21 | Menarik

184 23 2
                                    

Tokk..! Tokk..!

Dalam hitungan detik, Pak Antony dengan ramah membukakan pintu ruangannya. "Devian, Sebastian, ada apa tumben sekali kalian datang ke ruangan saya?" tanya Pak Antony.

Tanpa berbasa - basi, Devian langsung unjuk rasa tentang kembalinya Ethan ke sekolah. "Pak Antony, maaf kalau saya lancang tapi saya sangat tidak setuju Ethan bersekolah disini lagi. Dia pembunuh! Pak Antony inget kan kalau Ethan pembunuh Nando? Sahabat saya Nando!"

Pak Antony membalas dengan senyuman tipis, "Itu sudah keputusan dari yayasan dan seluruh pihak sekolah, saya tidak bisa berbuat apa - apa lagi. Kepolisian juga menolak penangkapan Ethan karena-"

"Saya gak terima! Apa siswa dan siswi mati di sekolah ini mulai menjadi hal wajar?! Kalau saya bunuh Sebastian hari ini, apa saya akan diperlakukan spesial kayak Ethan?" potong Devian yang sudah tak bisa menahan emosi.

"Kami tidak memperlakukan Ethan dengan berbeda seperti yang kamu pikirkan. Maksud kami-"

"Terima kasih Pak, maaf kami mengganggu waktu Pak Antony," ucap Sebastian dingin. 

Kemudian dengan cepat Sebastian menarik paksa Devian menjauh dari sana. "Gue tau emosi lo sekarang lagi meledak, tapi sekeras apapun kita protes juga gak akan ngerubah keadaan."

"Gue  cuma butuh alesan kenapa Ethan bisa balik sekolah dan gak dipenjara! Emangnya lo mau setelah Amadea, Nando, terus selanjutnya kita?"

"Biar itu urusan gue. Gue bakal cari tau jawabannya, dan lo jangan pernah terlibat sama Ethan lagi. Paham?"

"Terserah lo deh. Tapi kalo Ethan mulai nyari ribut duluan sama gue, gue gak akan diem aja," tegas Devian. Sebastian hanya menghela nafas pasrah, memang Devian keras kepala.

Tidak jauh dari sana, ternyata Nicole sejak tadi sudah diam - diam mendengarkan seluruh percakapan mereka. "Menarik juga sekolah ini. Pokoknya gue harus tau semua informasi tentang kasus Ethan,"

"Tapi kenapa Ethan bisa bunuh orang ya? Sengaja kah? Atau mungkin dijebak? Atau emang sebenernya dia psikopat?" pikir Nicole bermonolog.

"Padahal Kak Ethan kan ganteng, tapi kenapa serem gitu sih!"

"Oh ya, terus Amadea juga siapa ya? Apa dia meninggal karena dibunuh Ethan juga? Gue harus cari tau semuanya,"

Bugh!

"Aaww! Apaan sih lo udah-" Seketika jeritan Nicole terhenti saat ia menyadari pria yang memukul kepalanya dengan buku adalah Sebastian.

Sebastian mengangkat sebelah alisnya, "Lo nguping?"

"Anak baru udah jadi jagoan nih? Berani banget lo nguping pembicaraan kita," sahut Devian.

Nicole langsung menggeleng cepat. "Ih enggak! Nguping apa sih? Aku aja gak tau kalo kalian ada disini,"

"Eh sadar ya lo itu masih bocah, jangan ikut - ikutan urusan anak kelas 12. Gak usah cari perhatian," hina Devian ketus.

"Siapa yang mau ikut campur? Gue mending makan es campur daripada ikutan drama gak jelas kalian, gak menarik sama sekali!" jawab Nicole tak mau kalah.

Agar Nicole tidak dilempar pertanyaan lainnya, ia pun memilih untuk kabur dari mereka tanpa berkata apapun lagi. Ia berlari kecil hingga tak sengaja...

BRUK!!!

"Aduh!" jerit Kiara sambil mengelus perutnya. 

Nicole yang tak merasa bersalah itu hanya menyengir lebar, "Kok kakak ada disini sih?"

"Lo punya mata gak sih?! Jelas - jelas lo yang barusan nabrak gue duluan malah lo yang marah. Makanya di sekolah gak usah lari - larian kayak gitu, ini sekolah SMA bukan buat anak SD," rutuk Kiara.

FORGERY [ON GOING]Where stories live. Discover now