Part 13 : PORKEP FC

138 30 2
                                    

Sempat bahagia, namun kembali terluka!

~REGINA PRETY~

Gina kembali ke kelas dengan senyum paksanya. Fajar mendiamkannya kembali sama seperti sebelumnya. Baru saja semalam ia merasakan kebahagian tapi kini ia kembali ke fase sebelumnya.

"CK!" ucap Gina sedikit frustasi.

Ia kembali ke kelas, dan duduk di mejanya dengan perasaan yang amat sangat galau. Wajahya yang tadi berseri-seri, kini telah terganti. Tidak ada senyuman lagi, Gina benar-benar kembali ke posisi awalnya, di mana ia selalu tidak dia anggap oleh Fajar.

Lantas yang semalam apa!?

"Mas Crush tega banget dah!" sedih Gina.

***

Di sebuah tanah lapang, terlihat segerombolan remaja berusia kisaran 13-15 tahun menggunakan baju bola berwarna perpaduan biru dan hitam. Di belakang baju mereka sudah tertulis nama PORKEP FC dan angka yang cukup besar serta nama-nama mereka. Sepertinya mereka sedang latihan bermain bola.

Ketahuilah, salah satu mereka terdapat Fajar. Yah Fajar, setiap tiga minggu sekali, sepulang sekolah Fajar akan singgah ke tanah lapang, yang cukup jauh dari rumahnya, untuk latihan bermain bola bersama timnya, dengan satu guru pemandu yang sudah cukup umur namun masih aktif bergerak.

"Lo gak laper?" tanya Fauzan, teman Fajar yang ada dingin tersebut.

"Engga kok, tadi udah makan dikantin," jawab Fajar tersenyum tulus.

"Mending sebelum latihan lo pulang dulu sebentar, makan, istirahat sebentar baru latihan, jangan langsung ke sini, kasihan elonya capek," saran Fauzan menatap lirih ke arah Fajar yang terlihat kelelahan.

Bagaimana tidak capek, setelah pulang sekolah, Fajar tidak pulang ke rumah terlebih dahulu, tidak ada istirahat, mungkin hanya istirahat di sekolah saja. Oleh karna itu Fajar selalu makan banyak saat jam istirahat untuk mengganjal perutnya agar tahan sampai latihan, atau terkadang ia juga membawa bekal, karna lambungnya sempat kambuh.

"Gue gapapa kok, santai."

"Jaga kesehatan ya, awas nanti lambung lo kambuh lagi, entar gak bisa main bola, lo kan penting di tim ini," ucap Fauzan lagi.

"Iya ... Iya bawel deh," jawab Fajar tersenyum. Tapi kata-katanya seperti cewek. Wkwk.

Sudah sekitar lima bulan Fajar bergabung dengan tim sepak bola di perkampungan yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Tim sepak bola tersebut berisi anak-anak seusianya Fajar paling muda berusia tiga belas tahun, dan paling tua berusia lima belas tahun.

Tim sepak bola tersebut berisi sekitar 15 orang, dengan 11 inti pemain, dan 3 orang pemain cadangan. Tim tersebut bernama PORKEP FC, sebuah tim sepak bola yang di bentuk oleh Pak Zega. Ia adalah seorang pemain sepak bola yang handal pada zamannya, Pak Zega memiliki bakat alami dalam menggiring bola, ia juga sering menjadi perwakilan provinsi, bahkan kotanya untuk bertanding antar kota.

Sekarang ia sudah berumur tiga puluh enam tahun, ia memilih berhenti bermain karna kondisi uang, ia tidak bisa ikut pertandingan karna tidak mampu membeli baju bola, sepatu dan atribut lainya. Ia juga merasa tubuhnya sudah tidak sekuat dulu, dan memutuskan untuk mengajari anak-anak disekitar rumahnya.

Percaya atau tidak Fajar adalah salah satu anggota yang paling kaya diantara yang lain, anggota lainya seperti Fauzan hanyalah anak kampung yang sedikit kekurangan ekomomi, dan hanya bisa belajar bermain sepak bola dengan Pak Zega, karna gratis dan, akan mengeluarkan uang hanya untuk membeli baju saja.

"Fajar, kamu ini kan orang kaya, kenapa ikut tim kami? Bukannya kamu bisa latihan di tempat mahal yang canggih gitu, gak kaya kita cuman di tanah lapang."

Fajar hanya tersenyum, Lagi-lagi ia tidak menjawab pertanyaan seperti itu. Ini bukanlah pertama kalinya Fajar mendapatkan pertanyaan itu, sudah berulang-ulang kali, namun jawaban Fajar hanya tersenyum. Terlalu sulit untuk menceritakan kisah sedihnya.

Selama ini anggota Porkeb FC  selalu iri dengan Fajar, karna Fajar adalah orang kaya yang sama sekali tidak keberatan membeli baju bola, sepatu bola, tidak seperti mereka yang harus menabung berbulan-bulan, bahkan sepatu mereka juga beli bekas karna lebih murah.

Nyatanya Fajar-lah yang iri kepada mereka yang memiliki keluarga yang harmonis, yang terpenting tidak pilikasi, bahkan mendukung kesukaan mereka untuk bermain sepak bola.

Sejujurnya, Lina selaku ibunya Fajar sama sekali tidak mengetahui bahwa anaknya mempunyai tim sepak bola, oleh sebab itu Fajar enggan pulang sebelum latihan bola. Setau Lina, Fajar hanya bermain bola biasa tidak mempunyai tim semacam ini. Entahlah apa yang terjadi jika Lina mengetahui itu, mungkin ia akan marah besar karna Lina sungguh tidak menyukai sepak bola.

Beda dengan Fajri, kini ia telah di daftarkan ke sebuah tempat khusus les/latihan basket termahal di kota itu. Disana tidak hanya menampung anak-anak basket tapi  juga menampung anak yang suka bermain sepak bola. Tempatnya di sebuah gedung yang sangat lebar, dan sangat canggih pastinya, hanya anak-anak Sultan yang bisa masuk ke tempat itu.

"Teman-teman sini istirahat dulu!" panggil Fajar pada teman-temannya yang sedang latihan.

Sudah sekitar lima puluh menit, Fajar dan teman-temannya latihan dibawah teriknya sinar matahari, kulit putih Fajar sama sekali tidak hitam karna Fajar selalu memakai crim mahal dari prancis untuk melindungi kulinya agar tetap sehat dan terawat.

"Kamu bawa apa lagi, Jar?" tanya Rico kepo dengan pelastik besar yang ada di samping Fajar.

"Ini aku bawa minuman, pasti kalian haus, 'kan? Ayo minum dulu," ajak Fajar.

Mereka pun istirahat selama lima belas menit di bawah pohon kersen yang tertanam di pinggiran tanah lapang. Daunnya yang sangat lebat membuat hawa dingin yang alami, dan mengusir hawa panas secara tidak langsung.

"Fajar, kamu jangan keseringan bawa minuman, kami gak enak, kamu terus yang bawa kami gak pernah, lagian sayang uangnya, lumayankan buat ditabung, lagian kita juga udah bawa minum dari rumah," ujar Erik sehabis meneguk minuman dinginnya.

"Gapapa, ini juga belum seberapa," jawab Fajar singkat.

"Susah bilangin orang kaya yah," desis Erik lagi.

"Eh!"

***

Huaaa!! Sedih bat kuota abis gak bisa riset, tentang posisi mereka main bola😭

Pen nyari posisi yang bagus buat Fajar apaan dah, gak bisa riset🤧

Fajar cocoknya di posisi mana yah? Sayap kanan, sayap kiri? Penyerang? Bet?

Tau ah bingung, gak ada kuota, mana bisa nyari tau, hiks🤧

Maaf jadi kurang deg gitu karna belum bisa jelasin detail suasana latihan mereka, soalnya emang belum riset, jadi bingung apa yang mau ditulis mengenai gambaran latihan mereka.

Buset gue malah curhat🤧

Mas F Where stories live. Discover now