10 ♔︎ Traktir

25 9 7
                                    

"Pangeran kalau lo ninggalin gue. Abis lo!"

•••

Seperti yang di janjikan tadi pagi, Ailiee dan Pangeran kini sudah berada di lapangan untuk melaksanakan hukuman yang masih berlaku. Pemberian dari Bu Tukini.

Keduanya melempar tatap, "Gimana kalau kita challenge." usul Pangeran pada gadis di sampingnya ini.

Gadis itu berfikir sejenak kemudian mengangguk setuju. "Boleh! Siapa takut?" Ailiee mengangkat dagunya, seakan-akan menantang.

Pangeran tersenyum licik. "Yang selesai duluan, traktir makan sepuasnya." katanya menatap Ailiee remeh. "Gimana?" lanjutnya.

Dengan semangat yang menggebu-gebu, Ailiee menjawab. "Deal! Awas kalo lo kabur."

Keduanya pun memposisikan diri masing-masing, di hitungan ketiga. Ailiee dan Pangeran langsung berlari sekencang-kencangnya memutari lapangan sekolah ini yang bisa dibilang cukup luas.

Di putaran ke satu, mereka masih menempati posisi sama. Belum ada yang lebih cepat. Begitupun putaran kedua, ketiga, keempat, sampai kelima. Lalu di putaran keenam hingga ke sepuluh. Ailiee yang menempati posisi lebih cepat, gadis itu menoleh ke belakang. Tepatnya ke arah Pangeran. Ketika kedua mata itu bertemu, Ailiee memeletkan lidahnya mengejek.

Geram, Pangeran tentu tidak mau kalah. Dirinya mempercepat larinya. Hingga di putaran ke tiga belas berhasil membuat keduanya di posisi yang sama. Pangeran tersenyum penuh arti, "Udah capek ya? Gue sih belum." Habis itu, Pangeran langsung berlari secepat mungkin meninggalkan Ailiee yang terlihat letih.

Dan ya, putaran selanjutnya sampai putaran yang terakhir yaitu putaran ke dua puluh. Pangeran lah yang memenangkannya. Cowok itu berteriak senang, "Yesh! Gue menang! Ail, lo wajib traktir gue!"

Terlihat di kejauhan Ailiee masih berlari menghampiri cowok itu dengan wajah letih bercampur kesal. Ketika sudah beres dengan hukuman ini, Ailiee berhenti sambil menyeka keringat yang membasahi wajahnya.

Ia diam seraya mengatur nafas. Tidak sadar bahwa sedang di tatap intens oleh Pangeran. Sampai Pangeran memberinya air minum. "Nih minum dulu."

Dengan senang hati Ailiee menerimanya, "Makasih." katanya dengan tersendat-sendat karena nafas yang belum stabil.

Di saat Ailiee minum, Pangeran mengusap keringatnya menggunakan bajunya. Seragam yang terlihat putih itu seketika basah sebab keringatnya. Karena kasian, Ailiee menyisakan setengah air yang di kasih Pangeran lalu mengembalikannya lagi.

"Baik banget kan gue? Masih nyisain airnya."

Menganggukkan kepalanya. "Bagus kalau lo tau diri." titah Pangeran lalu meneguk sisa air yang ada.

Ailiee menatap julid cowok itu. "Mulutnya emang pedes banget ya." katanya yang di tertawakan Pangeran.

"Inget ya, Ail, jangan kabur. Kalau kabur gue terkam lo!" ancamnya seraya menyunggingkan senyum miring.

Cewek itu melirik Pangeran lewat ekor matanya sambil mencebikkan bibir. "Iya sih! Takut amat gue kabur."

"Jangan pernah kabur ataupun pergi pokoknya, gue nggak terima penolakan."

Tangannya mengusap wajahnya yang memerah karena kepanasan. "Dih? Dah ah, gue mau ke kelas." Ailiee berjalan santai menuju kelas yang di ikuti Pangeran.

Merasa ada yang mengikutinya, cewek itu dengan cepat melihat ke belakang. "Ngapain sih ngikut-ngikut?!" ketusnya kepada Pangeran yang cengengesan.

"Mau mastiin aja kalau lo nggak kabur." balas Pangeran dengan tangannya yang masuk di saku celana.

"Lebay banget lo sumpah! Sana ah, gue risih!" Tak mau menurut. Pangeran justru merangkul bahu Ailiee yang sekarang berada di sampingnya. "Ini malah makin-makin! Gue bilang jauh-jauh malah deket-deket." Cewek itu menggeliat risih. Maklum, ini adalah pertama kali untuknya sedekat ini dengan orang lain.

RAPUHWhere stories live. Discover now