Chapter 30 - Mischievous Expression

28K 4.7K 489
                                    


"Yang mulia." Fench menatap lurus kearah Hadeon yang saat ini tengah berganti pakaian didalam kamarnya. "Katakan." Balas Hadeon lantaran mengerti dengan kode dari air wajah anak buahnya itu.

"Yang mulia Grand Duke Pavlusha, dan Grand Duchess Pavlusha, beserta tuan muda Cyarne telah tiba."

Hadeon tampak mendesah dengan kasar. "Bedebah satu itu, aku sudah mengatakannya untuk tidak berkunjung dulu." Selepas mengenakan mantel mewah berbahan katun, Hadeon tampak langsung berjalan menuju pintu keluar kamarnya dengan ekspresi yang dingin. "Dimana mereka saat ini, Fench?"

"Kereta kuda yang mulia Grand Duke baru saja melewati gerbang masuk utama mansion." Balas Fench.

Hadeon terdiam sejenak, pria itu tampak melangkahkan kedua kaki jenjangnya dengan lebar untuk melintasi lorong kediaman utama Duke Vyacheslav. "Bagaimana dengan Madelaine dan Dixon?"

"Nona muda Madelaine saat ini masih berada didalam kamarnya, sementara tuan muda Dixon tengah berkutat di auditorium bersama ketua pasukan kesatria untuk memeriksa beberapa persiapan melawan monster."

Hadeon menghentikan langkah kedua kakinya secara tiba-tiba, seraya menatap lurus kearah Fench. "Mengapa Madelaine masih belum keluar dari dalam kamarnya? Apakah anak itu sakit?"

Fench menunduk ringkas. "Saya akan segera memeriksanya, tuan."

"Tidak, biar aku saja yang langsung menemuinya." Putus Hadeon.

"Ta-tapi.." Fench tampak gelisah. "Tuan, bagaimana dengan yang mulia Grand Duke dan Grand Duchess? Apakah anda hendak membuat beliau menunggu kedatangan anda? Ini akan merusak citra keluarga Duke Vyacheslav jika anda membiarkan tamu penting seperti beliau menunggu terlalu lama." Komentar Fench membuat Hadeon langsung memberikan lirikan mautnya.

"Memangnya apa yang lebih penting dari menengok keadaan putriku? Apa mereka mau bertanggung jawab jika terjadi sesuatu kepada Madelaine?"

Fench sontak langsung menutup celah bibirnya rapat-rapat, seraya menunduk dalam dan membiarkan Hadeon memutar haluan langkah kakinya menuju daerah kamar Madelaine terletak.

*****

Disudut ruangan pakaian dan aksesoris, terdapat sebuah pintu lemari yang cukup tersembunyi. Setelah menarik pergelangan tangan Kairos, dan mendorong tubuh kekar pria itu agar masuk kedalam lemari. Sontak Madelaine langsung menatap lurus kearah kedua iris merah milik pria itu, seraya meletakkan jari telunjuknya didepan parasan bibirnya. "Kau tunggu disini sebentar dan usahakan untuk tidak membuat suara sama sekali ya?"

"Mengapa aku harus bersembunyi didalam sini—"

"Intinya untuk saat ini kau tidak boleh keluar dari dalam lemari!"

"Apa?"

"Ssh, diam saja disini."

"Tapi aku harus pergi."

"Kau tidak bisa keluar sekarang, soalnya sebentar lagi dayangku akan datang. Lagipula, memangnya kau punya tujuan untuk pergi?" *Maksud Madelaine lebih ke 'Emang kau punya tempat tinggal?'

Tok.

Tok.

Tok.

"Nona Madelaine? Apakah anda sudah bangun?" Suara lembut Shula terdengar dari luar sana, membuat Madelaine sontak langsung cepat-cepat menutup pintu lemari dengan rapat dan melangkah keluar untuk menghadap Shula.

BEYOND THE HORIZONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang