Chapter 5 - Beautiful Lady With Ocean Blue Hair

45.3K 6.1K 96
                                    

Surai dan iris kedua matanya yang berwarna biru. Ah tidak, warna biru itu bukan sekedar biru biasa. Entah mengapa rasanya warna biru itu terlihat sangat berbeda dari warna biru pada umumnya? Biru.. Memangnya ada orang yang memiliki warna biru seindah itu sebagai warna rambut dan juga kedua bola matanya?

Apakah nona itu adalah seorang putri yang kabur dari kerajaan sebelah? Peri? Dewi? Atau malaikat yang jatuh?

Keterlaluan, lebay sekali kau Eladio!

Perempuan itu memang cantik, tapi tolong jangan sampai melupakan sebuah fakta bahwa kau adalah putra dari seorang bangsawan yang harus menjunjung tinggi sebuah etika.

"Kak Eladio! Apakah kakak baik-baik saja?"

"Ah.." Eladio tersadar dari lamunannya saat merasakan jemari mungil Allen menarik-narik seragam kesatria yang ia kenakan.

Eladio melirik kearah Allen, "Apakah Allen baik-baik saja? Bagaimana dengan lukamu? Kau seharusnya segera mengobati luka itu, ayo kita pergi membeli obat."

Menyaksikan kelembutan tulus dari seorang kesatria yang melayani keluarga kekaisaran, dan seorang anak kecil yang hanyalah rakyat biasa berhasil membuat hati Madelaine terenyuh.

"Terima kasih tuan kesatria." Madelaine membungkuk dan mengucapkan terima kasih kepada kesatria yang ia ketahui bernama Eladio itu.

"Ah tidak apa-apa nona, itu memang sudah menjadi kewajiban bagi saya sebagai seorang kesatria untuk menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan." Balas Eladio dengan hangat.

Didalam hati, Eladio sempat bertanya-tanya. 'Apa mungkin perempuan itu adalah seorang bangsawan?'

Melihat bagaimana ia membungkuk dengan postur yang sangat sempurna. Namun, jika memang benar perempuan itu adalah seorang bangsawan, lantas mengapa Eladio tidak pernah mendengar hal apapun tentangnya?

Tentang seorang nona bangsawan yang memiliki surai dan iris sebiru samudra.

Allen melirik kearah lengan Madelaine yang terluka, dan kemudian berujar khawatir. "Kak Eladio! Kakak juga harus membelikan obat untuk nona itu! Lihat tangan nona itu! Darahnya masih keluar banyak!" Celoteh Allen.

Madelaine menggeleng dan menatap kearah Allen dengan sorot yang lembut, "Hei aku tidak apa-apa, ini tidak sakit. Lagipula darahnya sudah berhenti keluar kok karena aku sudah mengikat lukanya dengan kain untuk sementara."

Allen masih terlihat khawatir, anak kecil itu berjalan mendekati Madelaine dan membungkuk dengan dalam. "Maafkan saya nona! Karena saya nona jadi terluka seperti itu!"

"Hahahah tidak apa-apa." Madelaine membalas diselingi dengan senyuman hangatnya. "Aku memang senang ikut campur dengan masalah orang lain, huh."

Allen mengerjap sekali, kedua matanya yang bulat tampak memandang kearah Madelaine dengan sorot kagum. "Tapi nona.. Siapa nama nona jika saya boleh mengetahuinya?"

"Aku?"

"Iya! Nama nona siapa? Kalau aku adalah Allen."

"Ah begitu, halo Allen. Aku adalah Madelaine, panggil saja aku Maddie." Ujar Madelaine dengan ramah.

"Kalau begitu tuan kesatria, saya minta tolong kepada anda untuk menjaga Allen dan mengantarnya pulang dengan selamat. Saya pamit undur diri dulu untuk sekarang."

BEYOND THE HORIZONWhere stories live. Discover now