Who are you?

9 3 0
                                    

Adek duduk bersimpuh di depan kloset dan terus muntah, sedangkan Ardo berdiri di sampingnya sambil memijit lehernya. Ardo, "Lu ngatain kita, tapi ternyata Lu sama ajah." Adek mengangkat tangannya, "Berhenti dulu, mau napas." Adek berusaha mengatur nafasnya. Adek, "Gua udah gag kuat dari tadi sebenernya, tapi gua gengsi sama Mbak Vivi." Ardo, "Hahaha.. Dasar." Adek muntah-muntah lagi, Ardo menepuk-nepuk punggung Adek dan menekan tombol pembuangan dengan sabar.

Tidak lama kemudian Adek tergeletak lemas di dekat kloset. Ardo, "Aduuhhh.. Gawat.. Bakal ada yang ngamuk kelaperan." Adek, "Pesen makan yang banyak lewat aplikasi, plis. Gua yang bayar." Ardo, "Beneran?" Adek, "Beneran! Buruan!" Ardo mengeluarkan hapenya, "Apa nih?" Adek, "Pizza Mino 2 pan, yang banyak dagingnya. Ayam goreng 4 bucket. Sama Yakiniku bowl 8, ekstra daging 4." Ardo, "Buset.. Lu ngamuk apa kenape?" Adek, "Tenang ajah. Bakal habis kok sama kita. Mas Risman juga perlu makan banyak. Lu ada nasi kan?" Ardo, "Yakiniku bowl udah ada nasinya!!" Adek, "Buat ayam gorengnya Mas Ganteng..." Ardo kesal, "Masak sendiri sono!" Ardo melangkah meninggalkan kamar mandi. Adek menggerakkan tangannya untuk memijit kepalanya. Adek, "Hadeehh.."

Ardo kembali ke ruangan dimana Risman duduk. Terlihat semua sudah rapi dan Risman sedang mencuci tangannya di wastafel. Ardo melihat ke sekeliling dengan terkagum. Ardo dengan sungkan, "Pak, duduk aja. Kalau perlu apa-apa saya yang ambilkan." Risman mendekat dengan pincang. Risman, "Gag apa-apa, Pak. Saya sudah ngrepotin, saya hanya bantu sedikit." Ardo memandang Risman dengan wajah terkagum. Risman, "Maaf Pak, boleh saya pinjam sarung?" Ardo, "Oh iya, sebentar saya ambilkan. Sekalian saya siapkan kamar yang di sana untuk bapak." Ardo menunjuk ke arah kamar yang ada di sudut ruangan, kemudian Risman menengok kea rah kamar tersebut. Risman, "Terima kasih."

Ardo segera masuk ke kamarnya. Risman berjalan lagi perlahan menuju ke kamar mandi, terlihat Adek sudah tertidur lemas di lantai kamar mandi. Risman panik, "Dek..!" Adek menggerakkan kepalanya perlahan untuk menengok ke arah pintu. Adek membuka matanya, "Ada apa Mas?" Risman, "Saya kira kamu pingsan." Adek memejamkan matanya lagi, "Enggak, Mas. Cuma kepalaku muter." Risman, "Tapi ya jangan tidur di situ." Adek hanya diam lemas dan menutup matanya lagi. Risman bersandar ke daun pintu sambil melipat kedua tangannya dan mengamati Adek dengan wajah serius. Adek membuka matanya, "Mas mau ngapain?" Risman, "Mengamati kamu." Adek, "Hadeehh.." Adek memejamkan matanya lagi, tanpa memperdulikan Risman yang sedang mengamatinya.

Dari Buronan Sampai Pelaminan ??Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora