Ujian Kesabaran - Bagian 1

7 1 0
                                    

Adek melompat dan berteriak melihat seseorang berdiri di belakangnya. Adek, "Astaga...!!!" Anak perempuan itu kemudian meletakkan telunjuk jarinya ke depan mulutnya. Adek pun menjadi waspada. Anak perempuan, "Tolongin saya mbak." Adek, "Kamu siapa? Tolong apa?" Anak perempuan, "Saya Asih. Kakak saya habis kecelakaan mbak. Tapi sekarang sedang marah-marah karena kesakitan, mau saya bawa ke puskesmas." Adek, "Puskesmas?"

Asih, "Iya, pus-kes-mas... Di pinggir kota Barat Daya, Mbak." Adek, "Ooooh..." Asih, "Tadi saya lihat mbak keluar dari mobil, jadi saya dekati. Siapa tau bisa minta tolong." Melihat Adek masih tidak berkutik, Asih mengeluarkan hapenya lalu memperlihatkan alamat puskesmas itu kepada Adek. Adek menerima hapenya dengan ragu, Adek tetap menjaga jaraknya.

Adek, "Gag jauh sih. Bagus dan bersih juga puskesmas-nya." Asih, "Ya harus Mbak, kan masih ada hubungannya dengan kesatuan." Adek, "Oooh... Ya sudah, saya diskusi dulu dengan teman saya." Adek mengembalikan hape itu kepada Asih, lalu Asih mengulurkan tangannya seakan ingin meraih tangan Adek. Adek pun melangkah mundur dengan wajah takut. Asih, "Salim mbak. Saya mau berterima kasih mbak sudah mau bantuin." Adek, "Hehe... Gag usah. Aku habis buang sampah, belum cuci tangan." Asih tersenyum lebar lalu mengangguk.

Saat kembali ke mobil, terlihat Risman sudah terduduk di dekat mobil. Adek, "Mas..." Adek segera berlari menghampiri lalu duduk di depannya. Adek, "Mas mau ngapain?" Risman, "Aku kayak dengar kamu teriak tadi." Adek, "Enggak. Aku gag apa-apa." Adek segera memapah Risman kembali ke dalam mobil. Adek membuka pintu mobil dengan satu tangannya, lalu membantu Risman duduk di kursi penumpang. Mata Risman hanya terpejam dan bibirnya terus berdoa. Terlihat keringat dingin berjatuhan dari dahi Risman, Adek segera mengambil tisu untuk menyekanya.

Setelah Adek selesai menyeka keringantnya, Risman membuka matanya. Terlihat seorang anak perempuan berdiri di balik pintu mobil. Risman, "Siapa?" Adek menengok ke arah yang dituju mata Risman. Adek, "Oh... Namanya Asih. Kakaknya habis kecelakaan, dia mau minta tolong diantarkan ke puskesmas." Mereka terdiam sejenak, Adek sibuk memakaikan selimut kepada Risman.

Risman, "Antarkan Dek." Adek memandang Risman dengan cemas, matanya masih tertuju pada Asih. Risman, "Puskesmas di pinggir kota Barat Daya kan?" Asih mengangguk dengan wajah takut. Risman tersenyum tipis, lalu memandang Adek. Risman, "Ayo..." Adek, "Tapi Mas... Nanti kalau..." Risman, "Gag apa-apa... Melakukan hal baik gag ada ruginya." Adek menghela nafas. Adek, "Oke." Wajah Adek terlihat sangat cemas.

Setelah selesaimemakaikan seat-belt, Adek menutup pintu mobilnya perlahan. Adek memandangAsih. Adek, "Rumah kamu dimana?" Asih, "Di sana." Dengan wajah polos, Asihmenunjuk ke suatu arah. Adek membuka pintu tengah mobilnya. Adek, "Naik. Kamutunjukkan jalan ya..." Asih, "Iyaa mbak... Makasih mbak..." Asih segera masuk kedalam mobil dibantu oleh Adek, lalu Adek berlari memutar untuk masuk ke kursi supir.

Dari Buronan Sampai Pelaminan ??Onde as histórias ganham vida. Descobre agora