24. (After)

163 32 1
                                    

Kerjaan Jennie akhir-akhir ini gak jauh dari rebahan. Gak tau kenapa semenjak pisah Jennie makin gabut aja. Bisa aja dia liatin orang pacaran di taman tapi sekarang udah gak excited lagi kayak dulu. Rasanya kayak jadi nyamuk di dunia yang beda.

Ngomong-ngomong Jennie udah keluar dari tempat kerja paruh waktunya di cafe Kihyun, temannya Yoongi. Karena tau Yoongi bakal sering mampir kesitu makanya Jennie milih keluar. Gatau kenapa sejak pacaran kontrak udah selesai Jennie berusaha menghindar. Padahal pacar kontrak loh bukan beneran.

Sekarang Jennie lagi nonton drakor sambil rebahan tanpa minat. Bel apartementnya bunyi gak lama kemudian terdengar bunyi tombol dan pintu terbuka. Nampak lah Jaemin dengan segala cemilannya. Udah beberapa sebelumnya Jaemin tinggal di apartement Jennie. Jennie yang nyuruh, alasannya gak suka sepi.

"Jaem, lu tinggal bareng gua aja disini," pinta Jennie masih diposisi rebahan di sofa.

"Ogah ah, kakak berisik."

"Tau gak, dulu gua suka sendirian bahkan kesendirian itu udah jadi temen gue. Tapi akhir-akhir ini gua malah jadi benci sendirian."

Setelah denger kata-kata kakaknya keesokan harinya Jaemin datang ke apartement Jennie dengan koper berisi baju dan barang bawaan lainnya. Tanpa bertanya lebih Jaemin benar-benar pindah.

"Lama-lama jelek banget lu kak," ucap Jaemin mengomentari penampilan Jennie yang kumal. Udah kayak manusia nolep aja. Jaemin yakin pasti Jennie belum mandi dari kemarin.

"Hematlah air, sayangi bumi. Supaya tidak habis dan rusak untuk cucu kita kelak," jawab Jennie.

"Tinggal jawab males aja susah amat. Lagian gimana kakak mau punya cucu, nikah aja gak mau."

Jennie tak menjawab karena mager. Malas gerak dan malas berbicara. Seakan energinya akan cepat terkuras kalau berbicara sedikit saja.

"Udah sih kak tinggal temuin aja orangnya. Lagian kalian bukan pacaran beneran."

"Gua pikir kalau ngejauh bakal lupa dan nemu minat yang lain. Gua pikir ngeliat jauh udah cukup, ternyata gua makin lama makin serakah," jawabnya masih tiduran di sofa dengan nada lesu.

"Yaudah tinggal dimilikin aja susah amat."

"Playboy kayak lo gak bakal ngerti. Dia harus ketemu orang yang baik dan pantas dengannya untuk bersanding."

"Terus masalahnya apalagi kakak? Kakak bukan orang baik gitu?!"

"Gua bukan orang baik Jaem, orang baik gak bakal di pukul."

Jaemin menarik nafasnya berat. Kumat lagi Jennie nya.

"Makanya dia harus ketemu dengan orang baik dan sehat jasmani rohani."

Tak sadar mata Jaemin memanas. Ia langsung mendongakkan kepalanya supaya air matanya masuk kembali. Masa seorang lelaki menangis. Jaemin sebal, kenapa kakaknya berbicara seperti itu dengan datar dan ekspresi kosong?

___

Akhir-akhir ini Yoongi mengurung dirinya di studio menyibukkan dirinya membuat lagu. Sampai orang-orang yang melihatnya Yoongi itu kesurupan orang gila karena tak pernah melihatnya tidur, pulang juga paling buat mandi dan ganti baju.

"Nih makanan buat lo," ucap Woozi memberikan plastik berisi kotak bekal.

"Gak usah buat lo aja," jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.

"Batu banget dibilangin. Lo itu manusia bukan robot. Lagian makanannya nyokap lo yang bikin, katanya khawatir sama lo."

Akhirnya Yoongi membuka kotak bekalnya. Lengkap amat, empat sehat lima sempurna ini. Meski mager buat nelen makanan, Yoongi tetep maksain buat makan daripada di cerewetin mamanya.

Oh, my Jennie! [√]Where stories live. Discover now