Kemah di Tengah Hutan - Bagian 2

4 1 0
                                    

Ketiga mobil itu parkir di dekat bibir sungai membentuk huruf U. Pemandangan alam yang masih sangat indah terhampar luas tanpa ujung di hadapan mereka. Pertanda mereka benar-benar berada di dalam hutan belantara. Setelah selesai parkir, Risman yang masih duduk di kursi supir menyangga kepalanya dengan satu tangannya. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat sedang menahan sakit.

Adek yang baru saja selesai membersihkan kursi mobil Fauzan, segera berlari menghampirinya sambil memeras kain kanebo di tangannya. Adek mengetuk kaca jendela mobil. Adek, "Mas..." Risman membuka kaca jendela, ekspresi wajahnya dingin. Risman, "Aku gag apa-apa."

Adek hanya berdiri mematung, matanya berkedip-kedip mencoba memahami perkataan Risman. Adek, "Mau ganti kasa?" Risman, "Aku bisa sendiri, kamu bersihkan dirimu." Adek hanya bisa mengangguk, lalu berjalan ke belakang mobilnya. Adek membuka pintu belakang, lalu mengintip Risman dari kaca spion sambil mengambil peralatan mandi.

Risman menyadarinya, lalu menurunkan sandaran kursinya. Risman segera bergerak mengambil peralatan medis yang ada di kursi tengah di sebelah kiri. Risman mencoba meraihnya, tapi tangannya tidak sampai. Risman mencoba lagi, tapi kemudian mengepalkan tangan kanannya. Wajahnya terlihat kesakitan.

Adek segera menutup pintu belakang dan bergegas membantu Risman, lalu membuka pintu tengah. Risman melihat ke arah Adek dengan padangan tajam. Adek menyerahkan kardus peralatan medis itu dan balik memandang Risman dengan sorot mata yang tajam. Adek, "Kalau aku ada salah, bilang. Jangan didiemin ajah. Ntar aku bertingkah, kamu ngamuk."

Risman hanya terdiam dan mengambil kardus itu dari tangan Adek, lalu menegakkan sandaran kursinya. Adek, "Mas..." Risman, "Aku gag suka kamu tadi di gendong Fauzan. Padahal kamu bisa turun sendiri." Adek menggaruk-garuk alisnya, tanda dia sedang kebingungan. Adek, "Fauzan emang gitu sih. Dia gag tegaan." Risman hanya terdiam, terlihat Risman hanya menggunakan 2 lapis glove. Adek, "Kata Mbak Vivi 3 lapis." Risman, "2 lapis cukup, darahnya udah gag banyak." Kali ini gentian Adek yang terdiam.

Risman menengok sebentar ke arah Adek, lalu mulai membuka kasa yang ada di kakinya. Risman, "Kamu buruan mandi sana, keburu gelap." Adek menjawab dengan polos. Adek, "Bukannya kalau udah agak gelap lebih aman ya?" Risman terdiam dan menghentikan tangannya. Risman sedang berusaha mencerna perkataan Adek. Adek pun hanya berdiri tak berkutik sambil mengamati Risman dengan wajah cemas.

Tiba-tiba angin berhembus,Risman merasakan perih lalu memejamkan mata dan mengernyitkan dahinya. Melihatreaksi itu, justru Adek yang salah paham. Adek, "Iyaa iyaa, aku mandisekarang." Adek segera menutup pintu mobil, lalu menggendong tasnya. Rismaningin memanggil Adek, tapi Adek bergegas berlari menuju sungai. Risman menutuplukanya dengan tangan kirinya sambil mengawasi Adek. Terlihat Fauzan menepukbahu Husein lalu berlari mengejar Adek.

Dari Buronan Sampai Pelaminan ??Where stories live. Discover now