Part 36

185K 22.3K 1.8K
                                    

Gevan turun dari motornya dan menghampiri Aurel yang akan menaiki motornya, Aurel yang melihat Gevan datang ke rumahnya pun mengurungkan niatnya.

"Kamu ngapain ke sini?" Tanya Aurel dengan raut bingung.

Gevan tanpa menjawab pertanyaan Aurel merentangkan tangannya mendekap tubuh tunangannya itu. Gevan menyusupkan kepalanya di perpotongan leher Aurel, menghirup aroma favoritnya.

Aurel membalas dekapan Gevan sambil mengelus punggung lebar lelakinya itu. Aurel tahu apa yang menyebabkan Gevan seperti ini, dia memakluminya.

Cukup lama mereka berpelukan, Gevan dengan terpaksa melepas pelukannya. Mata tajamnya menatap wajah cantik dari Aurel, kedua tangannya menangkup wajah Aurel.

"Aku gak bisa!"

Mendengar ucapan Gevan yang nelangsa didukung dengan wajah yang memelas membuat Aurel antara merasa kasihan dan ingin tertawa.

"Hei! Liat aku! Ini pertama dan terakhir kalinya kita lakuin hal ini!" ucap Aurel dengan penuh kesungguhan terpancar dari matanya.

Gevan kembali memeluk tubuh Aurel, "Padahal ini rencanaku tapi aku yang gak rela!"

Aurel yang mendengar hal itu pun tertawa pelan, "Gapapa Ka, ini cuma sebentar!"

Gevan mengiyakan dalam hati namun tetap saja dirinya masih tak rela. Namun, dia sudah memulainya dan dia juga yang akan mengakhirinya.

Cup

Gevan mencium pelan kening Aurel, Aurel memejamkan matanya menikmati kecupan Gevan.

Gevan menjauhkan wajahnya dari wajah Aurel, Aurel membuka matanya dan membalas tatapan Gevan.

"Kita tunjukin sama mereka, siapa yang mereka ajak bermain!" ucap Aurel dengan seringai tipisnya.

Gevan mengangguk dengan matanya menajam seperti saat dia berhadapan dengan musuhnya. Dia akan memberi pelajaran pada orang-orang yang telah membuatnya melakukan hal seperti ini.

"Tunggu puncak permainan yang akan gue buat," ucap Gevan dengan nada datarnya yang terdengar berbahaya.

***

Aurel memasuki kawasan Alexander High School yang telah ramai dengan mengendarai motor barunya. Dengan lihai Aurel memarkirkan motornya dan membuka helmnya.

Aurel turun dari motornya bertepatan dengan Lizha yang datang dengan motor matiknya. Membuat Aurel sekalian menunggu Lizha untuk ke kelas bareng.

"Bareng ke kelas yuk!" Ajak Aurel diangguki oleh Lizha yang sudah berdiri di samping Aurel.

Aurel dan Lizha jalan berdampingan menuju kelas mereka, dengan wajah yang cuek mereka berjalan menghiraukan bisik-bisik para siswa dan siswi yang tak pernah berhenti barang sejenak. Suka sekali membicarakan orang lain namun tak suka jika dibicarakan.

Langkah Aurel dan Lizha sampai di koridor khusus kelas sebelas namun mereka berdua berhenti melihat Cia dan Raddit yang berdebat di depan Rea yang sedang menunduk di samping Jihan, Lita, dan Anggi.

Aurel dan Lizha saling bertatapan lalu berlari menuju ke arah mereka.

Sesampainya di sana, Aurel dan Lizha berada di samping kanan kiri Cia.

"Ada apa Ci?" Tanya Aurel melihat wajah Cia yang memerah menahan marah menatap benci pada Raddit.

"Kak Aurel tanya aja sama cowok brengsek itu!" ucap Cia dengan nada sinis sambil bersedekap dada tak ingin menatap ke arah Raddit.

Mata Aurel beralih ke arah Raddit yang menyugar rambutnya dengan wajah terlihat frustasi.

"Ada apa sih Dit?" Tanya Aurel bertanya pada Raddit.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang