25. (wound)

179 32 6
                                    

"Mata lo kenapa?" tanya Taehyung melihat mata Jennie yang keliatan abis nangis. Tumben aja seorang Jennie menangis sebelum ketemuan sama dirinya.

Sekarang Jennie lagi nempelin matanya dengan gelas berisi minuman dingin sesuai pesanannya. Merasa tak peduli dengan ocehan Taehyung yang tak berarti.

"Tuh kan kalau kayak gini gua jadi deh ngomong sama lo," ucap Taehyung melihat keadaan Jennie.

"Emang kenapa? Ngomong tinggal ngomong. Kalau bisa sih ngomong soalnya gua udah keburu penasaran," jawab Jennie dan menaruh gelasnya ke meja.

"Yakin nih, ntar kalo denger lo bakal nangis."

"Apaan sih buruan kenapa?"

Taehyung berdehem layaknya memberi pengumuman penting sampai rasanya Jennie ingin menarik bagian belakang kepala lelaki itu.

"Minggu depan gua pergi ke Amerika. Makanya gua manggil lo buat pamitan."

Jennie cuma cengo dengernya. Berusaha mencari letak sedihnya yang sampai membuatnya nangis.

"Kok diem aja ngomong apa kek?!"

"Hati-hati dijalan dan jangan kembali lagi. Negara ini sudah penuh penduduk, kalau lo kemari yang ada kita semua ngerasa kesempitan."

"Asem lo, bisa gak sih lo sedih dikit walaupun cuma drama doang."

"Salah lo sendiri kenapa gak ketemu sama gua dari awal. Kan jadinya air mata gua gak abis."

"Tapi ngapain lo kesana, gua ragu kalau lo jawab mau belajar di sana," tambah Jennie.

"Ah itu, beberapa hari yang lalu gua dapat email dari temen kuliah gua. Katanya dia nikah sama pacarnya minggu depan di New York."

"Lo yakin gapapa, kalau gak kuat saran gua jangan datang."

"Yaelah udah gak apa-apa lagi. Lagian udah lama banget. Paling gua cuma liat dari jauh abis itu ke Paris."

"Jauh amat, jangan bilang lo mau ngintilin dia honeymoon?"

"Enggak lah jen, gila aja kali gua. Bokap nyuruh kesana buat bantu tante gua buka butik di sana. Lagian lo tau sendiri gak bisa selamanya gua seenaknya mulu."

Jennie mengangguk mengerti. Meski ngeselin terkadang seru juga ngobrol kayak gini. Mungkin selepas Jennie tau alasan kenapa orangtuanya menjodohkannya dengan Taehyung waktu itu. Begitu pun sebaliknya.

"Lalu bagaimana dengan pria itu?" kini giliran Taehyung bertanya.

"Siapa?"

"Itu pria mata kucing dan kulit pucat itu."

"Ah dia? Ada apa memangnya."

"Akhir-akhir gua gak liat dia, apa mungkin kalian putus?"

"Putus apanya, lagipula hubungan kita itu palsu."

"Udah gue duga," ucapnya kemudian meminum kembali Americano.

"Lalu selama ini apa lo tidak merasakan sesuatu? Seperti perasaan menyengat atau kupu-kupu berterbangan di perutmu," tambah Taehyung.

"Ahh perasaan itu, bohong kalau gua bilang nggak. Bahkan setiap berada didekatnya gua merasakan yang lo maksud tadi."

"Kalau begitu kenapa tidak berkencan betulan saja, gua perhatiin dia juga merasakan yang sama."

Jennie menghela nafasnya melihat tangannya menggoyangkan gelasnya, "Justru karena gua terlalu menyukainya gua gak mau berkencan dengannya. Dia harus bertemu orang baik."

Oh, my Jennie! [√]Место, где живут истории. Откройте их для себя