Love Maze - 24

1.1K 174 1
                                    

Sama seperti hari-hari sebelumnya, hari ini juga Jungkook tak masuk sekolah. Karena jika ia masuk, ia akan kewalahan lagi. Seperti beberapa hari yang lalu.

Jarak satu jam dari para murid mengetahui bahwa Jungkook masuk sekolah, maka berantakanlah satu sekolahan. Meja dan kursi Jungkook dipenuhi coretan spidol dan tipe-x, bahkan ada beberapa juga yang memakai pilox sisa dari kegiatan corat coret mereka di lapangan sekolah yang mana juga sudah dipenuhi dengan kata-kata ejekan dan kata-kata kasar untuk Jungkook.

Mereka memperlakukan Jungkook dengan amat buruk. Menabrak, menyenggol, menjambak, bahkan beberapa dari mereka sampai berani meludahi cowok itu.

Iya, sekontras itu perbedaannya.

Seketika setelah mereka mengetahui bahwa Jungkook tak memiliki kuasa lagi di sekolah, maka secepat itu pula mereka ‘membalaskan dendam’ mereka yang terpendam selama dua tahun ini.

Tapi apakah Jungkook tak melawan?

Tentu saja melawan, siapa pula yang tak tau kemungkinan itu. Namun lagi-lagi, Jungkook kalah jumlah. Sehebat apapun ia dalam bertarung, jika ia dipukuli oleh lima puluh orang sekaligus tentu saja ia akan kalah. Mereka selalu secara bergantian memukuli Jungkook, seperti memanfaatkan peluang yang ada untuk membalas dendam jika cowok itu masuk sekolah.

Tanggapan sekolah?

Oh ampun.. jangan ditanya. Mereka diam saja, malah beberapa guru gila di sana selalu dengan aktif memberikan saran kepada para siswa agar melancarkan aksinya di dalam sekolah dengan tujuan agar tak ada kabar jelek yang beredar di luar sekolah.

Setiap ada siswa yang mengunggah atau bahkan kedapatan membicarakan hal itu di luar sekolah, maka mereka akan menanggung akibat yang luar biasa fatal.

Sungguh berbeda sekali bukan? Hanya dalam waktu beberapa hari saja hal yang dulu sangat mustahil untuk dilakukan sekarang malah menjadi sesuatu yang sangat ‘menyenangkan’ bagi mereka.

Lagipula, manusia mana yang tak menyukai pembalasan dendam yang setimpal dan sempurna? Sangat mustahil ada. Dan kalaupun ada manusia yang seperti itu, tolong beritahu aku.

“Hei,” Lisa menyapa dengan manis. Diiringi sebelah tangannya yang bergerak kesana kemari, menyapa cowok dengan jaket kulit khas nya di seberang sana.

Cowok yang disapa itu menoleh lalu menebarkan senyum manisnya, tak lupa juga ia mengangkat papper bag kecil di tangan kanannya.

Sadar bahwa bungkusan kecil itu untuk dirinya, Lisa segera berlari menuju Jungkook. Tak menghiraukan para murid yang tengah berdesas desus di belakangnya.

“Ini apa?”

“Buat makan siang.”

Lisa terkekeh pelan, lalu dengan enteng ia menaiki motor  yang sedari tadi sudah Jungkook naiki--tentu saja setelah ia memakai helm yang sudah disiapkan cowok itu.

Mereka menempuh perjalanan selama lima belas menit, kemudian berhenti di sebuah taman kecil yang tidak jauh dari kos-kosan Jungkook.

Lisa duduk di bangku taman yang cukup kecil sebetulnya jika mereka duduki berdua, namun anehnya keduanya tampak nyaman di kursi sempit yang sudah setiap hari mereka duduk itu.

“Skip dulu makan siangnya, sini,” Lisa berucap seraya menarik pelan dagu Jungkook yang mana sempat membuat cowok itu kaget bukan main.

Dilihatnya lebam diwajah tampan Jungkook baik-baik, lalu ia membuang napasnya kasar setelah lima detik ia hanya memandangi Jungkook yang kini membeku bak terkena kutukan. Tak bisa bergerak sama sekali.

“Kali ini sama siapa?” tanya Lisa. Sedangkan tangannya aktif merogoh tas sekolahnya, mencari tempat obat yang entah kenapa akhir-akhir ini selalu ia bawa setiap hari.

LOVE MAZE ✓Where stories live. Discover now