"Cepet Zel! Lama banget kayak siput." teriak Maclo yang tengah menonton tv.

Zizel kembali ke ruang tamu membawakan salad buah dan juga kopi pesanan cowok garang itu. 

Maclo langsung meneguk kopi yang jelas-jelas masih panas, dan akhirnya di semburkan di lantai yang sudah di pel bersih.

"Lo gimana sih! Ini kenapa masih panas? Nggak becus banget lo Zel! Nyokap gua mimpi apa sampai jodohin gua sama cewek begini." omel Maclo.

Trang!!!

Zizel menjatuhkan nampan yang ia pegang dan menahan tangis kala dikatai tak becus. Ia padahal sudah susah payah mengerjakan urusan rumah sendiri.

"Yang gua tau sekarang lo jahat."

"Gua jahat? Kapan gua jahatin lo." tak terima Maclo.

"Di mata lo gua selalu salah diomelin mulu nggak pernah dipuji, padahal dulu sebelum nikah gua gak pernah bersihin rumah segede ini sendirian." kesal Zizel langsung pergi keluar.

Maclo tertegun dengan sikap menyeramkan Zizel ketika ngamuk. Ia memakan salad itu lalu menonton tv membiarkan Zizel di luar.

Zizel duduk di depan pagar rumah dengan kaki disilangkan sambil memakan es krim yang diambil dikulkas, untung masih tersisa satu.

Terlihat langit mulai mendung jika begini ia harus segera masuk keburu hujan lebat.

"Masuk Zel!" Maclo meneriaki dari pintu rumah.

Zizel berdiri lalu berjalan masuk dan tak mau melihat Maclo barang sedetikpun, rasanya masih haram jika menatap mata Maclo.

"Udah tau mau hujan masuk aja harus diingetin, minta gua pujuk?"

"Nggak banget."

"Yaudah sono balik lagi." Maclo menunjuk pagar yang masih terbuka.

Zizel tak menyangka ada cowok se-plinplan Maclo, ia mengangguk lalu memutar arah kembali keluar namun tangannya ditahan Maclo.

"Lo sensi banget sih gua bercanda kali."

"Oh."

Maclo tak menanggapi lagi ia menggandeng tangan Zizel masuk ke dalam. Kita lihat aja siapa yang betah diem-dieman paling lama, ia yakin gadis itu tak mungkin tahan mendiaminya.

"Masakin gua telor ceplok tapi setengah mateng, kalau nggak berhasil gua gak jadi makan masakan lo." ancam Maclo.

Zizel hanya mengangguk tanpa berbicara. Maclo jadi terlihat seperti cowok lemah karena tak bisa didiamkan Zizel barang beberapa menit. 

"Udahlah lama gua mau main keluar, nggak jadi makan." Maclo keatas mengambil kunci motor dan berharap saat turun dilarang Zizel pergi.

Ternyata Zizel tak melarangnya, malah cewek itu segera mematikan kompor dan memakan sendiri telor ceplok yang sudah matang. Merasa pundung Maclo langsung keluar dan sengaja menyalakan motornya kencang agar terdengar ke dalam.

"NYEBELIN!" pekik Zizel.

Gadis cantik itu duduk dan menempelkan pipi di meja makan, capek-capek memasak telor ceplok setengah matang tapi malah kabur anaknya nongkrong di luar.

Namun terdengar klakson motor dari halaman depan. Setelah diamati suara motor itu dari Maclo.

Maclo menarik kursi makan dan duduk di sebelah Zizel yang masih menempelkan pipi di meja.

"Lo masih marah sama gua gara-gara tadi?"

"Kesel gua sama lo. Mau cerai aja."

"Zel, gila lo ya ngomong gitu? Baru beberapa bulan nikah udah bosen aja lo sama gua, bibit playgirl." tuding Maclo.

MACLO [ SEGERA TERBIT ]Where stories live. Discover now