"Jangan nangis, hatiku sakit liat kamu nangis kayak gini!" ucap Gevan sambil menggelengkan kepalanya tak suka melihat Aurel menangis.

Bukannya berhenti menangis, mendengar kata-kata Gevan justru membuat air mata Aurel berlomba-lomba keluar.

Gevan seketika panik, dia segera menarik tubuh Aurel jatuh ke dalam pelukannya. Dagunya berada di atas kepala Aurel, dengan tangan kanannya mengelus lembut punggung Aurel.

Aurel yang dipeluk tak membalas pelukan Gevan, kedua tangannya masih berada di sisi tubuhnya dia hanya menangis mengeluarkan air matanya.

"Aku minta maaf udah bentak kamu!" ucap Gevan dengan nada penuh bersalah.

Tak ada kata balasan yang terlontar dari bibir Aurel yang membuat Gevan semakin bersalah, dirinya seharusnya tahu kalo Aurel sangat membenci jika dibentak namun malah dia tadi membentaknya.

Cukup lama mereka berpelukan, Gevan melepas rengkuhannya. Kedua tangannya menangkup wajah Aurel dan menghapus bekas jejak-jejak air mata yang membasahi pipi kesayangannya itu.

Aurel memejamkan matanya, haruskn dia memaafkan Gavin setelah apa yang dia perbuat?

Tangan Gevan menarik tangan Aurel lembut dan menggenggamnya. Ibu jarinya mengelus lembut punggung jari Aurel untuk memberikan ketenangan.

"Please, Rel! Maafin aku, aku tadi kelepasan bentak kamu," ucap Gevan dengan mata memohon.

Aurel membuka matanya dan menatap Gevan yang berada di depannya. Seandainya saat ini dia tak lagi marah dengan Gevan mungkin Aurel akan tertawa melihat raut Gevan yang seperti anak kucing yang meminta dipungut.

Aurel membuka mulutnya namun kembali menutup mulutnya, matanya menghindar tanpa mau melihat ke arah Gevan.

"Kamu tau kan Ka! Aku benci banget sama keempat cewek itu?" Tanya Aurel yang dibalas anggukan oleh Gevan.

"Terus kenapa kamu malah bela mereka bukan aku?" Tanya Aurel lagi dengan nada jengkel mengingat kembali perilaku Gevan yang mengesalkan.

"Aku gak bela mereka, aku cuma gak mau kamu nuduh mereka tanpa bukti Rel!" ucap Gevan membela diri, dia mengatakannya dengan nada lembut agar tak memancing amarah Aurel.

Alis Aurel meruncing mendengar ucapan Gevan, "Nuduh tanpa bukti gimana sih, Ka! Aku udah tau watak mereka itu gimana, Rea ngasih bekal ke Raddit padahal Raddit itu udah punya pacar! Terus sekarang Cia putus sama Raddit."

"Terus sekarang kamu malah bela mereka, pasti sekarang mereka kesenengan ngelihat kamu bela mereka kayak gini!" Tambah Aurel.

Gevan mengerutkan keningnya, "Aku sama sekali gak bela mereka, ya Rel! Kamu jangan nuduh, aku gak suka!"

Aurel yang mendengar ucapan Gevan mendengus pelan, "Aku gak nuduh tapi perilaku kamu tu udah ngejelasin semuanya! Dahlah males aku gak mau ngomong sama kamu!"

"Gak bisa gitu dong, Rel! Aku mau masalah kita selesai hari ini juga, aku gak mau kita marahan cuma karena masalah sepele!" ucap Gevan membuat Aurel melotot.

"Sepele kamu bilang? Ini gak sepele ya, semua berantakan gara-gara kamu! Bisa-bisanya bilang sepele!" ucap Aurel dengan nada kesal.

"Kok kamu malah nyalahin aku sih, Rel!" ucap Gevan merasa tak terima di salahkan.

"Terus menurut kamu, aku yang salah?" Balas Aurel sambil berkacak pinggang.

Gevan yang melihat Aurel marah pun mengatupkan bibirnya, takut menjawab salah.

"Dahlah! Aku males berantem sama kamu, bela aja terus sono si Litanjing itu sekalian jadiin tunangan!" cibir Aurel.

"Rel! Aku gak suka ya kamu ngomong kayak gitu!" ucap Gevan dengan nada naik.

"Bodo! Mending kamu pergi gih, aku males liat kamu!" usir Aurel.

"Aku gak mau pergi," balas Gevan keras kepala.

"Ya udah kalo kamu gak mau pergi, mending aku yang pergi! Kamu mending renungin deh kesalahan kamu baru setelah itu kamu boleh nemuin aku!" ucap Aurel sambil berjalan meninggalkan Gevan.

Aurel berjalan dengan amarah masih menguasai hatinya, melihat Gevan yang menurutnya sedikit berubah itu. Aurel membuka pintu roftoop dengan kasar lalu melanjutkan langkahnya namun netranya menangkap sesuatu yang ada di depan pintu.

Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri namun tak melihat ada orang yang melintazls, Aurel berjongkok dan mengambil benda itu. Aurel berdiri menatap benda yang dia pegang, tentu saja dia mengenal betul barang milik siapa itu. Sudut bibirnya tertarik lalu menyimpan barang itu ke dalam saku rok.

"Dasar penguping!"

°

°

°

°

°

°
Bersambung

Semoga cerita ini cepet selesainya ya dan empat cewek itu dapet hukumannya hehehe, semoga suka part ini :v

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Semoga cerita ini cepet selesainya ya dan empat cewek itu dapet hukumannya hehehe, semoga suka part ini :v

Spam nama Deka yuk

Spam nama Aurel yuk

Spam nama Dion yuk

Spam nama Jihan yuk

Spam nama Raddit yuk

Spam nama Putra yuk

Spam nama Bagas yuk

Spam nama Aidan yuk

Spam nama Cia yuk

Spam nama Lizha yuk

Spam nama Lita yuk

Spam next buat next part

Kasih semangat dong🥺

Sekian dulu yaa

Sampai jumpa di part selanjutnya

Bye

~17 Desember 2021

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя