DYEZRA 12 - Live Stream

90 110 78
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Dyezra seumur-umur nggak pernah suka dengan yang namanya 'Kimia'. Mau belajar gimanapun, gaya apapun, nggak bakal ngerubah pandangan dia soal itu. Dia nggak mau yang namanya tertinggal atau nggak bisa. Sesusah apapun, sesulit apapun materi itu, bakal dia kupas tuntas sampai paham dan bisa.

Seperti sekarang ini, dia lagi sibuk dengan buku kimianya. By the way, dia lagi nangkring di perpus. Semua kelas lagi jamkos, tapi tadi setelah praktikum kelasnya dikasih tugas sama Pak Abdu. Makanya dia ada di sini sekarang. Ngerjain tugas kimia.

"Aaa, susah banget sih!" Dyezra menjambak rambutnya dengan frustasi. Ia menatap sekelilingnya, perpustakaan sepi. Hanya ada penjaga perpus saja, itu pun di depan. Sepertinya dia terlalu rajin, sampai rela ke sini segala untuk ngerjain tugas.

Otaknya kembali mengingat kejadian di mana Alana menangis. Sebenarnya masalah di antara Diorza dan Alana apa? Kenapa dia jadi penasaran gini sih. Tapi ... itu hak mereka juga kan. Mungkin kali ini dia harus membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalahnya sendiri.

"Aish, ngapa gue mikirin itu sih? Auto kaga kelar-kelar dah ini tugas." Dyezra mendumel sendiri di tempatnya. Aslinya dia males, mending nyontek. Akan tetapi, temen di kelasnya itu gaada yang bisa diharapkan kalau soal pelajaran.

KRIET!

Suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatian Dyezra, keningnya mengerut saat melihat Deon di sana. Tatapan mereka bertemu, Dyezra tersenyum. Ia melambaikan tangannya pada Deon, mengkode Deon agar duduk di dekatnya saja.

"Lagi nyari buku, ya?" tanya Dyezra sesaat setelah Deon baru sampai di tempatnya.

"Ya kalo gue ke perpus, berarti lagi nyari buku," jawabnya dingin.

Dyezra menghela napas dan menatap Deon dengan sebal. "Dasar es kutub," gumamnya pelan.

"Ohh ya udah, silakan."

Dyezra kembali mengalihkan perhatiannya pada soal-soal di depannya. Bibirnya sesekali mengerut dan mencebik kesal kala susah memahami maksud dari soal tersebut dan semua hal itu tidak luput dari pengamatan Deon.

"Mau gue bantu?"

Dyezra mendongak, ia mengangkat alisnya. "Emang bisa?" tanyanya ragu.

"Lo ngeremehin gue?" tanya Deon tidak suka. Dyezra menggeleng. Ia cepat-cepat menggeser bukunya pada Deon. Cowok itu menatapnya aneh, tapi siapa yang peduli.

Deon menelisik satu per satu jawaban Dyezra. "Ini lo kurang tepat, cara yang lebih efektif itu harusnya lo setarain dulu tiap unsurnya. Baru lo tambahin koefisien yang sekiranya sesuai," kata Deon menjelaskan, ia sambil mencoret-coret bagian yang salah di buku Dyezra.

"Ohh gitu." Dyezra mengangguk-angguk mengerti. "Ya udah, coba sini gue kerjain lagi," lanjutnya.

Deon membiarkan Dyezra berkutat dengan soalnya, sementara ia mulai beranjak untuk mencari buku yang sedari tadi menjadi tujuannya ke perpustakaan ini. Deon menjelajahi rak buku-buku lama. Sebenarnya, dia sedang mencari novel bergenre misteri. Ya, pemuda tampan itu suka membaca buku.

DYEZRA : The Lies and Betrayal ✔Where stories live. Discover now