17 !¡ Henryth's Date

83 8 2
                                    

🎪 Now playing: Niall Horan, Anne Marie - Our Song 🎪

Enjoy!

💈

Sebagai gadis yang baru menginjak jenjang dewasa, Eryth tidak pernah memedulikan segala bentuk perasaannya selama ini kepada orang lain, sekalipun orang yang dia sukai seperti Lionel Louie.

Kadang-kadang rasa sukanya memang menjalar ke seluruh tubuh, membuat dirinya terlihat bodoh dengan tersenyum-senyum sendiri atau terbayang wajah si dia saat ia hendak tidur. Namun, ia tetap tidak mau memikirkan bagaimana dirinya bisa menyukai orang itu, bagaimana interaksi mereka hari itu, apa yang terjadi di antara mereka, atau hal lainnya. 

Eryth berbeda. Dia tidak seperti gadis-gadis remaja lainnya.

Apalagi ketika dia habis patah hati dan menemukan seseorang yang baru, seseorang yang bisa membuatnya lebih hidup dan bersemangat menjalani hari. Saat ia bisa bertemu dengannya di mana pun, saat ia bisa mengobrol dengannya, saat jantungnya berdebar ketika tak sengaja bersentuhan dengannya, atau sekadar bisa saling sapa secara virtual.

Eryth sadar ada perasaan aneh yang bergejolak ketika hal itu terjadi. Seperti rasa suka. Namun, Eryth selalu mengacuhkannya. Berpikir bahwa perasaan suka, tertarik, adalah sesuatu yang biasa dan akan meluap begitu saja saat ada pekerjaan yang mengalihkannya. Ia terus berpikir jika perasaan romantis seperti itu tidak ada gunanya karena hubungan percintaan semacam itu hanya akan berakhir menyakitkan.

Eryth tahu betul. Bagaimanapun logika seharusnya berada satu tingkat dibandingkan emosi.

Dan pikiran itu akhirnya berhenti ketika dirinya mendapati rasa nyaman saat bersama dengan Henry. Ya, meski sebagai teman baik.

Sekarang, Eryth ingin mencoba berpikir dan menggalinya, mencari tahu lebih dalam lagi tentang perasaan ini kembali. 

Eryth menatap pantulan dirinya di cermin yang berpakaian rapi dengan dress berbunga tanpa lengan sepanjang lututnya dan blazer untuk bagian luar. Ia yang biasanya mengenakan pakaian kasual saat hari-hari biasa dan pakaian formal seperti kemeja saat bekerja, kini memakai pakaian yang membuat dirinya lebih feminin. 

Tangan Eryth terangkat ketika hendak memoleskan lipcream di bibirnya, lalu terhenti di udara sejenak saat ia berpikir lagi. Ia juga mulai merawat diri sendiri semenjak Henry memberikan skincare dan make up untuk dirinya, padahal awalnya gadis itu tidak membutuhkan sama sekali. Namun, Henry berhasil membuat banyak orang, yang selama ini menganggapnya remeh dan rendah hanya karena penampilannya, menyadari posisinya di dunia ini. 

Eryth tidak berbohong kalau berkata bahwa Henry datang padanya waktu itu seolah menjadi malaikat penolong yang baik hati, walau terkadang menyebalkan. Tidak pernah ada orang yang memedulikan diri Eryth sejak bertahun-tahun lalu, bahkan dirinya sendiri juga tidak. Selain rekan-rekan sesamanya di ERL Venture, mungkin tidak ada lagi yang acuh pada Eryth jika saja Henry tak ada. 

Ingat saja, ketika Henry pertama kali menawarkan kerja sama yang sebenarnya adalah bantuan untuk Eryth mewujudkan ambisinya, lalu ia memperlakukan Eryth dengan baik seperti rekan kerjanya yang lain, ia memberikannya sesuatu untuk merawat dirinya, dan Henry bahkan memperhatikan pola makannya.

Kalau dipikir-pikir lagi, Eryth benar telah berubah semenjak bertemu Henry dan pria itu yang membuat hidupnya berubah lebih baik. Gagasan yang masuk akal. Abaikan poin-poin kalau Henry memperlakukan semua wanitanya dengan sama. Eryth tak peduli. Toh, selama dia bisa menyembunyikan perasaan itu dalam dirinya, semua akan baik-baik saja.

Jadi, tidak ada salahnya, bukan, jatuh hati kepada seorang yang baru dikenalnya beberapa waktu lalu karena sikapnya yang peduli, dewasa, dan baik hati seperti Henry?

Alarm of The Heart-ProgramOnde histórias criam vida. Descubra agora