Chapter 4 - Unexpected Incident In The Village

44.6K 6.4K 92
                                    


Buk!

Buak!

Brak!

Buk!

"Argh! Akh! A-ampun! Ukhh!"

Buk!

Buak!

"Akhhhh argh! Akh!"

Madelaine yang saat ini tengah berjalan dipinggir bangunan tua disudut kota menolehkan wajahnya kearah sebuah gang yang tampak gelap dan juga seram. Kedua indera pendengarannya masih bekerja dengan baik, dan jelas-jelas Madelaine baru saja mendengar suara seseorang mengerang kesakitan lantaran disiksa dengan pukulan atau entah mungkin bisa juga tendangan yang bertubi-tubi.

Orang-orang disekitar Madelaine yang hanyalah warga biasa tampaknya enggan berbuat sesuatu untuk menolong orang yang saat ini tengah disiksa didalam gang kecil tersebut.

Madelaine melirik kearah para warga dengan dingin. Bagaimanapun, bukankah mereka semua adalah sesama penduduk yang meninggali kekaisaran besar Neveritas?

Sebagai warga yang lahir ditempat yang sama, mereka sungguh buruk dalam hal kesatuan.

Semangat serta dorongan untuk saling menolong satu sama lain itu benar-benar nihil disini. Jika ada yang lemah tengah ditindas, alih-alih memberikan pertolongan, orang-orang tersebut justru malah menutup mata mereka dan berpura-pura tidak tahu.

Sungguh menyedihkan.

Madelaine yang sebelumnya berkehendak pergi menuju pusat kota untuk mengunjungi serikat informasi lantaran hendak membeli identitas palsu, tampak menghentikan langkah kedua kakinya. Madelaine menghela nafasnya dengan kasar, sebelum kemudian melangkah menuju gang sempit yang gelap itu.

"Hei paman tua, jika kau menginginkan uang seharusnya kau bekerja. Bukannya malah mabuk-mabukan sembari memukuli seorang anak kecil seperti pecundang begitu." Madelaine berdiri ditengah-tengah gang tersebut dan menyatu dengan kegelapan didalamnya.

Cahaya yang remang-remang membuat seorang pria dewasa berperut buncit yang saat ini tengah menganiaya seorang anak kecil didalam gang itu tidak dapat melihat wajah Madelaine dengan jelas.

"Apa katamu barusan? Anak kecil sepertimu memangnya tahu apa tentang kehidupan ini hah?!" Pria dewasa itu tampak tersinggung dengan kata-kata Madelaine yang menyuruhnya untuk bekerja.

Madelaine mendesah ringkas.

"Memangnya apa pula keuntungan paman dari menganiaya seorang anak kecil?"

"Itu bukan urusanmu! Pergilah sebelum aku berubah pikiran!!" Usir pria tua itu.

Alih-alih merasa takut, Madelaine justru malah tersenyum.

"Hah... Salahku berusaha mengajak orang yang tidak waras untuk mengobrol." Sindir Madelaine dengan sarkastik.

Madelaine melangkahkan kedua kakinya untuk mendekati pria tua tersebut dan anak kecil yang tampak tengah gemetar ketakutan dihadapannya.

"Hei nak, kemarilah." Ujar Madelaine sembari mengulurkan jemarinya kearah anak kecil tersebut.

"Jalang ini, kubilang pergi!" Sang pria tua hendak meraih tangan Madelaine, namun dengan cepat Madelaine menarik tangannya menjauh dari pria itu.

"Paman tua, sebaiknya anda berhenti melantur dan membuat kekacauan seperti ini."

"Jangan ganggu aku dan cucuku! Ini adalah urusanku! Kau pergilah!"

"Aku memang tidak ingin ikut campur, tapi.." Madelaine menolehkan wajahnya dan menatap kearah anak kecil yang ketakutan itu.

"Hei anak kecil, apakah kau tadi meminta bantuan?" Pertanyaan lembut yang Madelaine ajukan membuat anak kecil itu perlahan menganggukan kepalanya.

BEYOND THE HORIZONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang