08 ♔︎ Belajar bareng

23 8 1
                                    

"Kenapa gitu? Terkadang, kita juga butuh teman dan tempat bersandar."

•••

Hari Minggu seperti ini kebanyakan orang akan bersenang-senang karena hari libur. Berbeda dengan Ailiee dan Pangeran. Dua insan itu sekarang tengah menatap buku-buku pelajaran. Mengingat Senin besok mereka sudah ujian akhir.

Dan semuanya akan segera berakhir di masa-masa SMA.

Selain membaca buku pelajaran, mereka juga berinisiatif untuk mengerjakan kembali soal-soal yang pernah mereka kerjakan sebelumnya. Takut-takut nanti soal ujian yang di ambil beberapa ada dari soal yang lalu.

"Ail. Lo tau yang ini nggak? Soal nomor lima belas." Pangeran mengarahkan bukunya ke arah Ailiee, sebab dirinya lupa dan sedikit tidak mengerti.

Walau mereka berbeda kelas, itu sama sekali tak menghambat belajar bersama. Ailiee yang masih ingat jawabannya segera memberi tahu cowok itu. "Begini," Ailiee sedikit mendekatkan dirinya kepada Pangeran lalu menjelaskan secara detail yang ia tahu.

Bukannya fokus ke arah yang di jelaskan Ailiee. Cowok itu malah salah fokus ke wajah Ailiee yang terlihat tenang walaupun matanya mengisyaratkan kelelahan. Di jarak yang lumayan dekat begini membuat Pangeran puas menatapi wajah Ailiee.

"Gitu. Ngerti nggak? Kecepetan ya jelasinnya?" tanya Ailiee menoleh ke arah Pangeran.

Tak mendapat respon, Ailiee di buat bingung karena Pangeran terus menatapnya. "Heh!" Ailiee menepuk pelan pipi cowok itu.

Pangeran terlonjak terkejut, ia gelagapan sendiri. ''Ngelamunin apa sih?" Ailiee mengerutkan keningnya. Pasalnya, tadi Pangeran sama sekali tidak melamun. Namun sekarang malah diam saja.

"Gue? Gue- emm, tadi sampe mana?" Alih-alih menjawab, ia malah balik bertanya dan kembali fokus pada buku.

Tak mau memperpanjang, Ailiee pun menjelaskan kembali yang tadi ia jelaskan. Untungnya Pangeran menangkap penjelasannya, tidak melamun lagi. "Oke thanks," kata Pangeran yang kini sedang menulis jawabannya pada buku.

Saat Ailiee hendak kembali mengerjakan tugas, tiba-tiba Ibu dari cowok di sampingnya itu muncul dan memberikan nampan yang berisi air minum juga biskuit. "Semangat banget belajarnya, hebat kalian. Tapi inget, jangan capek-capek." Nasihat Ibu yang melihat keduanya sangat giat belajar. Sebenarnya tidak masalah, justru bagus. Namun kalau sampai sakit, itu sama saja tidak berguna. Karena kesehatan yang utama.

"Iya Ibu, maaf ngerepotin ini." Ailiee terkekeh kecil. Tangannya terulur membantu Ibu menaruh gelasnya.

"Nggak papa. Jarang-jarang Prince ngajak temennya kesini."

Mendengar namanya di sebut, Pangeran menatap Ibunya dengan sorot mata memperingati. ''Ibuuu." Pangeran hanya takut Ibunya membeberkan rahasia dirinya yang memalukan. Namanya juga Ibu-ibu tau lah mulutnya gimana.

Ibu menampilkan senyuman mengejek yang membuat Pangeran mati kutu di buatnya. Ailiee yang tak paham hanya mampu menatap Ibu dan Pangeran secara bergantian.

"Ya udah, Ibu kerja dulu ya. Hati-hati kalau berdua aja di rumah, awas loh." Detik setelah itu, Ibu mengambil tasnya yang tergeletak di lantai. Lanjut keluar dari rumah tanpa menutup pintu.

Terjadi keheningan beberapa saat, di karenakan keduanya masih sibuk pada buku masing-masing. Kali ini mereka benar-benar bersungguh-sungguh untuk bisa lulus dengan hasil yang memuaskan.

"Istirahat dulu Ail kalo lo capek," Pangeran menoleh kearah Ailiee dengan sorot mata kasihan. Ia tau betul sedari tadi Ailiee sudah menguap dan mengucak matanya. Seperti menahan untuk tidak tertidur.

RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang