Double Blade - Bagian 2

6 0 0
                                    

Tidak lama kemudian, Adek dan Husein berdiri lalu berlari dengan heboh sambil berteriak. Adek, "Kyaaaa... Ada ulaaaaarrrr!!!" Husein, "Itu biawak bego!!!" Fauzan segera berdiri waspada dengan pisau ditangannya, sedangkan Risman segera melemparkan beberapa batu ke arah sesuatu yang berenang di air. Setelah memastikan binatang yang berenang itu menjauh, Fauzan kembali duduk sambil menancapkan pisaunya ke tanah.

Risman, "Apa itu tadi?" Fauzan, "Biawak. Kayaknya karena Adek tadi ke sana dengan ikan bakar ditangannya, makanya biawak itu datang." Risman terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Fauzan, "Paham kan sekarang betapa khawatirnya kami kalau dia sendirian." Risman, "Tapi kalian juga harus paham, dia berhasil bertahan selama 5 bulan di luar sana sendirian." Fauzan, "Hadeeeh... Mas gag tau ajah kita mati-matian cari koneksi biar tetap bisa monitoring tuh anak." Risman tertawa mendengar perkataan Fauzan, sedangkan Fauzan hanya bisa menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.

Fauzan, "Kemana dua orang itu?" Risman, "Tuh, di mobilmu." Fauzan, "Ngapain kalian di sana?" Terlihat Adek dan Husein berdiri di dalam bak mobil Fauzan sambil mengintip ke arah sungai. Adek, "Aku gag mau turun ke sana lagi!" Husein, "Aku juga enggak." Adek, "Kan Fauzan bilang itu bukan ular!" Husein, "Yaa karena lu tadi bilang ular makanya gua ikutan lari ke sini!" Adek, "Kan Fauzan bilang itu biawak!" Husein, "Tap ikan......" Fauzan mengangkat pisaunya, Adek dan Husein pun segera diam dan menghilang di balik cabin mobil. Fauzan menancapkan pisaunya lagi, lalu membereskan isi kardus yang tadi dibukanya. Risman hanya bisa terkekeh melihat tingkah mereka.

Risman, "Aku bawa pistol dan pisaunya. Untuk pelurunya, aku gag akan pakai kalau gag benar-benar terdesak." Fauzan, "Aku rasa sebaiknya begitu. Double blade never gives best result without best tactics." Risman, "Anggaplah ini usaha Papimu untuk melindungi kamu." Fauzan, "I don't need it." Risman hanya terkekeh masam, lalu meletakkan pisau dan pistol ke dalam kardus yang disusun Fauzan. Setelah semuanya kembali rapi, mereka mulai membakar ikan hasil tangkapan dan menyiapkan makan siang.

Fauzan, "Aneh banget. Kok Adek gag datang ya? Padahal aroma ikan bakarnya lumayan." Risman hanya mengangkat bahunya. Fauzan, "Aku mau liat mereka dulu." Risman, "Oke..." Fauzan segera menuju mobilnya. Setelah sampai di mobil, Fauzan hanya berdiri mematung sambil mengepalkan tangannya. Wajahnya memerah seakan menahan amarah. Risman penasaran dengan yang terjadi kemudian perlahan menyusul Fauzan.

Setelah berdiri di dekat Fauzan, Risman terkekeh sambil melipat kedua tangannya ke dada. Risman, "Pantesan ikan bakar kalah." Fauzan menjawab lirih dengan nada kesal. Fauzan, "Mau sampai kapan anak ini hidup dengan mie cup!!!" Terlihat beberapa bungkus mie cup yang sudah kosong berserakan di bak mobil. Juga terlihat Adek dan Husein duduk bersebelahan, mereka sedang tertidur pulas karena kekenyangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dari Buronan Sampai Pelaminan ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang