DYEZRA 43 - Quietly Scary

23 21 84
                                    

•••

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.



"Gimana, Bang? Ada petunjuk?"

Diorza berjalan ke arah Fero yang tampak menahan amarahnya. Dari kebungkaman Fero saja, Diorza sudah bisa menyimpulkan kalau cowok kakaknya itu belum menemukan petunjuk yang bisa membawa mereka menemukan sang kakak.

Arkabima berjalan mendekati keduanya. "Om sudah mengerahkan seluruh anak buah Om untuk menelusuri tempat ini Fero, kamu tenang saja."

Fero menghela napasnya. "Baiklah Om, saya hanya berharap kita bisa segera menemukan mereka." Pemuda itu berdiri dari duduknya. "Saya akan melakukan pencarian lagi."

Arkabima mengangguk setuju.

Fero yakin Dyezra masih ada di sekitar sini, secara petunjuk terakhir mereka ada di tempat ini. Sesuai dengan lokasi yang dikirim Dyezra, tapi tepatnya di mana?

Duk!

Ingin rasanya Fero mengumpat sekarang juga. Kakinya tersandung sesuatu yang keras dan itu sangat menyakitkan. Fero menyibak rerumputan di bawahnya dengan kesal, dan netranya seketika membulat, seolah menemukan sebuah harta karun yang selama ini dicari-carinya.

"Pintu? Di bawah tanah? Yang benar saja."

Pintu dari kayu tersebut dirantai dan digembok dari luar. Bahkan besinya terlihat masih sangat baru. Pantas saja sedari tadi tidak terlihat, pintu tersebut benar-benar dikamuflase dengan baik.

Seringai di bibir Fero terbit, dengan cepat pemuda itu berlari ke arah Arkabima untuk melaporkan hasil temuannya. Tentunya Arkabima sangat senang, karena akhirnya mereka bisa menemukan petunjuk tentang keberadaan kedua putrinya. Bisa jadi kalau Nindi dan Dyezra memang disekap di sana.

Tanpa banyak berpikir lagi, Arkabima langsung memberi perintah pada anak buahnya untuk bersiap-siap dan mengepung tempat itu.

"Bang."

Fero menoleh ke arah Diorza.

Hap!

"Apa ini perlu?"

Diorza menyeringai. "Lo bisa pake itu, kan?"

Fero ikut menyeringai lebar, dirinya benar-benar merasa tertantang sekarang. "Tentu saja."

Diorza memberikan Fero sebuah pistol berkaliber, tentunya untuk memulai perang dan berjaga-jaga jika dibutuhkan. Tidak jauh berbeda dengan Arkabima yang juga membawa sebuah pistol di tangannya.

Ketiganya berjalan di depan dengan Arkabima sebagai pemimpinnya. Pria paruh baya itu menendang pintu kayu tersebut dengan kuat sehingga ada beberapa bagiannya yang patah.

Fero diam-diam berdecak kagum melihatnya. "Keren juga calon mertua gue," gumamnya yang mendapatkan tatapan jengah dari Diorza di sampingnya.

"Buka gembok beserta rantainya!" titah Arkabima pada salah satu anak buahnya. Dengan cepat, gembok tersebut terbuka karena ayunan palu yang dibawa anak buah Arkabima.

DYEZRA : The Lies and Betrayal ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant