Part 28

198K 25.4K 2.9K
                                    

Motor yang dikendarai oleh Gevan berhenti di depan rumah Aurel. Aurel segera turun motor milik Gevan. Mereka pulang bersama setelah memastikan Lita pergi dari sekolah.

"Mau mampir?" Tanya Aurel sambil melepaskan helmnya lalu menyerahkannya pada Gevan.

"Boleh!" Tangan Gevan terulur merapikan rambut Aurel yang sedikit berantakan karena helm.

Kedua orang itu pun masuk ke dalam kediaman Yenandra.

"Ma! Aurel pulang!"

Setelah mengatakan hal itu terdengar suara langkah kaki mendekati keduanya.

Anggun tersenyum lebar ketika melihat tak hanya Aurel yang ia lihat namun juga ada Gevan.

"Eh anak Mama udah pulang," ucap Anggun sambil merentangkan tangannya memeluk Gevan.

Gevan yang menerima pelukan Anggun pun membalas pelukan dari ibu yang melahirkan tunangannya itu.

Aurel yang melihat itu mendengus, dia menunjuk ke arah dirinya sendiri.

"Kecebong Papa sama sel telurnya Mama jadinya Aurel lho Ma, bukan Gevan kalo Mama lupa," ucap Aurel.

Anggun yang mendengar ucapan Aurel pun melepaskan pelukannya dari Gevan lalu melotot ke arah Aurel.

"Siapa yang ngajarin kamu kayak gitu," ucap Anggun.

"Di pelajaran Biologi diajarin Ma," balas Aurel tak ingin disalahkan.

Gevan yang melihat itu menggelengkan kepalanya, dia merangkul bahu Aurel agar mendekat ke arahnya.

"Sini aku peluk biar kamu gak ngerasa iri, aku kan mantu idaman jadi gak heran Mama lebih sayang sama aku ketimbang kamu anaknya," ucap Gevan.

Aurel dengan cepat memeluk tubuh besar Gevan, sedetik kemudian Gevan membalas pelukan Aurel. Tangan Gevan menepuk lembut punggung Aurel.

Aurel tentu mengiyakan dalam hati, memang benar Gevan adalah salah satu menantu idaman di matanya. Dia adalah anugerah yang terindah dari Tuhan untuk dirinya, dan dia akan menjaga anugerah dari Tuhan ini yang kini berada di pelukannya.

Anggun yang melihat Aurel dan Gevan yang akur tentu merasa senang, dirinya bahagia melihat perubahan Aurel terlebih kini dia telah mampu melupakan Dion. Anggun masih ingat saat dulu Aurel masih mencintai Dion, anaknya berubah menjadi anak yang egois dan juga jahat.

Namun sekarang berbeda, cinta tulus Gevan bisa membuat Aurel berubah menjadi lebih baik.

"Mama seneng liat kalian berdua, Gevan tolong jaga Aurel ya." Pinta Anggun dengan senyum tulusnya.

"Pasti, Ma! Gevan bakal jaga Aurel kok." Balas Gevan dengan tegas, Anggun bisa melihat keseriusan di mata Gevan.

Aurel tersenyum lebar mendengar ucapan Gevan.

"Ada apa nih! Kok pelukan kayak teletubbies aja."

Suara seorang pria paruh baya sontak membuat pelukan Gevan dan Aurel terlepas. Aurel menatap malas ke arah Reno, sang Papa.

"Papa kok udah pulang? Udah Aurel bilang ngeyel sih, kalo siang gini gada babi ngepet yang kerja. Nanti malem itu baru banyak," ucap Aurel sontak membuat Reno melotot.

"Sembarangan ya mulutnya, minta di sentil ginjalnya. Anaknya siapa sih?!" Tanya Reno dengan nada sinis, menatap tak suka ke arah Aurel.

"Anak aku, kenapa?" Tanya balik Anggun dengan berkacak pinggang membuat Reno meringis.

"Pantes cantik! Kayak Mamanya," ucap Reno ngeles.

"Iyalah cantik kan ngikut aku, kalo ngikut kamu mungkin Aurel punya phobia sama cermin." Balas Anggun pedas.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang