27. (I want you)

229 35 8
                                    

Jennie menepuk punggungnya pegal. Ia memutuskan untuk istirahat sebentar duduk di bawah rindang pohon. Memakan satu buah apel kemudian merogoh sakunya melihat ponselnya. Ternyata banyak pesan tak terbaca dan panggilan tak terjawab.

Tak lama kemudian masuklah panggilan. Ternyata itu Jaemin. Mungkin  kalau Jaemin tak masalah kalau di jawab lagian sekalian ingin tau bagaimana keadaan apartementnya.

"Hal-"

"Resek banget lu kak. Susah banget dihubungi. Bikin gua stress tau gak!"

"Utututu anak pungut. Biasanya waktunya dipake buat deketin cewek malah kepake buat mikirin gue ya."

"Ngawur. Gua tuh stress karena kak Yoongi gak berhenti tentang kakak ke gua. Bahkan kak Yoongi hampir ngehubungin polisi karena nyariin kakak."

Jennie terdiam tersentak. Sampe segitunya kah, padahal baru beberapa minggu saja. Lagian untuk apa Yoongi membuang waktunya untuk mencarinya, harusnya ia gunakan untuk bertemu dengan wanita baik.

"Lo udah makan belom?"

"What the-, kakak gue kesurupan apa sampe nanyain adeknya udah makan atau belum."

"Gak usah geer, lo kalau sakit ngerepotin orang."

"Cih. Oh ya kak, kak Yoongi udah sampe di rumah nenek belum?"

"Lah ngapain Yoongi dateng kemari."

"Oh ya kakak belum tau ya, semalem kak Yoongi berangkat buat nyusulin kakak."

Jennie izin loading sebentar. Ini gimana ceritanya Yoongi mau kemari? Ditambah lagi, lah anjrit sejak kapan Jaemin tau selama ini dirinya nginep di rumah nenek.

"Jaem, lo tau darimana gua ada disini?"

"Loh kakak ngomong apa? Kok suaranya putus-putus. Kak halo? Kakak! Yah gak ada suara, gua matiin dulu."

Jaemin benar-benar menutup panggilannya. Emang bener kata Jennie juga apa, Jaemin itu anak pungut. Tiba-tiba kenapa punya firasat gak enak nih.

"Jennie ada tamu kamu nih!" panggil neneknya teriak. Buru-buru Jennie bangun.

Firasat buruk gak pernah salah. Disana ada Yoongi yang lagi ngobrol sama kakeknya pake di jamu teh anget di ruang tamu.

"Lo ngapain dateng kesini?" tanya Jennie.

Nenek pun memukul Jennie karena tak sopan, "kamu tuh gak sopan ya. Itu tuh tamu, apalagi dia jauh-jauh kesini nyariin kamu."

"Kamu datang kesini jauh-jauh belum makan ya, yuk kita makan bersama," ajak kakek ramah.

"Jangan kakek, dia itu sibuk banget. Mau makan aja susah banget," cegah Jennie.

"Benarkah?"

"Enggak kakek, kalau saya sibuk ngapain juga saya datang jauh kemari."

"Yasudah kalau begitu. Mari kita makan bersama. Masakan neneknya Jennie enak-enak."

Setelah kakeknya jalan duluan Jennie mendekat ke Yoongi menyenggol badannya dengan siku, "lo ngapain kemari? Kapan perginya?" bisiknya.

"Iya nanti makan dulu."

Mereka berempat makan bersama di meja makan. Padahal cuma berempat tapi banyak sekali lauk yang tersedia. Pantes aja Jennie betah nginep disini. Sambil makan sesekali pula kakek mengajak ngobrol Yoongi paling seputar kerja, umur, dan hobi.

Karena geregetan melihat Yoongi makannya lama banget akhirnya Jennie inisiatif masukin banyak lauk ke mangkuk nasi Yoongi. Kadang juga dipaksa untuk memasukkan banyak nasi ke mulut.

Oh, my Jennie! [√]Where stories live. Discover now