60 || Terbongkarnya Rahasia Pengkhianatan

Start from the beginning
                                    

“Stef, tap_”

“Din, aku mohon. Aku nggak mau terus-terusan merasa bersalah.”

“Stef, ayolah. Kamu lupa kalau Jovian itu licik? Aku akan berusaha untuk ambil hp itu, apa kamu pernah mikir gimana reaksi keluarga kita setelah video itu tersebar? Bukan cuman kita yang malu, mereka juga.” Sela Dino putus asa.

“Kalau kita jujur, aku yakin pasti Om Jack akan bantuin kita. Aku nggak mau terus-terusan gini, aku nggak mau.” Raung Steffany memukul dada Dino brutal.

“Say_” suara Dino tercekat. Akibat kebodohannya, Steffany juga menjadi korban nya.

“Maaf.” Lirih Dino mendekap Steffany semakin erat.

Cekrek.

Suara jepretan kamera dibarengi dengan kilatan cahaya membuat Dino dan Steffany terkejut. Kedua orang itu langsung bangkit berdiri, mereka berdua langsung mematung ditempat Ketika mendapati Aksa dan Raka sedang berdiri diambang pintu kamar Dino.

Aksa tersenyum miring, sementara Raka memasang wajah menahan emosi. Raka bergerak ingin menerjang Dino, namun dengan sigap Aksa menahan Raka.

“Nggak perlu pake otot, cukup pakai otak lo,” ujar Aksa.

Raka mengibaskan jaketnya menatap Dino sengit. “Anjing lo! Se tega itu lo berkhianat? Anjing! Sialan lo berdua.” Maki Raka. “Lo juga Stef, mau-maunya lo jadi pemuas nafsu bejat si anjing ini!” hina Raka membuang ludahnya kasar seolah menganggap Steffany adalah cewek paling menjijikkan.

“Lo nggak perlu hina cewek gue!” teriak Dino tak terima.

“Menghina? Bukannya emang itu adalah fakta? Bahkan dia jauh dari kata terhina! Lagian gue bingung, kok bisa-bisanya kalian berbuat hal itu pake acara di video. Biar apa anjing? Biar apa?!” sinis Raka.

“Raka!” teriak Dino nyalang, dengan Langkah cepatnya ia menghampiri Raka. Mencengkeram kerah jaket Raka lalu membanting Raka ke lantai.

Dino memukuli Raka membabi buta. Ia begitu tidak terima jika Steffany direndahkan seperti itu.

“Berhenti sialan!” lerai Aksa nada bicaranya masih terdengar santai. “Berhenti! Berhenti anjing!” ujar Aksa lagi. Kali ini ia menarik Dino menjauh dari Raka.

“Steffany nggak sehina yang lo pikir anjing!” tunjuk Dino pada Raka.

Raka menyeka darah yang mengalir dari pelipisnya. Bibirnya menyunggingkan senyuman miring, tak mau kalah dari Dino ia pun membalas serangan Dino.

Aksa kualahan menghentikan Raka. Ia bahkan sampai terkena pukulan Dino, mereka sudah cukup emosi dan sulit untuk dihentikan. Dalam sekali Gerakan, Aksa menendang Raka dan Dino hingga keduanya terjungkal kelantai. Satu pukulan Aksa berikan masing-masing mengenai pipi keduanya.

Napas Aksa tersengal-sengal. Ia meringis sembari menekan sudut bibirnya yang sedikit robek akibat terkena pukulan Raka. “Gila lo berdua! Gue tinggal hampir sebulan aja kalian udah sekacau gini! Kalian tuh gede! Selesaikan baik-baik masalahnya!” desis Aksa.

“Mereka yang bikin semua nya hancur!’ ujar Raka sembari menunjuk ke arah Dino dan juga Steffany. Raka menggeleng kepalanya lirih. “Kenapa, Din? Kenapa, Stef?” lirih Raka parau. Raka masih tak percaya jika sahabat dekatnya sendiri yang sudah membuat nya menjadi kambing hitam di permasalahn yang Dino dan Steffany buat sendiri.

“Lo lupa? Kita udah barengan dari kecil, Din. Tapi kenapa? Kenapa lo se tega ini sama gue. Bahkan bukan cuman gue. Tapi, Alendra, Aksa, dan juga anak Dirgoun.” Raka menunduk dalam. Ia tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya.

Setetes air mata jatuh, namun dengan cepat Raka menghapusnya. Ia memalingkan wajah ke samping tidak sudi menatap Dino.

“Rak, maaf. Maaf, karena gue udah bocorin lokasi basecamp dan malah mengkambing hitam kan lo. Gue minta maaf, Rak. Gue juga terpaksa.” Sesal Steffany.

AlendraWhere stories live. Discover now