"Y-ya Siapa tau Aisyah menikah dua kali," ucap Aisyah dengan tampang polosnya membuat Lisa terkejut.

"Eh astagfirullah Aisyah! Istighfar kamu,"

Aisyah pun tersadar dengan ucapannya, ia menutup mulutnya yang keceplosan  "Astagfirullah! Hehe Afwan bunda,"

"Omongannya dijaga," tegur bunda Lisa.

"Hehe iya Buna, Afwan," ujar Aisyah cengengesan.

Lisa bahkan sampai tak habis pikir dengan putrinya itu "Sekarang pilih, kamu suka desain undangan yang mana?

Aisyah melihat banyak sekali desain undangan, banyak sih yang bagus bagus tapi Aisyah kurang suka, sampai akhirnya Aisyah melihat satu undangan yang menurutnya bagus. undangan yang ukurannya sekitar 20×15 cm, perpaduan warna putih dan pink. Ukuran yang tidak terlalu besar, warna pink pastel dengan pita emas di atasnya.

"Yang ini ajah deh Bun, sederhana," ucap Aisyah menunjuk undangan tersebut.

Bunda Lisa mengambil undangannya dan tersenyum "Bagus juga pilihan kamu, berarti fixs yah, yang ini," ucap bunda Lisa memastikan dan Aisyah hanya membalas dengan mengangguk sebagai jawabannya.

Setelah itu ke hening melanda keduanya sejenak. Aisyah nampak memperhatikan air wajah bunda nya yang terpancar bahagia. Wanita itu begitu sangat senang mempersiapkan pernikahan Aisyah.

Bunda Lisa menoleh ke arah Aisyah saat saat putrinya itu terus menatapnya tanpa berkedip.

"Kenapa liatin bunda?" Tanya bunda Lisa.

"Kenapa bunda sangat senang, Aisyah mau menikah? Tanya Aisyah.

Bunda Lisa menyimpan undangan nya itu di atas meja, ia lantas mengusap kepala Aisyah dengan lembut "kalau ada yang tanya, apa kebahagiaan orang tuanya? maka bunda menjawab tumbuh kembang anaknya. Kamu sudah dewasa sayang sebentar lagi anak bunda akan naik level tertinggi dari kedewasaannya."

"Memangnya bunda, tidak sedih Aisyah tidak jadi milik bunda sama papa?"

"Semua orang tua pasti merasa sedih,"

Aisyah memeluk tubuh Bundanya, ah dirinya sampai tertawa suasana. "Maafin Aisyah, kalau punya salah sama bunda,"

"Kamu nggak salah di mata bunda. Jadi nggak usah minta maaf,"

Beneran, bukannya bunda selalu marah ya kalau dapat surat dari bimbingan konseling?" Tanya Aisyah.

Lisa tertawa "Ya kecuali itu sih,"

Aisyah pun ikut tertawa "Maaf belum bisa jadi anak yang baik dan banggakan bunda,"

"Aisyah mau buat bunda bangga?" Tanya Lisa. Aisyah mengangguk

"Jadi istri yang berbakti kepada suami kamu nanti. Dan terima pernikahan ini berniat untuk kamu memulai hidup baru dengan lapang dada tanpa paksaan sedikitpun," Ujar bunda Lisa.

Dengan senyuman tipis Aisyah mengangguk. "Insyaallah, Aisyah akan terima dengan lapang dada dan semata-mata hanya kepada Allah,"

"Alhamdulillah,"

"Boh yah, bunda. Kalau boleh tau, nama orang yang mau dijodohkan sama Aisyah siapa?"

"Cieee, kepo ya?" Goda Bunda Lisa membuat pipi Aisyah bersemi malu.

"Ish! Nggak jadi deh!"

"Namanya Ilham," ucap bunda Lisa.

Aisyah membisu setelah mendengar ucapan bundanya.

"Kamu nggak boleh gitu Syah, jangan terlalu benci sama orang, bisa saja orang yang kamu benci itu berjodoh dengan kamu," ucapan Fatia beberapa waktu terbenam di pikiran Aisyah.

"Aisyah!" Panggil bunda Lisa menyadarkan Aisyah dari lamunannya.

"Kenapa?" Tanya bunda Lisa

Aisyah menggeleng "Enggak apa-apa kok bunda," ujarnya memaksakan senyum di hadapan bunda Lisa.

Aisyah menetralisasi degup jantung nya sebelum bertanya lebih lanjut lagi "Hmm, apa Aisyah kenal orangnya bunda?"

Bunda Lisa mengangguk dengan semangat, nampaknya putrinua ini mulai tertarik dengan perjodohan ini " Iya, kamu kenal,"

"Siapa orangnya?" Tanya Aisyah penasaran.

"Hmm, kasih tau nggak yah?" Bunda Lisa mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya.

"Ya kasih tau donk bunda, biar Aisyah mempersiapkan diri,"

"Tunggu aja deh pas hari pernikahan kamu" ucap bunda Lisa kini sudah sibuk lagi dengan hpnya.

"Memangnya hari pernikahan kapan?

"Lima hari lagi sayang. Kenapa, udah nggak sabar ketemu calon suami nya, atau nggak sabar mau rasain enaknya menikah?"

"Yakan, Aisyah cuma nanya,"

"Kamu tunggu aja, pokoknya calon kamu itu ganteng banget mirip sehun Exo!"

Aisyah menghela nafas, bundanya ini memberi informasi yang setengah-setengah, dirinya kan, jadi ovt sekarang. Ia benar-benar penasaran dengan calon suaminya apalagi namanya yang mirip dengan–tidak! Aisyah menggeleng cepat menghempas pikiran bodoh nya itu.

"Nggak ada lagi kan bunda, Aisyah mau naik keatas ini,"

"Iya,"

"Cantik juga pilihan anak ku sama kayak selera bundanya nih," bunda Lisa tersenyum simpul menatap undangan di pegang nya.

***

Sesampainya Aisyah di kamarnya, ia langsung menutupnya dan bersandar pada tembok.

Aisyah menghela nafas panjang "Oke Aisyah, rileks aja. Nama seperti itulah banyak dipakai."

Setelah mengetahui nama calon suaminya, Aisyah semakin dibuat frustasi dan penasaran tidak sabar untuk cepat-cepat harinya. Entahlah mengapa sekarang ia jadi tidak sabar untuk menikah, tidak! lebih tepatnya penasaran dengan calon nya.

"Tapi kalau Aisyah minta dipercepat, kan, jadi aneh,"

"Aish! Kenapa sih kakek harus Aisyah yang di jodohkan," Aisyah mengacak rambutnya rambutnya frustasi setelah melepas jilbabnya.

"Ya Allah, kasih petunjuk Aisyah…"

Aisyah menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Bismillah deh, semoga aja bukan Gus Ilham yang itu,"

"Tapi kalau sampai dia…Aaaa! Jangan ya Allah Aisyah tidak mau!"

_GUS ILHAM MY HUSBAND_

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN

Follow akun Instagram dan wattpad @watypadasya

TBC.

Rabu, 8 Desember 2021

Revisi: 23 Maret 2023

GUS ILHAM MY HUSBAND || TERBITWhere stories live. Discover now