05 ♔︎ POOSA

42 10 2
                                    

"Lo─ aghh gue benci sama lo!"

"Dih? Gue lebih benci sama lo!"

•••

"Shh, pelan-pelan goblok." Aldi meringis merasakan alkohol mengenai lukanya, ia tengah di obati oleh temannya yang tadi pingsan. Kini sudah kembali sadar semua.

"Ini udah paling pelan, Di."

Aldi menyentak tangan temannya yang bernama Reza itu, "Nggak kayak gitu pelan mah!" cercar Aldi ngegas.

"Serah lo dah," Reza pasrah. Serba salah memang.

"Gara-gara cowok tadi nih! Siapa sih dia? Berani banget sama kita. Selama ini belom ada anak sekolah sini yang seberani itu," Aldi heran, cowok tadi benar-benar sangat berani. Biasanya anak sekolah sini hanya mengincar salah satu anggota, tapi ini? Semuanya di buat tepar!

"Gue nggak tau juga, tapi denger-denger dia anak terpintar di kelas IPS." Reza mengucapkan apa yang pernah ia dengar dari orang-orang. Walau begitu, sebenarnya itu sangat tidak penting menurutnya.

Aldi hanya manggut-manggut mendengar penuturan Reza, ia kembali bersuara. "Gitu? Apa lagi? Anak IPS berapa?" Tanyanya tak sabaran.

"Sekelas sama kita tolol!" Reza yang geram lantas menoyor kepala Aldi yang sedang mencoba mencerna. "Hah?" Beonya tak percaya.

Dengan malas Aldi menatap tajam temannya itu, "Gue serius tai!"

"Gue lebih serius eek!"

Mata Aldi seketika membulat sempurna. "Serius lo?! Kok gue jarang liat? Bahkan kayak nggak pernah liat."

"Sama, gue juga. Dan gue baru ngeh pas tadi mau ngambil hape di kelas, terus ngeliat dia lagi sama Ailiee." Reza menjelaskan dengan jujur, yang membuat Aldi tambah bingung.

"Sama Ailiee? Ngapain?" Aldi menatap serius temannya ini, yang di balas Reza dengan santai. ''Mana gue tau."

"Kenapa lo nggak bilang dari tadi anj─"

"Ya lo nggak nanya kok!" Reza dengan cepat mengelak perkataan Aldi yang ingin mengeluarkan nama hewan itu.

"Cape gue temenan sama modelan kek lo!"

Selanjutnya Aldi bangkit dari brankar UKS, dan melangkah dengan cepat menuju kelasnya. Menghiraukan luka-luka yang membekas di wajah.

👑🤴🏻👑

"Pangeran tunggu! Erann ihh!"

Ailiee mencoba mengejar Pangeran yang melangkah tergesa-gesa. Ia ingin menjelaskan kejadian yang sebenarnya, "Pangeran dengerin gue." Ailiee memegang lengan pria itu, tapi dengan langkah jenjang Pangeran membuat pegangan itu terlepas.

Dengan segala cara, Ailiee masih gencar menyamai langkahnya atau kalau bisa menghadang langkah Pangeran. Ailiee berlari, dan akhirnya ia bisa berada di depan pria itu.

Ailiee mendongak menatap Pangeran yang lebih tinggi darinya, "Gue di gudang tadi sama Aldi cuma mau ngobrolin sesuatu yang menurut gue penting. Pake banget." Gadis itu menarik nafas panjang, berusaha menormalkan detak jantungnya yang berdegup kencang sehabis berlari.

"Ngapain lo berdua aja? Main?"

Ailiee tertegun sedetik setelahnya, ia tidak salah dengar? Orang di hadapannya berkata seperti itu? Tapi mengapa rasanya sesak?

"Asal lo tau aja, gue awalnya ngira lo bakalan abis di tangan mereka. Tau nya malah asik sendiri." Pangeran mengeluarkan segala opininya yang ia simpulkan tadi.

RAPUHWhere stories live. Discover now