Bertahan ya... Kita harus kuat! - Bagian 3

8 1 0
                                    

Setelah Risman selesai meminum obat, Adek segera melompat lagi ke bagian belakang. Adek membereskan barang-barang, lalu memisahkan sampah, makanan, dan peralatan yang masih bisa mereka gunakan. Kardus persediaan susu kotaknya pun sudah habis. Adek hanya bisa menghela nafas. Mereka terjebak di sebuah desa yang jauh dari perkotaan. Adek merogoh kantong doraemonnya. Uang tunai yang dia bawa pun mulai menipis. Adek terduduk lemas di bagian belakang mobil. Kemudian dia melihat ke arah Risman yang terpejam dan masih terus berdoa dalam diam.

Adek duduk bersandar lalu terdiam sejenak. Adek pun memejamkan matanya dan berdoa dalam diam. Adek berusaha menguatkan dirinya, air matanya mengalir deras. Tidak lama kemudian, Risman memanggilnya. Risman, "Dek..." Adek, "Aku istirahat di belakang sebentar Mas." Risman hanya terdiam. Adek, "Mas butuh apa?" Risman, "Makan." Adek, "Ada mie cup, mau?" Risman, "Aku bosan mie cup." Adek, "Sereal mau? Tapi gag ada susu." Risman, "Roti..." Adek, "Gag ada Mas. Mau aku carikan?" Risman, "Nasi... Nasi padang enak Dek." Adek, "Nanti yaa di kota Barat Daya."

Beberapa saat kemudian, Risman hanya terdiam. Tidak ada lanjutan pembicaraan mereka. Adek menegakkan badannya dan memandang Risman dengan wajah cemas. Adek, "Mas..." Tapi tidak ada jawaban dari Risman, bibir Risman pun terlihat hanya terdiam. Adek kembali bersender, dia tau bahwa tadi Risman sedang mengigau karena pengaruh obat dan demam. Air matanya kembali mengalir, dia pun hanya bisa melanjutkan berdoa dalam diam.

Setelah hari sudah cukup gelap, Adek mencoba menguatkan dirinya lalu melompat ke bagian tengah mobil. Terlihat Adek membawa plastic sampahnya sambil membuka pintu mobil. Risman terbangun. Risman, "Dek...?" Adek, "Mau buang sampah sebentar." Risman hanya bisa mengangguk lemas, kemudian matanya kembali terpejam. Adek menutup pintu dengan halus, lalu melangkah menjauh dari mobil.

Di depan tempat pembuangan sampah umum, Adek menepuk-nepuk kedua pipinya. Adek, "Sadar Dek! Lakukan tugasmu dengan baik! Jangan baper, jangan lemah. Semangaaaat!" Adek mengambil nafas dalam untuk menguatkan dirinya. Adek terdiam sesaat dan memandang tumpukan sampah di depannya. Kemudian Adek bergumam lirih. Adek, "Setidaknya Tuhan masih sayang kami. Kami tidak makan makanan dari tempat sampah." Saat berbalik badan, Adek terkejut karena ada seseorang di belakangnya.

Dari Buronan Sampai Pelaminan ??Where stories live. Discover now