Chapter 1 - Is It Really A Dream?

52.6K 6.9K 130
                                    


Bulir-bulir keringat tampak berderai dengan cukup deras dari pelipis Madelaine. Perempuan cantik bersurai biru mencolok yang tidak terang dan juga tidak gelap itu tampak menggeliat gelisah diatas tempat tidurnya. Kelopak matanya sedikit berkerut, sementara jemari dari kedua tangannya mulai meremat seprai tempat tidurnya dengan erat.

"Haaa... Ha... Haaa..." Madelaine menolehkan wajahnya kekanan dan kekiri dengan gelisah, sebelum kemudian ia secara tiba-tiba saja membuka kedua kelopak matanya dan bangkit dari posisi berbaring.

Rongga dada Madelaine tampak membusung dan bergerak naik-turun. Perempuan cantik itu kemudian melirik kearah kedua telapak tangannya dengan ekspresi yang begitu ketakutan.

"A.. Apa yang terjadi? Apakah aku baru saja mengalami mimpi buruk?" Madelaine bergumam dengan nada suara yang lirih.

Sorot sinar matahari yang menelusup melalui celah-celah jendela yang tidak tertutupi oleh kain gorden membuat kepala Madelaine diterjang pening. Perempuan cantik itu segera meringis seraya memejamkan kedua kelopak matanya sejenak.

Tatkala Madelaine tengah memejamkan kedua kelopak matanya, sebuah memori terkait dirinya yang mengalami kejadian mengenaskan secara tiba-tiba saja terputar didalam kepalanya. Sontak, Madelaine segera kembali mengerjap dan membuka kedua kelopak matanya lebar-lebar.

"Apa itu barusan? Aku.." Madelaine melirik kearah kedua tangan dan kakinya secara bergiliran, lalu kembali berujar. "Kedua kaki dan tanganku yang dipotong? Hah.. Mimpi mengerikan macam apa itu.." Gumam Madelaine seraya memilin pelipisnya dengan lembut.

Madelaine merasa gelisah dan juga ketakutan karena mimpi yang barusan ia alami terasa begitu nyata, semuanya terlalu ganjil jika dianggap sekadar mimpi. Rasa perih, sakit, semuanya, bahkan sampai rasa ketika kedua tangan dan kakinya dipotong maupun dirinya yang didorong kedalam kobaran api. Semua rasa sakit itu benar-benar terasa begitu nyata, seolah-olah Madelaine sungguh mengalaminya.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan dari balik pintu masuk kamarnya membuat Madelaine terkesiap. Namun dibandingkan rasa kagetnya, Madelaine lebih terkejut lagi ketika seorang pelayan tampak melangkah masuk dan mengatakan bahwa sang Duke alias ayahnya, meminta dirinya untuk menghadap kepada pria itu sekarang.

Oh, ada gerangan apa? Bukankah selama Madelaine hidup, dari ia lahir hingga saat ini, pria itu tidak pernah memperdulikan dirinya? Jangankan meminta Madelaine untuk menghadap kepada dirinya seperti sekarang, pria itu bahkan tidak perduli ketika mengetahui bahwa para pelayan selalu menindas dan menyakiti dirinya.

Dari pakaian hingga makanan, Madelaine tidak bisa mendapatkannya dengan mudah, meskipun saat ini ia tinggal didalam mansion besar milik keluarga Duke Vyacheslav.

"Tuan besar meminta anda untuk segera datang ke ruangannya."

Huh. Anda?

Pelayan itu bahkan tidak pernah memanggil Madelaine dengan sebutan yang seharusnya yaitu 'nona'.

Yah, Madelaine tidak dapat protes dan mempermasalahkan hal tersebut. Lagipula semua itu juga disebabkan karena dirinya yang terlahir berbeda. Alih-alih memiliki surai rambut berwarna perak dan juga iris berwarna kuning emas, Madelaine justru malah memiliki warna biru mencolok dikedua iris dan juga setiap helai rambutnya.

Tentu saja hal tersebut langsung membuat orang-orang bertanya-tanya, sebenarnya Madelaine itu putri siapa? Jelas-jelas tuan Duke memiliki rambut perak dan iris kuning emas, sementara mendiang Duchess sendiri pun memiliki surai cokelat dengan kedua iris hijau emerald. Jadi dari mana asalnya warna biru dirambut dan kedua iris yang dimiliki oleh Madelaine?

BEYOND THE HORIZONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang