"Wih, kok gak bilang ini rumahnya, Bang?" kagum Fajri sembari bertanya.

"Lah, mana abang tau, Ayah aja gak bilang."

"Fajar, Fajri sini masuk," teriak Tio di balik pintu.

Sampai di dalam, anak kembar tersebut dibuat terpesona oleh keindahan rumah yang terlihat sangat modern dan sangat indah dipandang.

"Wih, gilak! Keren banget rumahnya," kagum Fajri lagi.

"Fajri kalo mau tinggal disini juga boleh," jawab Tio, mengelus puncak kepala Fajri, yang membuat Fajri salting.

"Heheh, tapi pasti gak dibolehin, Mamah."

"Fajar kamar kamu, yang diatas yah, pintunya ada gambar bola, itu kamarnya di disein khusus buat kamu."

Fajar segera melihat kamarnya. Wow! Fajar benar-benar terpesona melihat kamarnya sangat luas, poster-poster, pemain sepak bola ada dimana-mana. Gorden, seprai, selimut, dinding, dan hiasan lainnya semua berbau sepak bola. Tio benar-benar tau selera anknya.

"Gila! Lu bakal betah banget, Bang disini! Mewah bener!" sahut Fajri melirik sekelilingnya.

"Yah, kita cuman berdua doang, di rumah sebesar ini?" tanya Fajar penasaran.

"Gak juga, di rumah ini nanti bakal banyak membantu, sama satu lagi, nanti murid Ayah, yang dari Thailand mau kesini," jawab Tio tersenyum.

"Ayah, punya murid? Siapa yah, berapa orang?"

"Ayah cuman punya satu murid, Ayah kan gak sembarangan mau ngelatih orang.

Fajar langsung menayangkan, bahwa murid ayahnya ini pasti sangat-sangat mahir skaam bermain sepak bola. Sungguh Fajar sangat penasaran, ia juga sudah membayangkan bisa berteman baik dengan murid ayahnya itu.

***

Disisi lain, makhluk Mars, berkumpul lagi. Entah ada misi apa hingga mereka bisa bersama padahal sekolah sedang libur. Seperti mereka bertiga tidak bisa jika tidak bertemu.

"Gimana, gak jumpa, lagi sama Fajar?" tanya Dewi menyeruput minumnya.

"Kagak! Gue udah muter-muter di ruang Fajar sepuluh kali, tapi gak keliatan juga."

"Lewat doang, gimana mau jumpa? Masuk dong ke rumahnya, Assalamu'alaikum, gitu, Neng!" terang Via mengunyah makanannya.

"Gue suka tremor, kalo jumpa, Mama mertua!"

"Halu, astaga!"

"Gin, coba ku sehari tanpa Fajar?" desis Dewi.

"Gak bisa! Gue gak bisa! Gimana pun gak bisa!"

"Gue gak yakin, aja gitu."

"STOP! Jangan raguin gue! Gue emang gak terlalu cantik, tapi gue gak pernah gagal dapetin cowok yang gue suka!"

"Ini, buktinya Gagal." sahut, Via.

"Siapa bilang gue gagal!? Gue gak gagal, taii belum berhasil!"

"Sama aja, zeyeng!"

"Udahlah, gue kan udah bilang, gue pasti dapetin dia!"

"TERSERAH!" jawab Dewi dan Via kompak.

"Kalo Fajar tiba-tiba suka sma cewek, lu gak papa?" lirih Dewi sambil mengaduk mie nya.

"Gak papa, kan ceweknya gue!" jawab Gina dengan sangat pd.

"Kalo misalnya bukan kita gimana?" tanya Via, serius.

"Gue gak yakin sih! Fajar bukan tipikal orang yang mudah suka sma orang, gue aja yang kayak gini dia gak mau, masa tiba-tiba suka smaa orang!" protes Gina mengeluarkan pendapatnya.

"Masalah hati, gak ada yang tau, Gin," sambung Dewi.

"Iya, kita gak bisa ngatur, mau jatuh cinta sama siapa."

"Hmm," lirih Gina, bergumam.

***

TBC

.

.

.

.
Vote! 🤤

Mas F Место, где живут истории. Откройте их для себя