23. (END?)

198 38 9
                                    

Jennie bersenandung ria melihat pantulan dirinya di cermin yang sedang merias diri. Setelah puas matanya melirik ke arah kalender yang angkanya dilingkari dengan spidol merah. Satu hari lagi semua urusannya selesai. Satu hari lagi Jennie sudah tidak memiliki hubungan lagi dengan Yoongi. Dirinya menarik nafas dan memaksakan senyumannya. Seperti biasa hari ini dirinya tidak boleh bersedih. Karena semua pasti akan berlalu.

"Besok itu kan hari terakhir. Untuk hari ini dan besok ada yang mau lo lakuin gak?" tanya Yoongi. Kini keduanya bertemu di cafe.

Jennie tersenyum jahil setelahnya ia mengeluarkan selembar kertas yang sudah di catat hal-hal yang akan mereka lakukan untuk kedepannya.

"Cat kuku? Lu gila! Gak ah gua gak mau," tolak Yoongi melihat satu persatu.

"Bisa di apus kok. Lagian kata lu gua bebas mau ngelakuin apa aja?!"

"Yah tapi gak begini juga."

"Yaudah bagian kaki aja. Kan gak keliatan sama orang-orang," ujarnya memohon dengan tatapan mata yang sengaja di imutkan.

Yoongi menghela nafasnya pasrah, "yaudahlah suka-suka lo."

"Melihat matahari terbit di pantai?" tanya Yoongi melihat kalimat bagian akhir.

"Oh itu buat hari terakhir kita. Gua sering liat di drama dimana saat pasangan melihat matahari terbit kemudian berpisah."

Yoongi berdecak, "otak lo emang otak emak-emak yang suka nonton drama."

Jennie cuma membalasnya dengan cengengesan.

"Jadi apa dulu yang kita lakuin sekarang?" tanya Yoongi.

"Bermalas-malasan di rumah."

"Di rumah? Gua pikir lo mau jalan-jalan jauh di luar."

"Gua suka liat di drama. Dimana pasangan lagi mager keluar dan berakhir quality time bersama di rumah. Baca komik, masak bersama, dan nonton Netflix."

"Emang ya kalau sama lo selalu mau ngapain aja ada rencana," ucapnya sedikit memuji.

"Kenapa lo gak suka? Atau ada juga yang mau lakuin?"

"Gua gak masalah. Lagian emang gua suka bermalas-malasan di rumah."

Keduanya pun membaca komik bersama di rumah Yoongi. Karena Yoongi sendiri juga mengoleksi banyak komik. Posisinya Yoongi tengkurap dan Jennie tiduran di atas perut Yoongi.

Udara siang yang panas namun sejuk dengan pintu balkon yang sengaja dibuka. Angin berhembus masuk membuat gordennya menari-nari.

Terdengar suara Jennie menarik ingus dan menangis sesenggukan.

"Kenapa lo?" tanya Yoongi panik.

"Kasian ceweknya ditinggal mati sama mamanya," jawab Jennie.

Yoongi ingat di komik itu. Reaksinya sama seperti Jennie saat membacanya. Dirinya menangis dan berakhir tidak membaca lagi saking sedihnya karena tidak mau menangis lagi.

"Gua gak mau baca ini lagi kasian," ucap Jennie final sembari menutup bukunya.

"Yaudah lu pilih yang lain aja. Gua juga punya komik yang genrenya komedi."

Jennie pun bangun dan berjalan ke arah rak bukunya yang berisi banyak komik. Sembari Jennie memilih, Yoongi terdiam melihat punggung perempuan itu. Rambut panjangnya yang diikat asal dan kaos oblong supaya nyaman dipakai. Meski biasa saja tidak menutupi paras cantiknya. Yoongi hanya bisa menarik nafasnya. Ia mendoktrin dirinya dengan berkata, tidak apa-apa semua akan berlalu seperti biasa.

Oh, my Jennie! [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang