Part 33

186K 23.4K 1.5K
                                    

Aurel dan Lizha menginjakkan kakinya memasuki kantin bersamaan dengan itu bisik-bisik empat siswi Alexander terdengar begitu keras. Tentu saja Aurel dengan jelas mendengar mereka menggosipkan dirinya terkait masalah ulangan tadi.

"Kalian udah denger kan masalahnya Aurel tadi pagi?"

"Gue gak nyangka berani-beraninya dia nyontek pas pelajarannya Bu As!"

"Dia pasti minder sama Gevan, Gevan kan pinter masa tunangannya bodoh!"

"Bener! Pasti dia nyontek biar nilainya bagus jadi dia bisa cocok sama Gevan!"

"Gue pasti jadi Gevan ilfeel punya tunangan kayak Aurel!"

"Tapi gue denger dia lolos, dia gak terbukti bersalah!"

"Gue gak percaya! Palingan dia ngasih uang biar dia lolos!"

Aurel menatap ke arah sekelompok siswi yang sedang berbisik-bisik mengenai dirinya, ah bukan berbisik jika suaranya terdengar sampai ke penjuru kantin. Dia akan mendekati mereka namun langkahnya terhenti melihat Cia yang sudah maju duluan berjalan ke arah mereka. Astaga sejak kapan ada Cia di dekatnya!

Brak!

Cia menggebrak meja kumpulan cewek itu matanya menajam menatap bergantian keempat cewek di depannya.

"Satu kali lagi gue denger mulut sampah kalian ngomong jelek tentang kak Aurel! Gue jahit mulut kalian satu per satu!" Ancam Cia dengan nada dinginnya membuat keempatnya bergidik ketakutan.

Jangan lupakan Cia merupakan sepupu Gevan, dia juga pandai mengancam seperti sepupunya itu meski dia adik kelas itu bukan menjadi masalah untuk memberi pelajaran pada orang yang menjelekkan kakak kesayangannya, Aurel.

Setelah mengancam Cia membalikkan badannya ke arah Aurel dan Lizha, dia tersenyum manis seakan tak terjadi apa-apa.

"Gue percaya sama lo, kak! Lo gak mungkin lakuin hal itu!" ucap Cia dengan penuh keyakinan.

"Makasih udah percaya sama gue Ci!" balas Aurel yang diangguki oleh Cia.

"Ayo kak! Kita ke meja itu!" Ajak Aurel menggeret lengan Aurel berjalan ke arah meja tengah dimana Jervanos berada di sana.

Aurel yang melihat itu melepaskan tangan Cia dengan lembut, dia menggelengkan kepalanya pada Cia yang menatapnya bingung.

"Gue gak ke sana Ci!" ucap Aurel membuat Cia menatapnya meminta penjelasan.

"Kenapa kak? Kakak gak lagi marahan kan sama Gevan?" Tanya Cia memastikan.

Aurel hanya membalasnya dengan senyum tipis, "Lo aja yang ke sana Ci! Gue ke meja pojok itu aja Ci sama Lizha. Ayo Liz!"

Aurel dan Lizha meninggalkan Cia yang terdiam menatap kepergian Aurel lalu beralih menatap Gevan yang terlihat diam dan dingin tak tersentuh. Ada masalah apa yang membuat keduanya bertengkar?

Cia berjalan dengan cepat mendekat ke arah meja Jervanos, dengan langkah cepat dia berjalan ke arah Gevan bukan ke arah Raddit pacarnya.

Tangannya dengan cepat menarik kerah Gevan, tatapan tajam menghunus ke mata Gevan.

Semua orang yang ada di kantin terkesiap menatap aksi Cia yang begitu berani menarik kerah pentolan Jervanos itu.

"Santai Ci! Lo bisa ngomong baik-baik!" ucap Aidan panik.

"Iya, Ci! Santai lah ngopi-ngopi aja yuk!" Ajak Bagas yang juga tak kalah panik.

Bisa-bisa pacar Raddit itu mengamuk di kantin.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang