Terbaik - Bagian 2

6 1 0
                                    

Saat Adek dan Ardo sedang sibuk memasukkan barang-barang ke dalam mobil, Angela keluar sambil mengoceh dengan hape di tangannya. Angela, "Lama banget sih. Katanya Cuma.... Whaaatttt???" Ardo, "Aduh..." Ardo menyembunyikan wajahnya dibalik dua kardus mie cup yang dibawanya. Sedangkan Adek yang ada di belakang mobilnya hanya bisa meringis melihat ke arah Angela.

Angela segera berjalan mendekati keduanya. Angela, "Lu mau suruh Adek jualan mie cup atau bagaimana? Gue kan udah WA untuk beli bubur instan sama sereal." Adek, "Serealnya ada kok. Hehe" Adek segera mengambil sekotak sereal yang sudah masuk lebih dulu ke mobilnya sambil memamerkan giginya kepada Angela.

Angela melipat kedua tangannya. Angela, "Trus bubur instannya?" Ardo menjawab dengan ragu, "Bubur instannya... gag ada." Adek segera menyambar, sebelum Angela mendengarnya. Adek, "Bubur instan itu gag enak, Jel. Aku bisa kok masak nasi pakai teko elektrik." Adek kembali meringis memandang Angela.

Angela memicingkan matanya, lalu berjalan melenggang mendekat ke Adek dan Ardo. Angela, "Emang bisa mateng?" Adek, "Kalau dibuat pas lagi jalan, ntar mateng." Angela menghela nafas kesal, lalu memukulkan hapenya ke kepala Adek. Adek hanya bisa diam sambil memegang kepalanya. Setelah Ardo memasukkan kardus mie cup, Angela mengecek semua belanjaan Ardo yang ada di mobil Adek.

Angela, "Susu kotak sama kue kering taruh di tengah ajah. Biar kalau kamu laper pas nyetir bisa langsung ambil." Adek segera mengambil sekardus susu kotak, lalu Angela menambahkan sekardus toples kue kering. Adek, "Buset tega Lu." Angela hanya mengibaskan tangannya, seakan mengusir Adek dari pandangannya. Adek tidak berkutik dan menurut lalu menuju pintu penumpang. Adek menaikkan kakinya ke pijakan kaki, lalu menahan kardus itu dengan kaki. Kemudian dengan satu tangannya, Adek membuka pintu mobilnya.

Angela, "Kotak obatnya mana? Aku cek lagi." Ardo mengambil sebuah kardus, lalu menyerahkan ke Angela. Angela melotot kepada Ardo. Angela, "Kok gag pakai kotak yang pantes sih?" Ardo, "Stok yang besar habis Neng." Adek menyambar, "Kardus juga kotak kok, kotak kardus." Angela melotot ke arah Adek, tanda dia siap mengamuk kepada Adek. Adek, "Oo..." Adek segera kembali berdiri disebelah Angela tanpa menutup pintu, lalu menyenderkan badannya ke mobil. Ardo hanya bisa menggelengkan kepalanya mengamati mereka, sambil duduk di samping Angela yang mulai membongkar isi kardus di depannya.

Tangan Angela sibukmengecek dan menyusun semua keperluan medis dan obat yang ada di kardus itu.Angela, "Adek lagi bawa Mas Risman, jangan bikin malu dong." Ardo hanya dudukterdiam di samping Angela. Angela, "Dek, ini keperluan untuk ganti kasa akutaruh di atas. Trus kotak obat yang kecil ini ditaruh di depan, ada obatnya MasRisman dan vitamin. Ini aku taruh aturan pakainya di kotaknya." Angelamengeluarkan secarik kertas, lalu memasukkannya ke dalam kotak. Adek mendekatkepada Angela lalu memperhatikan dengan serius sambil mengangguk-anggukkankepalanya.

Dari Buronan Sampai Pelaminan ??Where stories live. Discover now