Deteksi atau Proteksi? - Bagian 1

4 1 0
                                    

Keesokan harinya, Adek terbangun dari tidurnya kemudian mengamati sekelilingnya. Risman tidak ada di kursi penumpang, Adek panik dan segera menegakkan badannya. Dari spion mobil terlihat Risman sedang duduk di atas sajadahnya. Adek menghela nafas lega lalu menurunkan kaca mobilnya dan melongok ke arah Risman. Setelah Risman selesai berdoa, Adek menyapanya. Adek, "Harus di situ banget solatnya?" Risman tersenyum, "Biar kamu bisa langsung lihat aku, pas bangun." Adek tersenyum.

Adek, "Mataharinya udah agak tinggi, kok Mas baru solat?" Risman, "Dhuha." Adek hanya terdiam, wajahnya penuh tanya. Risman, "Solat sunnah, namanya solat Dhuha." Adek, "Oooh..." Adek menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Tidak lama kemudian perut Adek berbunyi, Adek menutup wajahnya karena malu.

Risman terkekeh, "Fauzan sama Husein baru pergi cari ikan katanya. Tunggu sebentar ya." Risman bangkit sambil melipat sajadahnya. Kemudian membuka pintu tengah untuk memasukkan sarung dan sajadahnya. Tidak lama kemudian terlihat Fauzan dan Husein yang baru saja kembali dari arah sungai, Adek pun segera turun dari mobil lalu menghampiri mereka.

Fauzan dan Husein meletakkan banyak ikan di dekat api unggun. Adek, "Widiiiihh... Banyak juga kalian nangkap ikan." Husein, "Daripada ada yang ngamuk karena kelaperan." Adek hanya bisa terkekeh lalu duduk untuk membantu menyiapkan keperluan untuk membakar ikan hasil tangkapan. Fauzan, "Kok baru bangun? Masih capek?" Adek, "Enggak sih... Gag tau kenapa tidurku nyenyak banget semalam." Risman yang sedang berjalan menuju api unggun pun tersenyum mendengar ocehan Adek, lalu duduk di sampingnya.

Saat mereka sedang akan membakar ikan, tiba-tiba terdengar suara motor mendekat. Mereka semua menjadi waspada. Adek segera mengambil topi Fauzan yang tergeletak di dekatnya lalu memakaikannya kepada Risman. Risman pun hanya bisa terdiam menunduk. Fauzan segera berdiri lalu berlari menghampiri suara motor itu. Husein, "Tsk... Dia lupa pisaunya." Husein pun segera berdiri dengan membawa pisau itu, lalu melangkah menyusul Fauzan.

Terlihat Fauzan dan dua pria di motor itu sedang membicarakan sesuatu. Husein pun hanya diam mendengarkan sambil menjaga jarak dari mereka. Adek terlihat sangat waspada dengan wajah tegang. Risman, "Tenang... Kayaknya Fauzan kenal kok." Adek, "Kok Mas bisa tau?" Risman, "Dari cara dia bicara dengan orang itu." Adek pun mencuri pandang untuk melihatnya.

Tidak lama kemudian Fauzan dan Husein kembali ke api unggun. Terlihat Husein membawa sebuah kardus lalu meletakkannya di dekat api unggun. Fauzan membuka lakban kardus itu dengan pisaunya. Adek, "Tadi itu siapa?" Fauzan, "Orangnya papi. Kayaknya papi pasang GPS di mobilnya. Jadi mereka langsung ke sini." Adek, "Ketahuan dong?" Fauzan, "Aku bilang yang sejujurnya kok sama papi." Husein, "Lebih tepatnya ngajak tarung." Fauzan melirik kepada Husein dengan tajam, lalu Husein terdiam.

Adek, "Wuaaahh... Fauzan hebat, udah bisa menang karate dari papi." Fauzan, "Gag juga. Masih belum bisa menang dari seseorang yang berserk tapi!" Risman mengamati Fauzan yang masih focus mengamati isi kardus dihadapannya dan Adek yang melihat ke arah Fauzan dengan wajah terkagum. Husein, "Ciee, eheeeemm!!! Ouch!" Terlihat Fauzan menghantukkan gagang pisaunya ke lutut Husein. Husein, "Kenapa kaki yang sama sih?" Husein memprotes sambil mengelus lututnya, Adek pun terkekeh lalu melanjutkan membakar ikan.

Dari Buronan Sampai Pelaminan ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang