Filler - Lari Bersama-Mu

5 1 0
                                    

Risman baru saja selesai solat maghrib di atas kasurnya. Sedangkan Adek terlihat tidur di sofa dengan selimutnya. Tiba-tiba terdengar suara sirene, tapi bukan sirene ambulan. Adek membuka matanya, lalu berbalik memandang ke arah Risman. Wajahnya terlihat waspada. Adek, "Aku keluar tah?" Risman mengangguk, "Diamati dari jauh saja." Adek, "Okay." Adek segera bangun lalu berjalan menuju ke pintu.

Adek membuka pintu sedikit, lalu menengok ke kanan dan ke kiri. Setelah memastikan aman, Adek melangkah keluar. Adek mendengarkan pembicaraan mereka sambil mengintip ke bawah dari balik tembok. Seseorang mengeluarkan sebuah surat, Adek mengamati dengan seksama. Kemudian Adek segera melangkah kembali ke ruangan Risman. Adek menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

Adek segera berjalan cepat ke samping Risman. Adek, "Katanya mereka bawa surat tugas dari Barat Laut." Risman, "Barat laut?" Adek mengangguk yakin. Risman terdiam, bibirnya terlihat tidak berhenti berdoa. Adek mengamatinya dengan wajah cemas. Adek, "Seragamnya sama kayak Mas." Risman menengok ke arah Adek dengan wajah terkejut. Tidak lama kemudian, dia melepaskan selang infusnya. Melihat hal itu, Adek pun sigap mengambil tas ranselnya. Adek membuka jendela lalu menengok keluar untuk melihat situasi. Adek, "Bisa lompat?"

Risman datang mendekat lalu memandang Adek dengan ragu. Risman pun menggeleng. Adek berlari mengambil kursi, lalu menjatuhkannya keluar jendela. Adek, "Seenggaknya gag terlalu tinggi kalau kita lompat dari atap sebelah." Risman mengangguk. Adek memanjat keluar melalui jendela lalu membantu Risman. Risman terlihat masih kesakitan menggerakkan kakinya.

Setelah mendarat di tanah, Risman terduduk. Dia mengepalkan tangannya menahan sakit. Adek yang sudah dulu melompat segera berjongkok dan membantunya berdiri tegak. Adek, "Mobilku ada di parkiran ambulan, paling belakang. Deket sama pintu keluar. Kuat lari?" Setelah berdiri tegak, Risman menjawab dengan tegas. Risman, "Harus kuat." Adek mengangguk, lalu melepaskan tangan Risman.

Adek segera berlari menuju bagian belakang puskesmas diikuti Risman, tapi di tengah jalan Risman menghentikan langkahnya. Risman mengepalkan tangannya, wajahnya terlihat sedang menahan sakit. Adek pun segera berbalik menghampiri Risman, lalu memapahnya. Adek, "Sedikit lagi Mas. Bertahan." Risman hanya mengangguk, lalu berusaha mengikuti langkah Adek.

Setelah mengantarkan Risman ke pintu penumpang danmenyerahkan tas punggungnya kepada Risman, Adek segera berlari lagi untukmembuka pagar. Adek, "Sial!" Rantai yang mengunci pagar itu tergembok. Adekmenengok ke kanan dan kiri, lalu menendang rantai pagar itu. Rantai pagar yangsudah karatan itu pun terputus dan pagar terbuka lebar. Dikejauhan terdengarbeberapa orang berteriak, sepertinya mereka menyadari hal yang dilakukan Adek. Adeksegera berlari ke mobilnya yang sudah dinyalakan oleh Risman, lalu segeratancap gas menjauh dari puskesmas.

Dari Buronan Sampai Pelaminan ??Where stories live. Discover now